Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim Semoga Allah Ta'ala membimbing kita persoalan cinta ini , Aamin 🤲
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah Rasulullah ﷺ sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Pembelajaran Ke-5 hadits Ke-390 dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Kita masih membahas hadits ke-11 yaitu hadits terakhir dalam Bab tentang ““Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya”, yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Anas, رضي الله تَعَالَى عنه, أَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ ، فَمَرَّ بِهِ ، فَقال : يارسول اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّ هَذا ، فقال له النبيُّ ﷺ : «أَأَعْلمتَهُ ؟ » قَالَ : لا قَالَ : «أَعْلِمْهُ» فَلَحِقَهُ ، فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه ، فقالَ : أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْببْتَنِي لَهُ . رواه أبو داود بإِسنادٍ صحيح “Bahwa ada seorang laki-laki berada di samping Nabi lalu ada seseorang melewatinya dan dia berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini’. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, 'Apakah kamu telah memberitahukannya?' Dia menjawab, 'Belum’. Beliau bersabda, 'Beritahukanlah kepadanya’. Maka dia segera mengejarnya. Lalu berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah’. Maka dia menjawab, 'Semoga engkau dicintai oleh Allah yang karena-Nya engkau telah mencintaiku’." (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih). Dan banyak pelajaran dari hadits ini dan diantara pelajarannya adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu Ijlan salah satu nama besar di dalam dunia Ilmu, beliau mengatakan bahwa, ‘Amal itu butuh pada niat yang benar dan niat yang ikhlas, sampai mencintai seseorang saja butuh keikhlasan’. Makanya orang ini mengatakan ketika di kejar dan bertemu lalu mengatakan, إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah”. Jadi ini menunjukan bahwa sampai mencintai seseorang pun butuh keikhlasan. Dan ini blankspot banyak kita, kita pikir kalau mencintai tidak perlu ikhlas, tetapi kalau shalat butuh ikhlas, Puasa, Haji, Umrah Ikhlas dan ini common sense dan kita semua sudah tahu, tetapi kalau mencintai seseorang itu sudah privasi saja antara aku dengan dia. Padahal mencintai seseorang yang benar adalah karena Allah. Makanya ketika orang ini mengatakan, يارسول اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّ هَذا “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini”, فقال له النبيُّ ﷺ : «أَأَعْلمتَهُ ؟ » قَالَ : لا قَالَ : «أَعْلِمْهُ “Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, 'Apakah kamu telah memberitahukannya?' Dia menjawab, 'Belum’. Beliau bersabda, 'Beritahukanlah kepadanya”. Maka disampaikanlah إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah”. Jadi bukan hanya cinta personal atau cinta hawa nafsu atau cinta karena factor pisik atau karena dia baik dengan kita. Dan dalam konteks hadits ini, laki-laki dengan laki-laki, sayang karena dia baik, punya jasa dan hubungannya sudah lama secara persahabatan dan bukan ini. Tetapi ternyata mencintainya karena Allah Tabaroka wa Ta’ala. Karena orang ini berusaha bertaqwa dan beriman kepada Allah, berusaha berbuat baik dan bukan hanya baik kepada kita tetapi baik dengan yang lainnya. Dan kalau cinta karena nafsu itu cenderung posesif. Namun orang yang mencintai karena Allah tidak demikian, kecuali kalau bertentangan dengan kaidah, tetapi pada dasarnya dia mencintai bukan karena sebatas orang itu baik dengan dia tetapi memang orang ini baik dengan semua orang, sesuai dengan koridor syariat atau rambu-rambu syariat sesuai dengan koridor yang diridhoi oleh Allah Tabaroka wa Ta’ala. Jadi cinta itu butuh keikhlasan, bukan hanya cinta dan senang secara personal atau sebatas dia baik dengan kita. Sekali lagi sampai masalah cinta saja kita hendaknya mencintai karena الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan nanti Allah berikan berbagai macam keberkahan. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Senin, 29 Jumada al-Akhir 1446 AH/30 December 2024 Ahida Muhsin
الحمد لله رب العالمين
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا
Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri beserta Tim Muhajir hafizhahumullahu ta'ala atas ilmunya
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
Semoga Allah Ta'ala membimbing kita persoalan cinta ini , Aamin 🤲
بسم الله الرحمن الرحيم
💫🙏
Jazakumullah khair ,ustadz
Barakallahu fiikum
Alhamdulillahi rabbil alamiin Robbana taqobbal minna
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع
جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم
Jazaakumullaahu khayran ilmu nya Ustadz
Smg Ustadz dan Tim sll dalam lindungan Allaah Subhaanahu wa ta'ala.
Masya Allah Tabarakallah
Alhamdulilah
Walhamdulillaah
Bismillah
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, jazaakumullah khayran Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullah ta'ala atas ilmunya serta segenap tim kajian yg bertugas ,Baarakallahu fiikum 🙏
ALHAMDULILAH
Jazakallah khairan ustadz
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah Rasulullah ﷺ sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Rasulullah ﷺ dan sebagai suri tauladan kita semua. آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Pembelajaran Ke-5 hadits Ke-390 dari Anas رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Kita masih membahas hadits ke-11 yaitu hadits terakhir dalam Bab tentang ““Keutamaan Dan Anjuran Cinta Karena Allah, Orang Yang Mencintai Memberitahukan Cintanya Kepada Orang Yang Dicintai Dan Jawabannya Untuknya Bila Dia Memberitahukannya”, yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan yaitu hadits dari Anas, رضي الله تَعَالَى عنه, أَنَّ رَجُلاً كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ ﷺ ، فَمَرَّ بِهِ ، فَقال : يارسول اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّ هَذا ، فقال له النبيُّ ﷺ : «أَأَعْلمتَهُ ؟ » قَالَ : لا قَالَ : «أَعْلِمْهُ» فَلَحِقَهُ ، فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه ، فقالَ : أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْببْتَنِي لَهُ . رواه أبو داود بإِسنادٍ صحيح “Bahwa ada seorang laki-laki berada di samping Nabi lalu ada seseorang melewatinya dan dia berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini’. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, 'Apakah kamu telah memberitahukannya?' Dia menjawab, 'Belum’. Beliau bersabda, 'Beritahukanlah kepadanya’. Maka dia segera mengejarnya. Lalu berkata kepadanya, 'Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah’. Maka dia menjawab, 'Semoga engkau dicintai oleh Allah yang karena-Nya engkau telah mencintaiku’." (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih). Dan banyak pelajaran dari hadits ini dan diantara pelajarannya adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu Ijlan salah satu nama besar di dalam dunia Ilmu, beliau mengatakan bahwa, ‘Amal itu butuh pada niat yang benar dan niat yang ikhlas, sampai mencintai seseorang saja butuh keikhlasan’. Makanya orang ini mengatakan ketika di kejar dan bertemu lalu mengatakan, إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah”. Jadi ini menunjukan bahwa sampai mencintai seseorang pun butuh keikhlasan. Dan ini blankspot banyak kita, kita pikir kalau mencintai tidak perlu ikhlas, tetapi kalau shalat butuh ikhlas, Puasa, Haji, Umrah Ikhlas dan ini common sense dan kita semua sudah tahu, tetapi kalau mencintai seseorang itu sudah privasi saja antara aku dengan dia. Padahal mencintai seseorang yang benar adalah karena Allah.
Makanya ketika orang ini mengatakan, يارسول اللَّهِ إِنِّي لأُحِبُّ هَذا “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mencintai orang ini”, فقال له النبيُّ ﷺ : «أَأَعْلمتَهُ ؟ » قَالَ : لا قَالَ : «أَعْلِمْهُ “Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, 'Apakah kamu telah memberitahukannya?' Dia menjawab, 'Belum’. Beliau bersabda, 'Beritahukanlah kepadanya”. Maka disampaikanlah إِنِّي أُحِبُّكَ في اللَّه “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah”. Jadi bukan hanya cinta personal atau cinta hawa nafsu atau cinta karena factor pisik atau karena dia baik dengan kita. Dan dalam konteks hadits ini, laki-laki dengan laki-laki, sayang karena dia baik, punya jasa dan hubungannya sudah lama secara persahabatan dan bukan ini. Tetapi ternyata mencintainya karena Allah Tabaroka wa Ta’ala. Karena orang ini berusaha bertaqwa dan beriman kepada Allah, berusaha berbuat baik dan bukan hanya baik kepada kita tetapi baik dengan yang lainnya. Dan kalau cinta karena nafsu itu cenderung posesif. Namun orang yang mencintai karena Allah tidak demikian, kecuali kalau bertentangan dengan kaidah, tetapi pada dasarnya dia mencintai bukan karena sebatas orang itu baik dengan dia tetapi memang orang ini baik dengan semua orang, sesuai dengan koridor syariat atau rambu-rambu syariat sesuai dengan koridor yang diridhoi oleh Allah Tabaroka wa Ta’ala.
Jadi cinta itu butuh keikhlasan, bukan hanya cinta dan senang secara personal atau sebatas dia baik dengan kita. Sekali lagi sampai masalah cinta saja kita hendaknya mencintai karena الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan nanti Allah berikan berbagai macam keberkahan.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله تَعَالَى أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Senin, 29 Jumada al-Akhir 1446 AH/30 December 2024
Ahida Muhsin
Semoga allah merahmati kk
Semoga allah merahmati kk
@@seandysusanti5380 آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن, doa yang sama juga buat ukhti...
Alhamdulillah