Ritual Tahunan Sadranan Kampung Trunan Tidar Magelang 2018

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 18 พ.ค. 2018
  • Ritual Tahunan Sadranan Kampung Trunan Tidar Magelang 2018
    Tradisi nyadran di Kota Magelang dimeriahkan dengan garebeg tahu di Kampung Trunan, Tidar Selatan, Magelang Selatan. Gunungan tahu diarak menuju puncak Gunung Tidar, lalu menjadi bancakan masyarakat setempat. Muh Haryadi, salah seorang panitia, menyebutkan, budaya nyadran sengaja dibumbui unsur pariwisata sejak empat tahun terakhir. “Supaya sadranan semakin gereget,” ujarnya.
    Pemusatan acara di puncak Gunung Tidar tak lain juga untuk mendoakan arwah leluhur yang dimakamkan di tempat itu. Seperti Syeh Subakir, Kiai Sepanjang, Kiai Nyi Truno, dan Eyang Bodronoyo.
    Modifikasi nyadran dengan garebeg tahu merupakan wujud penyesuaian dengan lingkungan. Sebagaimana diketahui, Kampung Trunan dikenal sebagai sentral produksi tahu dan tempe.
    “Tapi yang dominan adalah tahunya. Tahu Trunan dikenal alami sampai luar kota, bahkan luar propinsi,” ujarnya.
    Selain arak-arakan gunungan tahu, sadranan dimeriahkan pertunjukan tari yang melambangkan kebersamaan masyarakat Trunan. Di antaranya, tari jurit Jatayu, kubrosiswo, jurit Srikandi, dan jurit lapang. Tarian juga menggambarkan masyarakat Trunan sangat berpegang teguh pada Pancasila.
    “Arak-arakan tahun ini melibatkan 120 penari. Konsep gerakannya dari masyarakat sendiri yang kami selaraskan,” ungkap Ketua Jurusan Prodi Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja,
    Courtesy : HOTEL ATRIA MAGELANG

ความคิดเห็น •