UNHAS Tantang IDI Soal Terapi Cuci Otak dokter Terawan!
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 3 ต.ค. 2024
- JAKARTA, KOMPAS.TV - Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia menduga ada tekanan yang diterima para pembimbing Terawan Agus Putranto di Universitas Hassanudin Makassar, terkait pemberian kelulusan disertasi berisi metode cuci otak pada tahun 2016.
Anggota MKEK IDI, Rianto Setiabudy menjelaskan bahwa terapi cuci otak Terawan memiliki kelemahan, seperti penggunaan heparin untuk mencegah pembekuan darah hingga tidak ada nya uji pembanding sebagai kontrol terhadap penelitian.
Rianto Setiabudy yakin para pembimbing tahu ada kekurangan dari terapi cuci otak itu tetapi diam karena diduga ada tekanan eksternal, sehingga meluluskan disertasi tentang terapi tentang cuci otak.
Sementara Rektorat Universitas Hasanuddin mempertanyakan dasar tudingan Ikatan Dokter Indonesia yang menyebut Unhas mendapat tekanan untuk meluluskan disertasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tentang terapi cuci otak.
Unhas meminta Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI menjelaskan secara utuh informasi terkait pernyataannya ini saat rapat bersama Komisi IX DPR.
Artikel ini bisa dilihat di : www.kompas.tv/...
Sahabat Kompas TV Makassar, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel TH-cam Kompas TV Makassar, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di www.kompas.tv/....
#KSS
#KompasSulsel
#SapaSULSEL
#KompasTVMakassar
![[ROSI EKSKLUSIF] Akhirnya, Dokter Terawan Menjawab](http://i.ytimg.com/vi/o1KDF8W6ZLc/mqdefault.jpg)
![[ROSI EKSKLUSIF] Akhirnya, Dokter Terawan Menjawab](/img/tr.png)
Tuduhan IDI kepada Unhas bahwa adanya 'tekanan' baiknya harus ditelusuri tuntas krn menjaga nama baik Unhas sendiri 🎉🔥
Betul fersa flame.
Jangan asal menggonggong
Kalau ada tekanan kepada UNHAS dari faktor Eksternal, ayo buktikan, apakah karena latar belakang Terawan sebagai anggota TNI.
Para dokter idi ini harus belajar riset, dgn Dr terawan biar pintar, jgn mempropokasi.
Ini sama saja merendahkan unhas...kurang ajar ini IDI..
Tugas dokter membantu orang sakit menjadi sehat..bukan disuruh minum obat ber ulang..kalo bisa sembuh tanpa obat..dokter terawan keren👍👍👍👍👍
tuduhan yg sangat kejam dr IDI , tolong korban yg di rugikan di hadirkan pak dokter. bisa di masukkan pencemaran nama baik UNHAS.
IDI udah arogan memecat dokter terawan , secara kejam
IDI harus di cuci Otak Mereka Oleh DR dr Terawan.
Jika tudingan IDI tentang ditekan demi kelulusan,tidak mempunyai pembanding,kelemahan disertasi maka tudingan IDI ini sendiri sudah terbantahkan dengan adanya bukti banyaknya yang mendapatkan manfaat dan belum ada pengaduan efek samping.Jadi jangan juga seolah-olah hanya IDI saja yang pintar sedangkan yang lain pasti buruk,lemah,tidak sebaik IDI.Padahal setiap disertasi itu ada kelebihan dan kekurangannya,tapi lebih banyak kelebihannya.
Teori cuci otak kotor ,,,dr ,terawan ,,tdk menyembuhkan PENYAKIT ,,,, hanya BOHONG belaka
Memang idi ini aneh, mereka ini kumpulan dokter yg dididik universitas kok bisa menilai institusi yg meluluskan.....aneh bin sangat lucu
PEMERINTAH HARUSNYA GERAK CEPAT... CABUT WEWENANG IDI........ SAYA YAKIN SIH DALAM IDI PASTI ADA PERMAINAN CUAN... INI NENYANGKUT MASALAH IJIN PRAKTEK SEORANG DOKTER.... PASTI ADA.... TOLONG PARA DOKTER YG DIMINTAI DUIT IDI....
SEGERA LAPOR.....
Temuan itu jelas berharga dan tidak mungkin dijelaskan kemana-mana agar tidak sampai dipaten kan orang yg tidak berkompeten
Saya setuju sekali dgn BA. Pakpahan bahwa IDI terkesan ingin mengetahui secara rinci hasil penemuan DR. Terawan yg sangat berharga itu, sehingga hal tsb dijadikan suatu alasan pemecatan DR. Terawan.
Karena penemuan ilmu yg diperoleh seseorang adalah pemberian dari Tuhan Sang Pencipta, yg tidak bisa diumbar kepada pihak lain.
DR. Terawan juga tidak sebodoh itu, makanya IDI memanfaatkan kewenangannya memecat DR. Terawan krn gagal memperoleh ilmu tsb dgn alasan macam2.
Orang berpendidikan setara dokter percaya dongeng (KoNoN) 😂, seharusnya ada penyelidikan dan penyidikan bukan berdasarkan kata orang (konon).
piye tho iki, temuan baru justru harus dipatenkan agar tidak disalahgunakan orang lain. Kalau tidak dipatenkan orang lain malah bisa mengkalim lebih dulu. Jangan kebolak balik cara berpikirnya lah. Semua obat yang diperjual belikan itu tidak ada rahasia rahasian, semua terbuka lengkap dengan hasil uji klinisnya, yang pertama kali melakukan penelitian itulah yang berhak mematenkan dan mengambil keuntungan secara komersil misalnya dijual dengan harga mahal sampai batas waktu tertentu. Setelah batas waktu habis jadilah obat generik yang boleh dibuat oleh semua orang sehingga harganya murah-meriah.
Betul bro.....
Para petinggi IDI iri pada dokter Terawan....
Pandu Riono lebih cocok jadi politikus. Ngeles saja terus. Jawab dong siapa yg menekan supaya clear.
Unhas gentlemen banget keren ...pandu riono raja ngeles wkwkwk
Pencemaran nama baik...!!!
Harus ada penjelasan langsung dari pihak ..... Kepada UNHAS
Betul Ose Ose
Beginilah Indonesia..ada 1 anak bangsa yg punya kemampuan luar biasa..yg ada hanya di ganjal...Bkn didukung..malah di jatuhkan,dicekal. Klu di luar negri Sdh pasti pak Terawan akan berkembang
Kadrun ya bgt otak ny...
Diskriminasi n sirik...
Semoga dr terawan selalu di berikan kesehatan dan kesuksesan ,,aamiin
Dengan menuduh ada tekanan eksternal...MKEK telah melanggar kode etik...hrs dibubarkan...
Tidak peduli bagaimana cara nya dan metode nya,,yang penting bisa mengatasi permasalahan ny dan menyembuhkan penyakit nya dan tidak ada efek samping nya,,,,itulah dokter yang sebenar nya
Yg ber obat ke dr Terawan,,dg cuci otak ,,,itu BOHONG jika dia serta merta SEMBUH dari Penyakit nya ,,,,Pejabat tinggi sekalipun ,,,,STOP BERBOHONG ,,,,ini masalah KESEHATAN /NYAWA ,,, alat Rontgen di modifikasi ,,,wkwk
Inilah seglintir oknum bangsa yg TDK menghargai hasil jerih payah dan penelitian anak bangsa,
IDI melecehkan Unhas secara keilmuan....
Abdul Halim Rimamba --- itu namanya kurang belajar dan sama sekali tdk terdidik, kurang ajar. Kadrun!
Bapak-bapak yang terhormat, bicara soal vaksin dan semua yang terkait, sadar atau tidak, setuju atau tidak sudah dikendalikan oleh suatu sistem, sehingga kalau ada indikasi yang akan melawan akan dicekal, sadarlah bosku semua, perluas pandangan, keluar dari kotak, pelajari lagi, dan yang lebih penting lagi adalah perbesar kapasitas hati nurani
Mantaaaaap UNHAS 👍👍👍
IDI memang harus diajak debat terbuka secara ilmiah.
Apalagi IDI sudah menuduh UNHAS ditekan soal disertasi tsb.
Benar sekali Arief. UNHAS hrs tantang IDI secara terbuka. Masyarakat perlu tahu apa yg dilakukan oleh IDI melawan struk dan siapa saja telah sembuh dari pengobatan DR Dr Terawan ?
IDI biang korupsi dan banyak mafia farmasi di IDI
@@BlackMan-vq2ef Sepertinya harus ada organisasi tandingan profesi dokter, seperti organisasi profesi advokat ?
Mantap apa dengan jawaban seperti itu.😅
PANDU RIONO.. ORANG PINTER...
PINTER NGELES...
ARTINYA BUKAN ORANG PINTER ASLI ..
HANYA IRI DENGAN KEBERHASILAN DOKTER TERAWAN...
Betul sekali Ania Agus. Mereka di IDI sangat cemburu, lihat saja tampang2 orang2nya.
dr Pandu Riono , dokter Pandu memang oknum dokter yg suka Melawan Pemerintah...
Bukti nya waktu "Pandemi"
selalu melawan Kebijakan" Pemerintah.....
Chek Video" nya dr Pandu sebelum nya
Menurut saya dari pada anggota IDI meragukan tentang terapi cuci otak dari Dr Terawan, mending mereka di jadikan saja sukarelawan uji klinis, untuk membuktikan terapi tsb itu mungkin lebih bermanfaat daripada ribut ribut gak jelas, biar otaknya lebih jernih berpikir
Mantap,biar mrk cuci otak,sb otaknya,sudah kotor
IDI terlalu teroris nyatanya pasien pak Terawan merasa puas dan sembuh dari penyakit yang diderita
IDI konyol aj....
Pst ad mksd org2 yg ad di IDI itu...
Usut n teliti dgn baik n ksh hukuman yg pantas utk hal itu
Sepertinya pernyataan *terawan diluluskan karena ada tekanan DARI eksternal kepada UNHAS"
PERNYATAAN INI HARUS DI SELESAIKAN SECARA SERIUS DAN TUNTAS , menyangkuti :
1. nama baik unhas
2. Kepercayaan masyarakat terhadap gelar dokter dan doktor medis yang ada.. Secara tidak langsung membuat keraguan kepercayaan secara umum dan khusus kepada dr. terawan dan almamater. Maka perlu pengusutan tuntas
3. Dpr dan pemerintah harus mengambil sikap tegas sebagai sebuah jawaban bagi kepercayaan masyarakat akan polemik ini.
Sesuatu yang bernilai tinggi dan bermanfaat bagi orang banyak... Memang perlu penghargaan yang tinggi, jika ada kekurangan tapi bisa menolong banyak orang dan tidak membawa dampak resiko besar, baiknya di berikan penghargaan dan di sempurnakan untuk kebanggan bangsa dan kebanggan putra bangsa....di support
IDI sekarang hnya bisa menuduh ini salah, ini tdk sesuai prosedur, ini gak sesuai etika.. "tp mereka sendiri tdk mampu memberi solusi.
Krna semboyan IDI... Kalau ada yg repot kenapa harus cari yg gampang...
Kedepannya anda2 yg mempunyai gelar dr,DR,Jadilah manusia yg patut di tiru.
Butuh waktu yang sangat panjang bila harus uji klinik, dengan jumlah subjek penelitian yang sahih. Masa studi kuliah TAK AKAN CUKUP.
Bisa kena D.O tak selesai kuliah.
IDI ini harusnya sadar bahwa hasil sdh nyata banyak sembuh dan yg sembuh itu bukan hanya rakyat biasa juga banyak tokoh nasional yg masih hidup sekarang, harusnya bangga punya anggota seperti Terawan itu, harusnya IDI itu merangkul bukan menyingkirkan anggota dgn alasan yg di cari cari
Kenapa DPR RI tidak segera menuntaskan menyelesaikan urusan Dr dr Terawan dengan memberi rekom pada pemerintah untuk membubarkan IDI dan melakukan audit menyeluruh pada IDI.
Sekarang terjadi meluasnya konflik IDI vs Dr dr Terawan (yg dipecat permanen oleh IDI) antara Kampus Unhas dengan IDI (yg mungkin dipegang oleh para alumni kampus lain lulusan perguruan tinggi lain ).
Disertasi itu karya ilmiah tertinggi produk perguruan tinggi. Setiap disertasi di harapkan "ada temuan ilmiah baru" , BUKAN HANYA "mengkonfirmasi penelitian terdahulu".Lha kok Unhas di tekan , promotor di tekan , dewan penguji promosi doktor di tekan.
Kata "tekanan" itu pasti di tujukan pada person-person dan tanggung jawab organisasi Unhas. Ini bentuk pelecehan IDI pada unhas.
DPR RI dapat meRekomendasikan pembubaran IDI. dan menarik fungsi IDI di ranah negara.
Bravo indonesiaku
Inti'a *URUSAN DUIT* !!
Klw cuci otak terawan lulus lisensi, tdk perlu lg berobat berulang kali dan terapi berulang kali utk *Menyembuhkan Sakit Struk* ..
Karena cuci otak terawan, 1x berobat langsung boleh pulang yg terkena struk..
Ya M Abdul
Akibatnya para dokter kehilangan omzet
Betul ...dr syaraf seot TDK dapat pasien lagi
Seandainya bisa koordinasi dengan baik menurut saya bisa berjalan dengan sangat baik. Karena smua spesialis bisa ikut andil. Karena sblum pemeriksaan DSA di lakukan banyak tahapan sblumnya. Jd gak langsung ujuk2 dsa.
dr pandu tidak kebagian pasien kali
Manusia terlahir tdk sempurna perlu proses,begitu juga penelitian seseorang,yg penting masyarakat hasilnya byk yg sembuh contoh nya tokoh bangsa Indonesia yang sembuh
BUBARKA SEMUA ORGANISASI / SISTEM DI DALAM SISTEM YANG MENGHAMBAT KEMAJUAN BANGSA . URAAAA...!
Mestinya pandu juga kasih contoh kegagalan dan kelemahan methode cuci otak yg telah dilakukan terawan
De Bizay --- Pandu hanya bisa berteori dia harus buka mata lihat keberhasilan yg lebih banyak dari kegagalan.
Pak Pandu tolong tindaki etik juga bapak yg suaranya memdiskreditkan UNHAS dgn narasi yg kurang etis demikuan.
Seorang anggota yang katanya MAJELIS KEHORMATAN bicara di publik UNHAS mendapat tekanan untuk meloloskan dokter Terawan hanya berdasar konon katanya dan gak tahu bentuknya apa.
Haloooo...
Dari alasan yang berubah2 rakyat jadi curiga sama IDI.
Bolehkan rakyat curiga..?
Curiga? Kenapa tidak idi aja suka nya curigaan,Ari nya kita boleh dong curiga ada apa dengan idi?
Boleh
Duga menduga yg tdk punya bukti penyebab negeri ini sulit moving forward..setiap kreasi anak bamgsa akan dihajar habis2an...termasuk kreasi dr.Terawan.
Pandu riono ditanya apa jawabnya beda. Dia tau kalo rianto sudah salah menuduh unhas, makanya pandu ngeles mulu
Unhas memiliki integritas dan semua universitas juga demikian...Unhas berhak untuk klarifikasi.....
Sudah...Unhas menantang IDI untuk membuktikan tuduhanya.
Inilah bangsa kita klo ada kelemahan ngak saling membantu tapi saling menyalahkan & menjatuhkan.. Klo IDI bisa melakukan yg lebih baik knp ngak memberikan yg terbaik...
Jawaban Pandu itu tidak menjawab pertanyaan. Yang perlu dijawab, Siapa yang menekan UNHAS ..? Apakah DR Terawan sebagai Menteri menekan UNHAS..? Itu yang perlu dijawab Pak.. Selalu hilang uji, uji dan uji. Bukti hasil pengobatan sudah ada. Kalaupun ada yang gagal, IDI kan bisa mencarinya, atau ada yang mengadu ke IDI dan bisa dijadikan bukti2 utk kontra DR Terawan. Semuanya itu harus Di Bukti kan IDI.
Ini panjang urusannya krn sdh menuduh ada tekanan external,ini bisa dipidanakan kalau mereka menuduh tapi tdk bisa membuktikan,sangat bahaya...... 😭😭😭
Seorang akademisi seharusnya menyelesaikan masalah ilmiyah dg ilmiyah...mengundang, mendiskusikan membahas, adu argumen di forum ilmiyah yg melibatkan pihak2 terkait dari para ahli...
Tuduhan yang sangat serius loh ini
Saya berterimakasih dan seribukali terima kasih kepada UNHAS yg telah menyelamatkan adik saya yg bisa dibilang nyawanya tinggal 20% waktu itu,dan lebih berterima kasih lagi pada dokter UNHAS nya mereka operasi tanpa mempersulitkan persyaratan operasi waktu itu karna demi menyelamatkan adik saya😭.
Pokoknya kalo saya dengar kata UNHAS berarti saya ingat perjuangan dokter UNHAS waktu itu.
Yg jadi mslh serius adalah saat mkek menuduh unhas meluluskan disertasi Dr. Terawan krn adanya tekanan dr eksternal...pelecehan institusi pendidikan dan menjadi penilaian yg buruk..
Maaf...
Penjelasan IDI krg sesuai yg ingin di " clear ' kan terhdp tekanan UNHAS u/ meluluskan dr. Terawan
Prof Rianto Setiabudi menyatakan, "Konon....tekanan eksternal...yg sy tdk tau bentuknya apa." Lain kali sebaiknya pernyataan yang dikeluarkan perwakilan IDI bersifat deskriptif, sehingga masyarakat jelas dan pertanggungjawaban akademis dari institusi intelektual sekelas IDI bisa ditunjukkan.
Dia buang sebuah pernyataan yg tdk bisa dia hadirkan faktanya itu sama saja tdk lewat uji klinis kwkwkwkwk
Saya orang awam masalah kedokteran, dan saya ngak menyalahka baik IDI maupun dr terawan, sebenarnya kalau di lihat pembicaraanya gak peelu berdebat, cuma kalau IDI bisa menyebutkan secara terbuka siapa yang menekan pihak UNHAS jangan cuma ngomong tapi gak bisa membuktikan
Yg ditanya siapa yg menekan pihak eksternal,....yg dijawab lain.....aneh
TUDUHAN IDI tentang adanya "DUGAAN," TEKANAN dengan menggunakan kata "KONON," oleh salah seorang dokter "Setiabudi" itu, karena beliau menggunakan PENGALAMAN dan/atau KEBIASAAN beliau sendiri yang diungkapkan beliau sebagai UKURAN beliau pribadi dalam mengukur orang lain.
Mmg parah,kalau mrk bilang konon,ya idi buat penemuan sendirilah,buat penemuan yg bisa mengalahkan pak Terawan,bukan koar2 saja,lalu menuding Terawan yg tidak2,kelihatan sekali itu hanya urusan uang!!!,IDI mau menguasai hasil penelitian DR Terawan ,ttp pak Terawan tdk mau buka rahasia/hasil penelitiannya, (rahasia pabrik /resep ya tidak mungkin dibuka sama org),hanya org goblok saja yg mau buka rahasia pabrik!!,kalau mrk bilang sep batu ponari,hanya halusinasi,ya biarkan saja,toh kalau itu cuma halusinasi atau apalah, nanti pasti akan berhenti sendiri,gitu saja koq repot,mmg parah dinegri ini kalau org pintar /baik pasti dimusuhi,kelihatan sekali moralnya iri dan licik
artinya orang IDI biasa melakaukan itu..hehe
@@megawati4436Saya SEPENDAPAT. Tambahan pula IDI mungkin lupa bahwa disamping PENYEMBUHAN dan SEKALIGUS PENYELAMATAN NYAWA pasien itu bukan dan TIDAK SEPENUHNYA karena OBAT-OBATAN dan TINDAKAN para DOKTER SAJA, tetapi karena adanya CAMPUR TANGAN Tuhan yang JUSTRU mengambil PERAN UTAMA. BUKTI-nya sebagai CONTOH untuk TINDAKAN OPERASI, antara lain karena takut terkena infeksi PASIEN dan/,atau KELUARGA pasien harus menandatangani Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa PARA MEDIS dan/atau semua yang bersangkutan dilepaskan dari TANGGUNG JAWAB mereka dalam hal terjadi hal-hal yang TIDAK DIINGINKAN. Itulah yang disebut "SUPRANATURAL". Ada yang tadinya SAKIT SERIUS dan TINDAKAN sudah SIAP DILAKUKAN, namun di-BATAL-kan, karena setelah SEBELUMNYA segala sesuatu yang DIPERLUKAN di-CEK ULANG ternyata SAKIT-nya sudah hilang. Bahkan ada kejadian dimana pasien yang sudah di vonis harus menjalani operasi, tetapi setelah diadakan "SECOND OPINION," ternyata tindakan operasi tidak diperlukan, khususnya bila second opinion-nya dilakukan di luar negeri, seperti di Singapore atau di Malaysia. Tentu-nya orang-orang yang ATHEIS yang TIDAK MENGENAL adanya Tuhan, mungkin juga di IDI, TIDAK MEMPERMASALAHKAN kesembuhan Ilahi dan menganggap bahwa KESEMBUHAN itu karena hasil upaya mereka, tetapi soal NYAWA itu urusan Tuhan.
Unhas salah satu kampus bergengsi sangat di rendahkan oleh rianto setiabudy di forum rapat sm DPR...
Hahaha IDI nggak berani nerima tantangan Unhas
Kalau saya orang unhas, saya kejar omongan di DPR itu, katanya tekanan eksternal. Pencemaran nama baik,lembaga pendidikan seperti UNHAS.harus di usut itu.tuntas.
Kasihan anak bangsa dijatuhkan oleh saudara sebangsanya sendiri. Kapan Indonesia mau maju kalau mentalnya penuh dengan fitnah, setelah memperhatikan perwakilan IDI di Media Sosial, tuduhannya justru tidak ilmiah, tekanan eksternal, persoalan etik, neonazi, ini kata kata sampah dalam uji ilmiah, jauuuhhhh.
Tolonglah negaraku: ada anakmu yg punya karya. Banyak manusia yg terselamatkan oleh karya tsb. Mengapa kau diam saja? Tuntun anakmu, arahkan, bantu ia hingga selesai. Akan lbh byk lagi anak2mu yg lain akan terbantu karenanya. Bahkan negara yg lain akan liat juga, betapa hebat engkau negaraku. Bila perlu tolong gendong ia, melewati kerikil2 tajam, atau duri ilalang yg mungkin menusuk kakinya saat berjalan...
Selalu berdasarkan kepada data, karena berdasarkan data dengan menggunakan statistik dapat ditarik suatu kesimpulan,padahal data dapat direkayasa dan itulah kelemahan penelitian penelitian kuantitatif. Sebaliknya, penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Dr. Terawan bersifat subyektif dan bertumpuh pada meaning yg ada pada otak peneliti. Oleh karena itu, penelitian Dr. Terawan hanya Dr. Terawan yang tahu.Research adalah suatu usaha untuk mencari kembali.
Bubarkan saja IDI, bukannya membimbing tapi memecat.
Orang baik selalu tersingkir
Kalau dokter Terawan tidak diakui ilmu hasil temuannya kemungkinan akan dipakai oleh negara lain apa kita tidak rugi, mestinya kalau dokter IDI tahu ttg kelemahannya apa mestinya dibantu ilmu yg kurang bagaimana biar nanti anda juga akan dihargai oleh banyak dokter dan masyarakat.
harusnya UNHAS melaporkan MAHKAMAH KEHORMATAN IDI KPD PIHAK KEPOLISIAN ATAS TUDUHAN ""ADANYA TEKANAN"" apabila memang hal itu tidak ada....demi menjaga KEHORMATAN DAN NAMA BAIK ALMAMATER UNHAS...!!!
Pak Pandu mengerti nggak sih pertanyaannya... yang ditanya UNHAS itu bisa nggak dibuktikan siapa yang memberi tekanan eksternal kepada para penguji? Itu yang dipermasalahkan UNHAS... Jawaban yg diharapkan UNHAS adalah pihak eksternal yang saya maksud adalah si anu atau siapa... itu loh... Sesulit itukah pertanyaannya...
Pertanyaannya ga sulit...yg sulit jawabannya...ha ha ha..
Hadeuh ditanya apa dijawab apa ... sampeyan brlajar lagi pak IDI ... jelas IDI melanggar etika .... lempar tuduhan ngga bisa dijawab
waktu yang akan membuktikan, selama tidak ada efek yang negatip, bisa dilanjutkan bereksperimen untuk keperluan studi, dipantau terus pasiennya
Bagaimana dg vaksin produk China ? 😁Blm slsai uji klinis sudah diujicoba ke manusia. Alasannya emergency. Efek samping jelas ada. Demam meriang. Beda dg vaksin Nusantara.
Ini jenius akhirnya ada tekhnik sembuh tanpa minum obat kimia yang berbahaya untuk tubuh
UNHAS hrs.minta klarifikasi dari IDI.
Ini sebuah pelecehan terhdap eksistensi Universitas....
Pandu ini orang yg iri dgn Keberhasilan Dr. Terawan
Masyarakat itu kebanyakan tidak terlalu memperdulikan soal teori, yang penting bagi dia adalah bukti kesembuhannya. Seharusnya IDI sebagai organisasi yg katanya ingin mementingkan dan menyelamatkan kesehatan masyarakat, segera melakukan uji klinik terlepas dari peraturan siapa yg seharusnya harus uji klinik dari pada gaduh begini. Jangan malah membiaskan masalah ini kemana-mana akhirnya persepsi masyarakat seperti ini.
Benar sekali Fina Jia
Cakeeep.
Apa kata Hotman Paris Hutapea,IDI belum melakukan pembanding atau uji penelitian yang dilakukan DR.Terawan,sdh seenaknya IDi melakukan penemuan terwan ilegal. Biasanya jika penelitian harus di uji dengan penelitian. Baru di adu data dgn metode ilmiah.
Perdebatan orang orang pinter dan bergelar
UNHAS harus somasi IDI. Lebih cepat lebih baik.keji sekali fitnah terhadap unhas,
Rio Pratama --- UNHAS hrs segera somasi IDI.
sebuah inovasi harus berpatokan pada standar prosedur yg lama, berarti itu bukan lagi inovasi.. seharusnya sebua inovasi akan turut menghasilkan sebuah standar dan prosedur yg baru, krn inovasi harusnya fleksibel
yang di tekan mungkin IDI Bukan unhas
Ini yg ditanya siapa pihak external yg menekan Unhas jawabnya kok muter2 macam mana jubir IDI kok ribet amat
Munkin IDI g cm perlu menjelaskan scr utuh ttg " UNHAS meluluskan Yth dr. Terawan krn ada tekanan dr eksternal " ,
tp IDI hrs membuktikan pernyataan tsb.
coba kasi Rianto satu pasien struk Terawan kadi juga satu mana yang bisa kasi sembuh
Klo tidak ada pembanding berarti penemuan pertama..
Jdi wajar jika di terapkan.
Klo nga sahih krn nga ada pmbanding.. Coba aja para dokter petinggi idi bikin terapi pembanding atau buktikan klo terapi terawan salah..
Secara logika saya setuju dengan terapi terawan.. Klo belum sempurna mungkin iya.. Tapi bukan berarti tidak benar.
Vaksin corana aja berjilid jilid penyempurnaannya.. Demikian kata LOGIKA.
Idi menduga ada tekanan eksternal tapi ga tau bentuknya aneh ya . Mereka orang pintar ko ambil kesimpulan serampangan. Jangan2 gelar dokter di idi juga perlu dipertanyakan ya.
Pandu gak jelas ngomongnya kayak Politikus...nyebelin.... Gak nyambuing apa yang ditanya dia jawab lain. Jawabannya selalu masalah DR.Terawan padahal Event ini pertanyaan SIAPA FAKTOR EKSTERNAL YANG MENEKAN UNHAS?
Saya td mengerti bapak2 dari idi kok ribut / berkoar2 demi saling mrncari 2 kelahan dan membuat suatu terobosan Terawan agar td diakui walau sdh byk yawa yg diselamatkan, kenapa td gotong royong agr negara ini berprestasi dibidang kesehatan. Kedengaranya byk yg pintar tapi td sadarkah bhw byk warga kita justru berobat keluar negeri.
ada kelemahan metode cuci otak, kata idi...
lah seharusnya idi bantu menyempurnakan dong, biar lbh sempurna penemuan dr terawan, bukan malah dimatikan metode yg sdh berjalan baik agar lbh baik lagi/ lebih sempurna...di bantulah oleh idi bukannya hanya bisa menyalahkan penemuan yg baik tp idi sendiri tdk ada penemuan2 baru metode kesehatan yg murah dan bagus.
masyarakat juga tau, ga ada yg sempurna dlm ilmu kedokteran.. hanya Allah yg Maha sempurna bisa menyembuhkan sesungguhnya..krn manusia ada keterbatasan...makanya hrs berkolaborasi ilmu nya..sama2 biar mendekati sempurna bukam mematikan kreatifitas ilmuwan
Disertasi dr. terawan terkait metode DSA hevarin yg diklaim oleh nya sebagai THERAPY alih2 prosedur DIAGNOSTIK baru sampai pada tahap PRA KLINIK..& itu cukup sebagai syarat untuk meluluskan dokter terawan menyekesaikan program doktoralnya.
Masalahnya untuk bisa di jadikan sebagai standar praktik kedokteran klaim dr. Terawan harus melalui satu tahap lagi: LOLOS TAHAP UJI KLINIS.. tapi tahapan itu tidak pernah dilakukan dr. Terawan, namun dia sudah mengklaimnya sebagai terobosan, inovasi temuan baru..dan mempraktekannya pada ratusan pasien sbg "Therapy pengobatan"..disitulah letak pelanggaran Disiplin & kode etik dr. terawan. Yg menyebabkan dia kena sangsi pemberhentian dari keanggotaan IDI..
Makanya pengikut dr Terawan deklarasi PDSI mantap
Buktikan sdh ada hasilnya dan selesai kan Pak Terawan kembangkan lagi
IDI harus membuktikan ucapannya, bukti hasilnya baik.
Pandu itu di indikasikan sbg jubir konspirasi bisnis untuk mencekal temuan terawan
Faktanya saya sembuh sampai sekarang..uji klinik nomer belakangan...menurut saya yaa....
seharusnya RIANTO SETIABUDY anggota MKEK IDI yang memberikan pernyataan yang memberikan penjelasan kepada publik tentang tuduhannya...
Gegabah itu rianto setiabudy di forum ratas DPR ngomong ny gak keilmuan gitu nampak krn tdk bs membuktikan secara iiah ahirnya ngawur
Kenapa kok rianto tidak diberi ruang untuk menjelaskan ? Riantonyanyg tidak mau atau media yg tidak mau
@@henhenhdk4654 betul sekali, apakah manusia itu sdh menyembuhkan orang2 yg terkena struk ? Mungkin dia cemburu sekali lalu berteori di depan DPR.
@@massoen1011 ya ya ?
Rianto anggota MKEK kelihatan tidak mengerti apa2 mknya bilang "konon" hanya dengar dr si a ,dengar dr si b,tp dia sendiri tdk mengerti,parah mmg
Hadech.... Kalau tuduhan IDI tak terbukti maka bubarkan saja IDI.
Mestinya yg mengatakan unhas ada tekanan ,dia yg harus diklarifikasi utk membuktikan siapa yg menekan
Jadinya idi fitnah.....
Tudingan tanpa kejelasan adalah fitnah dan hoax.
IDI tidak punya terobosan yang bisa menjadi pembanding dan temuan Dr Terawan adalah out of the box yang harus didukung untuk disempurnakan kalau ada kelemahan.
Indonesia akan bangga kalau temuan anak bangsa bisa berguna bagi dunia.
Prof Pandu tidak mampu melakukan pembanding seperti yang dikatakan terhadap dokter terawan, hanya omong doang.
LABARATORIUM HIDUP YANG PALING SAHIH, ADALAH ""BUKTI"" TIDAK ADAX PASIEN DOKTOR DOKTER TARAWAN YANG MENGALAMI GAGAL MEDIS. TUNTUTAN IDI BAHWA TERAWAN HARUS MEMBUKTIKAN KESAHIHAN UJI KLINIS ATAS PENGOBATAN ""dsa"", BAGI KAMI RAKYAT KECIL SUDAH TIDAK DIPERLUKAN. KARENA SEMUAX ITU UJUNGX --DIPAKAI OLEH MANUSIA--
Gw orang awam soal kedokteran tp kita tau banyak yg gagal bahkan mati krn kemoterapi tp knp masih diberlakukan?
Knp tidak d bahas Dr. Warsito P. Taruno, M.Eng penemu penghancur sell kanker yg dulu pernah d boikot IDI dn kemenkes pada tahun lalu, ada ap dengan IDI ini ap takut kantong mereka bisa bolong klo ada penemu/peneliti d negri ini....? Tolong kompas hadirkn jg Dr warsito putra bangsa yg brilian namun d cap teroris oleh sebagian mafia kesehatan...
IDI steresss lain yang sakit lain yang diobati,,,😂😂😂
Ada apa dgn MK kenapa tidak Menyetujui diluar IDI?
Maju terus UNHAS.. Hebat UNHAS.. Hidup UNHAS!!!..
tudingan tekanan tim penguji UNHAS ini sdh pencemaran nama baik bro, bs kena pasal
Ini pelecehan namanya ,
Disertasi PERGURUAN TINGGI NEGERI. Para pembimbing , Dosen penguji. dianggap TERPAKSA MELOLOSKAN PROMOVDNDUS karena TEKANAN . Ini
Pelecehan atas mutu UNHAS khususnya Fakultas Kesokteran serta yg terkait .
Sama saja meremehkan KWALITAS dari Fak.Kedokteran UnHas
Team Penguji , Pembimbing sekaligus Kwalitas Kopertis Wilayah .
Arogan amat !!
Kalau ada kelemahan IDI yg lengkapi , kalau IDI punya kemampuan . Tapi kalau IDI tdk punya skill ,biasa saja ,tdk ahli. Bubarkan saja IDI
.
Jawaban IDI,pintar mutar 2, tidak menjawab topik keberatan dari pihak Unhas..
Muter-muter itu tandanya orang bingung/stresssss..lain yang sakit lain yang diobati.mereka takut kurang job 😂😂
tujuannya jelas... utk menghambat vaksin nusantara
Ditanya apa jawabnya beda pak IDI🤣🤣🤣
UNHAS HARUSNYA MENGADUKAN KASUS INI KE POLISI KARNA INI UDAH PECEMARAN NAMA BAIK UNHAS!!!!...LULUSAN UNHAS UDAH DI OLOK2 SEBAGA LULUSAN ABAL2 KRN LULUSNYA BISA DI ATUR....KASIHAN LULUSAN UNHAS.!!!!!!