Keren vidionya, dokumenter tapi bercerita...memorable, dramatis juga sesekali.., penyajian gambarnya apik, edukasinya juga dapat .., sukses terus abangku, dari dulu aku tau..dirimu itu smart...👍
Tahun 2009 aku mengunjungi Lhok nga persisnya disekitaran pabrik semen andalas, dibagian belakang pabrik tegak berdiri kokoh tebing batu yg tingginya aku perkirakan sekitar 30-40 meteran, hampir setinggi tebing itu memang agak lain warnanya seperti bekas hempasan ombak yg tidak ditumbuhi rerumputan.. aku merinding melihatnya
SMONG (Tsunami) tersebut adalah bagian dari rangkaian bencana alam yang disebut sebagai megathrust, yang terjadi ketika lempeng tektonik Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia. Fenomena megathrust di wilayah ini sudah lama diprediksi oleh para ahli, namun intensitas dan skala bencana ini tetap mengejutkan banyak pihak. Tsunami ini juga dikenal sebagai salah satu gempa terdahsyat dalam sejarah modern, dengan episentrum yang dekat dengan lempeng Sunda.
Pada 26 Desember 2004 pagi (20 Tahun lalu) Aceh diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 9,1. Menurut laporan US Geological Survey (USGS), gempa terjadi pada pukul 07.59 WIB dengan pusat gempa di koordinat 3,316 derajat Lintang Utara (LU) dan 95,854 derajat Bujur Timur (BT). Lebih dari 200.000 jiwa dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa itu. Infrastruktur hancur, demikian pula dengan perekonomian di Aceh.Tsunami yang dipicu gempa besar itu juga berimbas di banyak negara. Gempa ini disebabkan pergerakan lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah lempeng Eurasia di zona subduksi sepanjang Palung Sunda. Selain itu, patahan Sumatera dan Investigator Fracture Zone (IFZ) juga menjadi faktor potensi gempa kuat di wilayah Aceh.
Penyebab dan Kronologi SMONG (Tsunami) Aceh. Penyebab utama adalah gempa bumi megathrust yang terjadi di bawah laut dengan kedalaman sekitar 30 km di lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Pergerakan ini menyebabkan dorongan besar air laut yang kemudian menciptakan gelombang tsunami dengan kecepatan hingga 800 km/jam. Gelombang ini menerjang pantai dengan kekuatan dahsyat, menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya. Kota Banda Aceh, Meulaboh, dan banyak daerah lainnya di sepanjang pesisir Aceh terendam air dalam hitungan menit. Meskipun Indonesia sering mengalami gempa bumi, tingkat kesiapsiagaan saat itu masih rendah, terutama di wilayah pesisir. Tidak ada sistem peringatan dini tsunami yang efektif, dan masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang tanda-tanda bencana. Gempa awal yang kuat membuat banyak orang panik, namun mereka tidak memahami risiko tsunami yang mengikutinya. Hal ini menyebabkan banyak korban jiwa yang sebenarnya bisa dihindari dengan informasi dan persiapan yang lebih baik. Banyak desa-desa pesisir hilang dari peta karena gelombang raksasa menghancurkan bangunan, jalan, dan infrastruktur lainnya. Dalam waktu kurang dari 20 menit setelah gempa, air laut telah merendam sebagian besar wilayah pesisir Aceh. Gelombang kedua dan ketiga yang datang kemudian semakin memperparah kerusakan. Tidak ada waktu untuk evakuasi yang memadai, dan sebagian besar korban adalah mereka yang tinggal di daerah yang paling dekat dengan laut.
Gelombang tsunami mencapai ketinggian hingga 30 meter dan bergerak dengan kecepatan 360 kilometer per jam. Selain ratusan ribu orang tewas, lebih dari 600.000 jiwa kehilangan tempat tinggal. Dampak tsunami ini bahkan terasa hingga negara-negara tetangga, seperti Sri Lanka, India, Thailand, Bangladesh, Maladewa, Malaysia, Myanmar, Madagaskar, Somalia, Kenya, Tanzania, Seychelles, Afrika Selatan, Yaman
Mantap
Bang kualitas dokumenternya ini keren!
Mantap❤
🎉
Keren vidionya, dokumenter tapi bercerita...memorable, dramatis juga sesekali.., penyajian gambarnya apik, edukasinya juga dapat .., sukses terus abangku, dari dulu aku tau..dirimu itu smart...👍
Semoga menginspirasi
Keren bang
Tahun 2009 aku mengunjungi Lhok nga persisnya disekitaran pabrik semen andalas, dibagian belakang pabrik tegak berdiri kokoh tebing batu yg tingginya aku perkirakan sekitar 30-40 meteran, hampir setinggi tebing itu memang agak lain warnanya seperti bekas hempasan ombak yg tidak ditumbuhi rerumputan.. aku merinding melihatnya
Ada kebesaran Allah di situ
SMONG (Tsunami) tersebut adalah bagian dari rangkaian bencana alam yang disebut sebagai megathrust, yang terjadi ketika lempeng tektonik Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia. Fenomena megathrust di wilayah ini sudah lama diprediksi oleh para ahli, namun intensitas dan skala bencana ini tetap mengejutkan banyak pihak. Tsunami ini juga dikenal sebagai salah satu gempa terdahsyat dalam sejarah modern, dengan episentrum yang dekat dengan lempeng Sunda.
Pada 26 Desember 2004 pagi (20 Tahun lalu) Aceh diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 9,1. Menurut laporan US Geological Survey (USGS), gempa terjadi pada pukul 07.59 WIB dengan pusat gempa di koordinat 3,316 derajat Lintang Utara (LU) dan 95,854 derajat Bujur Timur (BT).
Lebih dari 200.000 jiwa dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa itu. Infrastruktur hancur, demikian pula dengan perekonomian di Aceh.Tsunami yang dipicu gempa besar itu juga berimbas di banyak negara.
Gempa ini disebabkan pergerakan lempeng Indo-Australia yang menyusup di bawah lempeng Eurasia di zona subduksi sepanjang Palung Sunda. Selain itu, patahan Sumatera dan Investigator Fracture Zone (IFZ) juga menjadi faktor potensi gempa kuat di wilayah Aceh.
Penyebab dan Kronologi SMONG (Tsunami) Aceh.
Penyebab utama adalah gempa bumi megathrust yang terjadi di bawah laut dengan kedalaman sekitar 30 km di lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia. Pergerakan ini menyebabkan dorongan besar air laut yang kemudian menciptakan gelombang tsunami dengan kecepatan hingga 800 km/jam. Gelombang ini menerjang pantai dengan kekuatan dahsyat, menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya. Kota Banda Aceh, Meulaboh, dan banyak daerah lainnya di sepanjang pesisir Aceh terendam air dalam hitungan menit.
Meskipun Indonesia sering mengalami gempa bumi, tingkat kesiapsiagaan saat itu masih rendah, terutama di wilayah pesisir. Tidak ada sistem peringatan dini tsunami yang efektif, dan masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang tanda-tanda bencana. Gempa awal yang kuat membuat banyak orang panik, namun mereka tidak memahami risiko tsunami yang mengikutinya. Hal ini menyebabkan banyak korban jiwa yang sebenarnya bisa dihindari dengan informasi dan persiapan yang lebih baik.
Banyak desa-desa pesisir hilang dari peta karena gelombang raksasa menghancurkan bangunan, jalan, dan infrastruktur lainnya. Dalam waktu kurang dari 20 menit setelah gempa, air laut telah merendam sebagian besar wilayah pesisir Aceh. Gelombang kedua dan ketiga yang datang kemudian semakin memperparah kerusakan. Tidak ada waktu untuk evakuasi yang memadai, dan sebagian besar korban adalah mereka yang tinggal di daerah yang paling dekat dengan laut.
Gelombang tsunami mencapai ketinggian hingga 30 meter dan bergerak dengan kecepatan 360 kilometer per jam. Selain ratusan ribu orang tewas, lebih dari 600.000 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Dampak tsunami ini bahkan terasa hingga negara-negara tetangga, seperti Sri Lanka,
India, Thailand, Bangladesh, Maladewa,
Malaysia, Myanmar, Madagaskar, Somalia, Kenya, Tanzania, Seychelles, Afrika Selatan, Yaman