MASA DEPAN KOREA SURAM...

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 5 มี.ค. 2023
  • Buat bolo-bolo yang mau dukung "Crew Korea Reomit"
    mohon bantuannya dengan bergabung menjadi member di channel Korea Reomit ya rek!!🙏🙏
    / @koreareomit
    📌 Instagram:
    / hansoljang110
    💼Bisnis enquiries/비즈니스 문의:
    koreareomit@gmail.com

ความคิดเห็น • 1.8K

  • @cindywijaya6032
    @cindywijaya6032 ปีที่แล้ว +245

    Jujur, memang alasan kedua adalah alasan yang bener2 relate banget. Hidup buat urus diri sendiri aja udah cape, terus tambah lg urusan lain. I feel that too to be honest.

    • @fitriyaniyusbar6794
      @fitriyaniyusbar6794 ปีที่แล้ว +9

      Pola pikir nya beda. Paling utama lagi landasan pikirnya beda banget. rakyat Indonesia adalah dominan semua beragama sedangkan rakyat Korea Selatan dominan tak beragama, itu saja jadi pembeda yang mutlak. Penentu pola pikir untuk semua lini kehidupan.

    • @angelaleronita5670
      @angelaleronita5670 ปีที่แล้ว +35

      Menurutku orang Korea lebih rasional. Bukan tidak percaya sama The Power of God atau Allah ya. Mereka cuma mau meminimalisir resiko. Analoginya sama kaya kita pake asuransi atau BPJS.

    • @noorlianaakhmad1205
      @noorlianaakhmad1205 ปีที่แล้ว +7

      ​@@angelaleronita5670 justru org yg rasional itu adalah org2 yg percaya akan adanya keberadaan Tuhan yg esa yaitu Allah SWT dengarkan saja crmah dr zakir naik mematahkan bnyak pikiran2 org atheist dn agnostik dgn ilmu sains, buktinya apa????mereka smua yg keos dgn jwabn dr.zakir naik

    • @cylababy1013
      @cylababy1013 ปีที่แล้ว +3

      ​@@angelaleronita5670 aku setuju

    • @mrspark1310
      @mrspark1310 ปีที่แล้ว +26

      ​@@fitriyaniyusbar6794 jangan sedikit sedikit dikaitkan dengan agama.. alasan mereka ga mau nikah & punya anak kemungkinan karena biaya hidup, gaya hidup dll.. banyak faktor yg mempengaruhinya, lebih ke realistis aja.

  • @ratnapuri9291
    @ratnapuri9291 ปีที่แล้ว +335

    Dulu di kostan ibuku ada mbak2 yg ngajar di sekolah sekolah inter. Salah satu murid mb ini blasteran indo-korea. Beliau pernah cerita ttg ortunya murid ini kalau bapaknya yg orang Korea mengajukan diri untuk kantor cabang perusahaan Korea di indo biar bisa hidup lebih longgar, menikah dan punya anak. Lalu setelah kenal orang sini dan membandingkan dengan orang Korea, si bapak ini lbh milih menikah dengan orang indo dan settling disini. Ketika ditanya alasannya, katanya karna lebih mudah hidup di sini, baik dari sisi kebutuhan yg lebih murah dan sisi lingkungan keluarga yg msh mau membantu ngurus anak ketika mereka kerja. Kalau di Korea semua serba mahal dan ortu bapak semua msh aktif kerja jadi ga da yg bantu rawat anak. Biaya ART juga muahal bgt. Lalu ketika ditanya apakah akan balik untuk tinggal di Korea? Kata bapaknya enggak. Berkunjung sesekali ok tp tinggal permanen nggak. Dengan penjelasan mas Hansol sekarang aku ngerti alasan bapak itu walau agak sedih... Karna jauh dari kampung halaman...

    • @apinbozzo3457
      @apinbozzo3457 ปีที่แล้ว +18

      Ya, tapi dia mau dengan syarat gaji korea dgn biaya kebutuhan hidup Indonesia.

    • @ratnapuri9291
      @ratnapuri9291 ปีที่แล้ว +34

      Kayaknya bukan hanya karna gaji Korea biaya hidup Indonesia sih. Menurut bapak ini klo ditempatkan di sini pangkat jelas naik jauh dibanding disana, otomatis gaji jg naik walau menurut si mb kost mereka gak yg kaya2 amat. Cuma lbh bisa napas daripada klo di korea (kayak yg dibilang mas Hansol, beli rumah dikawasan elit dengan ukuran lumayan). Kondisinya jg sebenernya si bapak ini nikah dah lumayan berumur ( wkt itu anaknya msh kelas 2-3 SD sedangkan beliau pertengahan 40). Terus karna pertimbangan umur jg anaknya cuma satu itu tok. Walau disini kebutuhan bisa dibilang jauh lebih murah tapi bapak ini msh tipe Korea yg menikah setelah semua siap. (Rumah, mobil, tabungan dana pendidikan dll).

    • @aditsuwardi6914
      @aditsuwardi6914 ปีที่แล้ว +8

      Ya memang benar , sekarang banyak orang korea tinggal di Indo terutama Bali , kadang turis korea pembawaannya kaku sekali dibanding orang korea yang menetap di Indonesia . banyak tuh yang tinggal lama di Indonesia seperti rosakis , dan hansol .

    • @alexanderlim4124
      @alexanderlim4124 ปีที่แล้ว

      Keren, walau ga ada yg nanya

    • @deny.nurdin
      @deny.nurdin ปีที่แล้ว +2

      Terima kasih buat share nya Mbak... 🤔

  • @sovanasn
    @sovanasn ปีที่แล้ว +42

    Setuju sm ending nya. Orang korea perlu menerima keberagaman etnis lebih baik lagi, jadi kalo masalah underpopulation sampai terjadi di generasi kedepannya (semoga nggak), mau nggak mau harus nerima orang asing buat bantu mutar roda ekonomi. Dan lebih bagus lagi kalo orang asing dikasi kesempatan naik karir yg sama dengan orang lokal (tapi susah sih kayanya) biar kaya US dan Eropa yg mengutamakan meritokrasi dlm bekerja.
    Trus untuk masalah tempat tinggal pemerintah kayaknya bisa nyontoh Finlandia yg sukses dengan program housing first nya, mereka pegang prinsip punya tempat tinggal layak dulu baru karir yg bagus.

  • @danishrafa861
    @danishrafa861 ปีที่แล้ว +53

    Nikah itu kemewahan.. Alhamdulillah..tinggal di Indonesia sudah nikah,ada suami ada anak tak perlu insecure dgn penampilan,tinggal berjuang membesarkan.. semoga semua sehat dan sukses kedepannya.. 🤲☺❤

    • @NaturalicaDewi
      @NaturalicaDewi 3 หลายเดือนก่อน +1

      Alhamdulillah~ Aamiin~ 🙏🏼

  • @toystosmainananak
    @toystosmainananak ปีที่แล้ว +356

    Bener kata hansol.. masa depan sebuah negara ya dari generasi penerus. Buat tmn² bedakan ya mengontrol jumlah kelahiran dan kelahiran rendah. Kalau sudah seperti Korea dan Jepang , itu sudah mengkhawatirkan karena kelahiran bukan rendah lagi tapi sangat rendah. Jd bukan lebih baik seperti Korea atau jepang, justru itu ga baik. Yang baik adalah negara bisa membatasi jumlah kelahiran agar tidak membludak namun tidak kekurangan bayi juga....
    Ini bisa dijadikan sebagai rasa syukur kita yg ada di Indonesia. Dengan segala bentuk kemumetan, dan membagongkannya. Setidaknya di Indonesia kita bisa nikah dan punya anak . Aku juga salah satu org yg percaya bahwa anak suda memiliki rezekinya. Dia bukan beban tapi anugerah. Silahkan boleh komen, ingat komen yg baik dan positif menandakan isi otak serta masa depan cerah org tersebut. 😁

    • @nia1669
      @nia1669 ปีที่แล้ว +48

      Iya tapi kita jg jgn terlalu kebablasan punya anak soalnya Indonesia udah penuh. Ingat dua anak lebih baik

    • @vikriwahyu6609
      @vikriwahyu6609 ปีที่แล้ว +16

      Bener sih. Indonesia jg termasuk masih banyak tempat untuk tinggal. Walau tidak dikota setidaknya bisa banyak yg masih punya tempat tinggal sendiri.

    • @yopierin5432
      @yopierin5432 ปีที่แล้ว +35

      Rejeki hasil ngutang terus kabur, atau rezeki hasil ngemis modrn, atau hasil belas kasihan orang.
      Rejeki hasil dr mengekploitasi anak.
      2 anak sudah cukup, klo ngidupin diri sendiri aja susah gk usah belagu pengen punya lebih dr 1 anak.
      Utamakan kualitas dr pada kuantitas.
      Mungkin pikiran ortu gua kek lu, tp nyatanya buat hidup aja susah jd gua gk setuju dgn kata lu soal anak.

    • @toystosmainananak
      @toystosmainananak ปีที่แล้ว +35

      @@yopierin5432 utu pemikiran anda saja. Kalau saya percaya sama Tuhan. 2 anak cukup. Kalau dikasih lebih ya itu anugerah. Anak bukan beban.
      Ga relevan ngmgin nyuri utang ngemis. Dsini saya bicara anak adalah anugerah. Eksploitasi anak? Negara maju aja byk kok yg begitu.
      Silahkan anda pada pendapat anda. Kalau saya percaya anak adalah anugerah tuhan. Dia bukan beban. Dia punya rezekinya.
      Silahkan tingkatkan kualitas hidup anda agar anda merasa apa yg menjadi pendapat anda bisa terlaksana.

    • @toystosmainananak
      @toystosmainananak ปีที่แล้ว +11

      @@nia1669 dua anak cukup tapi anda bukan Tuhan. Kalau dikasih lebih , bersyukur. Anak bukan beban . Dua bawa rezekinya sendiri.

  • @narendranarendra1178
    @narendranarendra1178 ปีที่แล้ว +45

    Pembahasan yg seru, setiap orang punya pandangan yg berbeda masalah anak.. saya punya anak 1 masih TK sedang umur saya sudah 37 thun, saya sudah sangat bersyukur dengan adanya anak di sisih saya.. tapi banyak saudara / tetangga yg minta tambah anak lagi disitu saya mikir emang mereka mau bantuin saya klau keluarga saya kesulitan..? Bagi orang mampu mungkin mau anak 12 juga ok" aja, tapi bagi saya yg suami hnya kuli bangunan mikir jauh kedepan tentang masa depan anak saya ini.. saya sih mikirnya yg penting saya bisa bahagia dngan keluarga kecil saya ini, saya bisa mencukupi kebutuhan anak udah membuat saya merasa bersyukur banget.. kalau nurutin kata orng mah gk akak ada benernya 🤭
    semangat mas hansol, semoga rejeki melimpah ruah bisa memiliki momongan yg baik 😀

    • @honmidr4742
      @honmidr4742 ปีที่แล้ว +8

      Seyuju banget, demgerin omongan orang yg asal ngomong hanya akan membawa penyesalan. Hanya perkataan Tuhan yang patut kita ikuti dan belajar dari orang2 yang ahli dibidangnya

    • @narendranarendra1178
      @narendranarendra1178 ปีที่แล้ว

      @@honmidr4742 bener

    • @daewakilat1842
      @daewakilat1842 ปีที่แล้ว +1

      Ibu saya waktu melahirkan saya, ada di umur 37 tahun....kalau anda umur 37 tahun anaknya sudah tk...kalau ibu sy umur 37 tahun baru melahirkan saya...hehe

    • @danielnikochandra
      @danielnikochandra ปีที่แล้ว +4

      Gausah didengerin kak, balikin aja dengan nada bercanda "emangnya kalo nambah anak kamu mau bantu biayain?" mereka begitu juga biasanya cuma basa basi doang😁

  • @chieraa
    @chieraa ปีที่แล้ว +13

    Pernah nonton video anak2 muda korea yg diwawancara kenapa gak mau menikah dan punya anak.. yg aku tangkep ada beberapa alasan:
    1. Biaya hidup di korea mahal, harga rumah, pendidikan, dan membesarkan anak sangat mahal. Kebanyakan pekerjaan gajinya umr aja, dan itu utk hidup sendirian aja gak cukup. Bahkan utk ngedate aja mereka males, mending ngabisin uangnya utk diri sendiri.
    2. Budaya patriarki yg kuat bgt, ngebuat perempuan takut menikah.
    3. Diskriminasi thdap perempuan yg sedang hamil di perusahaan, gaji mereka akan lbh kecil dan gak jarang dipecat/harus ganti pekerjaan yg gajiny lbh rendah. Mereka ngrasa dg hamil akan ngerusak karir mereka
    4. Lingkungan yg gak ramah anak. tekanan yg luar biasa di bidang pendidikan sampe banyak pelajar yg stres dan bunuh diri, belum lg pembulian yg parah bgt disana.

  • @RiskaDhenabayu
    @RiskaDhenabayu ปีที่แล้ว +3

    Tentang orang kaya tersembunyi di Indonesia.. bener banget nget nget. Orang kaya di komplek bajunya santai kebangetan.. kaos kutung celana pendek tapi developer infrastructure, punya rumah sekitar 6 di komplek utk dikontrakin, belum lagi rumah2nya di komplek lain. Tampilan nya sederhana banget.

  • @irakriesta9321
    @irakriesta9321 ปีที่แล้ว +737

    sandwich generation sepertinya menjadi masalah klasik mindset orang-orang asia.. bisa jadi memilih tidak punya anak karna mau jadi orang tua yang bertanggung jawab selain juga angka bullying sangat tinggi. sing disampekno mas hansol tentang pilihan childfree dan terancamnya penduduk korea persis sama dengan keadaan di jepang termasuk effort pemerintahnya untuk meningkatkan angka kelahiran, makin banyak sekolah yang tutup. ternyata masalah sosial tentang belum meratanya lapangan kerja podo yo karo ndek indonesia. tak dongkno mas hansol dan mbak jeanette segra bs memiliki rumah dan keturunan. amin, salam satu jiwa-arema

    • @elsadiadorapambayun2716
      @elsadiadorapambayun2716 ปีที่แล้ว +58

      Bener kak, kultur Asia memang. Sepupuku nikah sama orang France disana setelah Anak lulus sekolah ya keluar Dari rumah dan udah lepas tanggungjawab ortu juga Si Anak. Dan disana kulturnya itu "Anak Malu Jika mewarisi Harta orang tua atau pake duit orang tua" Jadi ya sama² ngerti Anak dan orang tua sama² gak Minta sama² tidak menuntut dan tetap bekerja keras masing² gitu.

    • @pacardylanwang
      @pacardylanwang ปีที่แล้ว +4

      Setuju

    • @cumabisafarming6184
      @cumabisafarming6184 ปีที่แล้ว +17

      Suruh orng korea/japan tinggal di indo.
      Fix bisa punya anak 5 itu wahahaha

    • @bella0842
      @bella0842 ปีที่แล้ว +24

      Sebelum negara Asia Timur menurun populasinya, ada negara2 eropa yg lbh duluan. Bedanya di mereka krn ngejar karir dan pencapaian bukan krn ngidupin ortu.
      Udah jadi rahasia umum kalo masalah sandwich gen di Asia 😢

    • @BolisBurju
      @BolisBurju ปีที่แล้ว +17

      ​@@cumabisafarming6184 Suami/istri yang usia 40an saat ini jarang punya anak 5 atau di atas 3. Kecuali yang berpikiran "banyak anak banyak rejeki". Atau karena alasan tertentu tidak pakai kontrasepsi.

  • @stella3635
    @stella3635 ปีที่แล้ว +295

    As a millennial that comes from a humble family myself, I can totally relate to the reasons and concerns behind the mindset of delaying marriage and child birth. This matter is indeed a complicated topic for the youth in our generation. On one hand, the decision to not having a child for the sake of the country might be considered selfish at this point-yet, on the other hand, it might also be the only *reasonable option* the young people could take *to survive* their day-to-day, which is already high with pressures, so they can use more time and resources to prioritize their happiness and the well-being of the loved ones they're supporting. 💔

    • @vivalavida8000
      @vivalavida8000 ปีที่แล้ว

      🥹🥹🥹💯

    • @wonwoorideul-
      @wonwoorideul- ปีที่แล้ว

      👏🏻💯

    • @chikahafizah7360
      @chikahafizah7360 ปีที่แล้ว +1

      Ndak bisa basa enggres. 🙄

    • @beylafie._.
      @beylafie._. ปีที่แล้ว +12

      @@chikahafizah7360 belajar.

    • @dian4318
      @dian4318 ปีที่แล้ว +7

      @@chikahafizah7360 yaa belajarlah

  • @emajufri7813
    @emajufri7813 ปีที่แล้ว +24

    Semoga mas hansol diberi rezeki yg melimpah, banyak uang nya dan bisa beli rumah, selalu diberi kesehatan dan umur panjang. Amiin ya rabbal alamin

  • @moonbow4088
    @moonbow4088 ปีที่แล้ว +10

    Buat membuka pintu immigrant, butuh kolaborasi toleransi warganya sama jaminan pemerintah, contohnya di Canada. Meskipun disana cuacanya extrem tp bnyk org asia yg lebih bisa bertahan hidup disana dibandingkan di negaranya sendiri. Dan itu butuh waktu yg panjaaang dan sosialisasi yg massif

  • @dirikudirimu6044
    @dirikudirimu6044 ปีที่แล้ว +142

    Ini wawasan baru Mas Hansol . Khamsamhamnida.
    Karena aku mikirnya Korea sudah mendunia dengan Kdrama Kpop negara nya pun sudah maju dengan berbagai teknologi jadi dibayanganku warganya pasti semua sejahtera. Ternyata realitanya tidak demikian.
    Ternyata semua negara tetap saja ada masalah yang harus dihadapi. Jadi lebih bersyukur hidup di Indonesia.

    • @aryeniparwati5394
      @aryeniparwati5394 ปีที่แล้ว +3

      Disini kalo punya anak emang sulit, tapi kayaknya tak sesulit disana ya, uang 200juta masih bisa beli rumah wlpn kecil, disana ga bakal bisa keknya

    • @hastatihendriani5064
      @hastatihendriani5064 ปีที่แล้ว +5

      ​​@@aryeniparwati5394 ditambah kaya di jkt misalnya harga rmh jg mahallll bgt tp org2 yg kerja di jkt punya pilihan beli rmh di kota pendukung spt bekasi bogor depok dan tangerang yg harganya lbh terjangkau, dan di Detabek itu pun pilihan pekerjaannya bnyk .. krn bnyk dibangun perumahan bisnis ikut berkembang. Di korea kayaknya ( yg kutangkap dr penjelasan hansol) terpusatnya melulu di seoul tp daerah pendukungnya krg diminati untuk tinggal .. mungkin budaya pali2 dan jam kerja yg panjang jd pekerja mikir berkali2 lipat untuk tinggal di daerah yg jauh dr seoul.

    • @budiman6050
      @budiman6050 ปีที่แล้ว +2

      ​@@hastatihendriani5064 mungkin juga gitu karena udah jam kerjanya lama, mereka mikir ngapain harus bangun pagi2 buat naik transportasi umum karena rumah jauh, mending buat istirahat gak sih? Jadi lebih pilih yaudah tinggal di daerah dia kerja aja.

    • @dian4318
      @dian4318 ปีที่แล้ว +2

      Kdrama sndri, diakui org korea byak kebohongan ddalamnya kan... Bumbu2 drama biar mnarik
      Sperti india jg filmnya byak kbohongn

    • @dian4318
      @dian4318 ปีที่แล้ว +2

      @@hastatihendriani5064 hansol pernah bilang d salah satu videonya, ada rasa gengsi yg tggi kalo tggal d seoul..
      Jdi anak muda bbondong2 pindh d seoul, sperti crta hansol d video ini, org korea materi oriented, jdi yg tggal d luar kota seoul byak dibully/diacuhkan d society pekerjaannya

  • @cicely5003
    @cicely5003 ปีที่แล้ว +203

    mas hansol,
    1. makasih ya mas hansol, videonya informatif bangetbanget 🙏😭😢 (nyampeinnya juga jelas+sopan banget!) jadi dapet banyak insight juga soal gimana plus minus hidup disana
    2. semoga cita2nya mas hansol & pasangan cepet tercapai ya & bisa cepet punya rumah juga disana! amin amin
    3. mau ijin tanya, kalo disana itu bisa cicil KPR gitu gak sih mas hansol buat rumah?

    • @bdut6003
      @bdut6003 ปีที่แล้ว

      Tebakan ku sih pasti ada, karena hamppir disetiap negara nerapin sistem "kredit" atau cicilan, tp tentu dgn bunga.

  • @punyadivi6985
    @punyadivi6985 ปีที่แล้ว +4

    relate banget, aku baru menikah dan punya anak, rasanya pengeluaran nambahnya gak kira2. sekarang buat nabung kayak sulit bgt. dan lagi ada org tua yang ttp harus dinafkahi. padahal aku bukan kategori nikah muda. jadi mengerti bgt perasaan anak muda skg yang ibaratnya buat ngurus diri sendiri aja berjuang, ditambah mengurus org lebih banyak lagi. tapi tetap semangat, niatkan ibadah agar perjuangan kita di dunia tidak sia2.

  • @thowilcollection3783
    @thowilcollection3783 ปีที่แล้ว +2

    Dari sini saya belajar, pemerataan di setiap sudut daerah itu hal yang penting.

  • @iamleoooo
    @iamleoooo ปีที่แล้ว +262

    Mas Hansol mungkin bisa ngevlog di kota kecil Korea biar kita bisa tau kehidupannya kyk gimana di sana

  • @suwondotokobesi5770
    @suwondotokobesi5770 ปีที่แล้ว +303

    Sedih banget ya mas hasol ......anak anak adalah ....masa depan kita ....harapan kita ...semoga kedepan mas dan pasangan segera di beri momongan

    • @luvwonyoungBP
      @luvwonyoungBP ปีที่แล้ว +39

      Sebenernya klo aku di kasih pilihan,,,mending aku jd warga korea,,,dr pada angka kelahiran tinggi,tapi hidup susah,gk tau anak mau di kasih makan apa,gk bisa kasih yg terbaik untuk anak,,,,pikiran org korea dan Indonesia bener2 180°berbeda.... Dan makin kesini gw makin bnyk dpt pelajaran penting,,,,anak tuh tanggung jawab seumur hidup,harus kita kasih yg terbaik semuanya,,,,orang korea tuh gini,jd gk bisa tuh klo kita miskin,bahkan sekedar berkecukupan trus pngn punya anak,gk bisa kaya gitu,,,mau di sekolah yg bagus gk mampu nantinya,kasih makan2an yg bergizi pun butuh lebih,,,,jd dr pada anak nnti tumbuh amburadul ya baiknya memang benar jangan punya anak,,,kaya dulu,kerja,,,klo udh kaya raya baru punya anak.....beda sma org Indonesia yang sebaliknya

    • @acd5140
      @acd5140 ปีที่แล้ว +7

      @@luvwonyoungBP betul ap lg biaya di korsel. Serba mahal / biaya kebutuhan pkol, blm lg sewa apartemen aj jg mahal & biaya anak jg fantasis, hidup di korsel apa2 uang nanti kl pny anak kshn ank ny sengsara kl gk pny apartemen bgs apa lg di korsel ad musim dingin nanti ank ny kedinginan bd indo biaya kebutuhan pokok masih murah, biaya ank jg murah & rata2 orng indo bs beli rumah gk kyk di korsel rata-rata sewa apartemen makanya anak pemuda-pemudi korsel gk ad mau nikah alsany mas Hansol jelasin itu mereka mikir diri nya sndiri aj udh susah tr kl nikah & pny anak tambah susah lg 👍👍👍

    • @nurulhidayati8156
      @nurulhidayati8156 ปีที่แล้ว +5

      Pernah denger mas hansol menunda atau ga mau punya anak gitu kalo ga salah

    • @luvwonyoungBP
      @luvwonyoungBP ปีที่แล้ว +22

      @@acd5140 gw berharap org2 Indonesia pada punya pemikiran kaya gw dan org ini,,,klo bisa semua org Indonesia,,,biar gk ada lagi gw liat tetangga nyubitin anak karna stres hidup miskin,makan susah,gk mampu beli susu,pusing kebutuhan sekolah anak,,,, intinya gw berharap org Indonesia otaknya tuh kaya dulu baru punya anak,,,bukan malah sebaliknya dan ngandelin"gpp miskin,nnti klo udh nikah dan punya anak rejeki mah dateng dr mana aja" sumpah jijik bgt sma org yg pemikiran nya begitu,pengen gw slepet palanye....kaya kaya kaya dulu!!!!!

    • @acd5140
      @acd5140 ปีที่แล้ว +4

      @@luvwonyoungBP betul pemikiran indo bs sm orng korsel kkaka kl miskin sm aja biaya anak gmn, anak emng rezeki tp ortu ny gk mampu beli kebutuhan anaknya kshn anak ny tr sengsara ap lg biaya sekolah jg mahal & merawat anak aj susah ny bukan main , pkoknya kl mau nikahnya& pny anak lht diri sndiri dl kl semuanya mapan gk masalah tp kl semuanya gk mapan mending jgn nikah / jangn ikut teman udh nikah, ak kdng iri lht teman nikah tp tr nikah harus pny uang bnyk & males ny merawat anak susah ny bukan main 🤭🤭🤭 Krena udh merasakan merawat keponakan ( aduh susah + pusing kakak)

  • @lyclover816
    @lyclover816 ปีที่แล้ว +15

    Menurutku, turunnya angka kelahiran ini tinggal menunggu waktu. Mungkin sekarang dimulai dari negara maju seperti Korea Selatan atau Jepang. Tapi nanti ada kemungkinan negara lain juga mengalami hal yg sama. Di Indonesia sendiri, milenial zaman sekarang juga makin banyak yg menerapkan childfree. Karena semakin banyak yg menyadari kalo punya anak itu butuh kesiapan mental dan finansial. Sementara masalah terbesarnya itu mereka jadi generasi sandwich. Baru kerja harus menghidupi satu keluarga (ortu, kakak, adek). Belum lagi kalo nikah, makin banyak lagi tanggungannya. Di samping itu, mahalnya biaya rumah dan biaya hidup lain juga jadi pertimbangan besar. Apalagi kalo gaji yg didapat pas-pasan. Jadi mikir-mikir lagi kalo mau punya anak.

    • @danthovict381
      @danthovict381 ปีที่แล้ว

      Gw banget generasi sandwich. Ortu tinggal mama sj sudah pasti sbg anak bungsu harus merawat. Eh ad kakak kaga kerja. Blom lagi ketambahan om yg ga kerja dr muda jd beban keluarga (sebelumnya diurus nenek, sejak nenek sy meninggal jd di drop ke kami), mau ga nerima kok ya kesannya jahat keluarga sendiri dibuang, haduh. Jd curcol kan.

  • @larasrihada9
    @larasrihada9 ปีที่แล้ว +25

    Beruntung bgt di Indonesia pemerintah ngasih rumah subsidi yg cicilannya tergolong rendah. Anak muda jaman sekarang jadi bisa nyicil rumah walau tanah dan bangunannya gak seberapa. Semangat mas hansol nabung untuk punya rumah disana!! 💪
    Dan juga untuk gaya hidup kalau di jakarta kayanya sama aja kaya di seoul deh, yg terlihat kaya yg dihormati. Apalagi kalau kita ke mall2 besar 😅.
    Padahal dibalik barang2 mewah ternyata banyak hutangnya juga tuh🤭

    • @tonimanchunia4479
      @tonimanchunia4479 ปีที่แล้ว +1

      Tapi rumah subsidi juga membuat lahan sawah jadi menyempit😢

    • @mawarr7486
      @mawarr7486 ปีที่แล้ว

      ​@@tonimanchunia4479 Gimana Gak sempit? Wong punya istri sampai 4 belum lagi masing masing istri punya 6/7 anak 😅😂

    • @wiwid-li4nu
      @wiwid-li4nu ปีที่แล้ว

      Rumah subsidi lokasinya di daerah terpencil

    • @acd5140
      @acd5140 ปีที่แล้ว +2

      @@wiwid-li4nu wlpn rumah subsidi sempit kakak yg penting bs beli rumah kakak dr pd kontrak + uang ny buat yg lain, kakak seharusnya bersyukur bisa beli rumah subsidi / gk yg pntng pny rumah kakak karena dibawah kakak bnyk orang gk bisa beli rumah / gk layak di tempat tinggali, kakak lahir di korsel kakak ap lg negara ad musim dingin kakak gk bs sewa rumah/ apartemen bgs kakak kedinginan , sekrng kaka milih mana bisa beli rumah wlpn subsidi / gk??? 🤭🤭🤭🤭

  • @NurulSyifa67
    @NurulSyifa67 ปีที่แล้ว +165

    Bisa relate sih dgn alasan2 yg mas hansol sebutkan.. jaman skrg smuanya perlu duit.. paling penting duit buat masa depan anak, kperluan anak, buat gizi anak, tempat tinggal yg layak buat anak, dan semua itu mahal bgt.. gak cuma d korea, mungkin mayoritas negara2 lain juga merasa sperti itu juga

    • @minjjxlo
      @minjjxlo ปีที่แล้ว +4

      Betul, meski belum pernah ke sana tapi kayaknya kita semua tahu kalo biaya hidup di Korea itu tinggi. Buat sendiri aja mereka harus susah payah dan bersaing mati-matian, apalagi kalo udah punya keluarga. Udah pasti biaya kebutuhan sehari-hari nya bakal gede banget, belum kalo nanti anak udah mulai masuk sekolah.

    • @NurulSyifa67
      @NurulSyifa67 ปีที่แล้ว +3

      @@minjjxlo lah iya bener bgt... Biaya kesehatan juga mahal.. saya aja ngerasa agak berat juga biaya hidup walau gak tinggal d korea, apalagi mereka yg d korea.. belom lagi hidup yg stress dsana karna harus double extra kerja keras juga

    • @CreaBooannArts
      @CreaBooannArts ปีที่แล้ว +3

      Betul mbk, saya yg udh ada anak 1 dan hidup di Indonesia aja sampek mikir udh cukup satu aja gk mau nambah lagi. Alesannya ya salah satunya krna yg mbk sebutin diatas... Tanggung jawab besar dan gk yakin klo ada 2 anak/lebih segala kebutuhannya bs terpenuhi. Jadi drpda bingung mending satu aja tapi bener2 bisa diurusin

    • @muliyanto5097
      @muliyanto5097 ปีที่แล้ว

      Jadi jaman dulu juga apa” serba duit & mahal di zamannya

    • @NurulSyifa67
      @NurulSyifa67 ปีที่แล้ว +1

      @@CreaBooannArts iya kita sama kak.. punya anak satu, walau tidak tinggal d indo, kerasa juga bebannya.. apalagi zaman skrg apa2 serba mahal..

  • @junjun1386
    @junjun1386 ปีที่แล้ว +18

    Satu sisi ikut berfikir tp jd tahu sisi lain mas Hansol..salut tetep memberi ke ortu...semoga sehat selalu ya. Amin.

  • @mandipagi-ll8tb
    @mandipagi-ll8tb ปีที่แล้ว +5

    Dengar ini jadi salut sama Kimbab Family yg berani punya banyak anak dan hidup di Korea, dengan segala yg serba mahal dan bersaing

  • @haylin6853
    @haylin6853 ปีที่แล้ว +12

    Makasih banget mas hansol sdh posting video ini, jadi lebih banyak tahu soal situasi dan isu tentang hal ini di korea. Tuhan Yesus memberkati selalu buat mas Hansol, mbak Jeanette dan sekeluarga 🙏

  • @BlueWithoutBiu
    @BlueWithoutBiu ปีที่แล้ว +14

    Aku dengerin point-pointnya Mas Hansol sambil ngangguk-ngangguk sepanjang video. Sumpah, meskipun aku tinggal di Indonesia (sebelumnya di Singapore), asli bisa relate 🥲🤧

  • @rechanrechan
    @rechanrechan ปีที่แล้ว +240

    Sama ya dengan masalah di Jepang.
    Di Jepang juga ada faktor harus menanggung 4 generasi karena rata2 orang Jepang umurnya panjang. Dia harus nanggung generasi dia (dia dan pasangan), generasi orang tua, generasi nenek kakek, dan kalau punya anak juga harus nanggung generasi anak. Situasi perkantoran juga gak mendukung untuk yang ingin punya anak/lagi membesarkan anak, tapi kalo mau punya anak ya harus kerja, jadi bingung 😅 Biaya hidup juga gak setara dengan gaji, boro2 punya anak, urus idup sendiri aja susah payah.
    Udah ada beberapa area di Jepang yang dikosongkan karena penduduknya hanya sedikit dan semuanya lansia, jadi mereka di relokasi dan pulau/areanya dikosongkan untuk menghemat asupan listrik dll. Waktu aku kuliah di Jepang, ada temen aku cerita dia dulu sekolahnya dirubuhin gara2 ga ada murid lain, jadi dia harus ke kota (atau desa ya aku lupa) lain buat sekolah karena disana ada 5 murid lain wkwk.
    Makanya Jepang sekarang lagi banyak2in ambil tenaga kerja luar soalnya udah mulai kekurangan tenaga kerja karena populasi menurun. Kalau Korea apa tenaga kerjanya juga menurun? Atau karena ada industri besar seperti K-pop tenaga kerja luar lebih banyak yg masuk ke Korea daripada Jepang? Topik yang menarik sih ini 👍 Heran aja pertamakali diceritain sensei tentang penurunan populasi Jepang, karena dari dulu tinggal di Indonesia dengernya kebanyakan populasi mulu wkwk.

    • @sarahmantovani383
      @sarahmantovani383 ปีที่แล้ว +12

      Bukannya Lansia dan anak-anak itu ditanggung pemerintah Jepang ya? Apalagi sejak penurunan populasi, pemerintah Jepang kian giat memberikan banyak alokasi dana terutama untuk mereka yang akan dan baru menikah

    • @newan_rizky
      @newan_rizky ปีที่แล้ว +22

      Di Indo yang kelebihan pupulasi itu sebenarnya cuma di pulau jawa, pulau-pulau lain masih normal-normal aja.

    • @sarahmantovani383
      @sarahmantovani383 ปีที่แล้ว +11

      @@newan_rizky Soalnya salah satunya karena banyak lapangan pekerjaan tapi di Jawa pun disebut BPS udah alami Zero Birth termasuk provinsi yang saya tinggali, Yogyakarta. Banyak juga lansianya

    • @danthovict381
      @danthovict381 ปีที่แล้ว +12

      Di jepang juga banyak black company, yg meres pekerjanya sampe ke sari2nya (jam kerja tinggi, lembur ga dibayar). Jd pasti udah stress duluan untuk menghidupi diri sendiri. Boro2 punya anak.

    • @CharDhue
      @CharDhue ปีที่แล้ว +2

      Lebih parah, Korea terendah di Asia

  • @antienritonga
    @antienritonga ปีที่แล้ว +7

    Salut sama mas Hansol, masih setia bayar persepuluhan. Seperi janji Tuhan, Dia akan selalu menyertai mas Hansol sekeluarga sampai akhir jaman. Btw, perlu campaign cinta produk dalam negeri ya mas, harusnya lebih murah drpd barang2 import kan ya. Banyak Social Climber soalnya.

  • @thunder45bolt39
    @thunder45bolt39 ปีที่แล้ว +7

    Penjelasan Mas Hansol mengenai ini di Korea, sama spt yg terjadi di Jepang sbgmn dijelaskan youtuber asal Indonesia di Jepang.
    Di Indonesia khususnya kampung yang masih budaya tradisional, menikah itu adalah keharusan berdasarkan umur, baik sudah memiliki pendapatan atau belum jika hidup di kampung maka orang tua akan mendorong anaknya utk menikah di usia 20 thn bahkan di bawah itu msh byk menikah di usia dini dengan pendidikan SMA. Plus minusnya pasti ada. plusnya orang tua di kampung akan menanggung biaya hidup anaknya sejak awal pernikahan sampai memiliki pekerjaan, segala kebutuhan hidup sederhana dinikmati bersama dalam 1 atap (1 rumah) antara orang tua dan keluarga kecil anaknya bahkan sampai beranak cucu.
    Tidak menikah di kampung adalah aib dan tidak memiliki pekerjaan bukanlah alasan utk tidak menikah karena ada keyakinan secara turun temurun bahwa : "Rejeki sudah ada yang mengatur", "Banyak anak banyak rejeki", "Jangan takut punya anak dan jangan takut tidak makan karena katak dalam tempurung pun sudah punya jatah makan dari Tuhan yang Maha Kuasa", "Menikahlah karena menikah membawa rejeki dan keberkahan hidup", "Allah menciptakan manusia sejak dalam rahim sudah tertulis dengan rejekinya, buktinya dalam rahim saja embrionya sudah bisa makan dan ketika lahir sudah tersedia ASI dan seterusnya".
    Begitulah kehidupan warga masyarakat Indonesia khususnya di lingkungan tradisional kampung.
    Mas Hansol baru tahu info ini kan? kl menarik moga dilike sama Mas Hansol

  • @tomatoSamurai
    @tomatoSamurai ปีที่แล้ว +12

    Keadaannya mirip sama di Singapura, rumah (baca: apartemen) makin mahal ga karu-karuan tapi makin kecil. Udah dikasih insentif duit dari pemerintah juga tetep aja nggak banyak berhubung stress tinggi dan mahal, mau nikah aja kudu siapin duit, blom untuk beli rumah... dan seperti kata Mas Hansol nikah nya ditunda sampe lama.. kecuali kalo bapak e udah kaya hehe.. Disini sekolah juga di-merge, 2 sekolah digabung jadi satu soalnya murid nya terlalu sedikit.

  • @ChandraDewi1
    @ChandraDewi1 ปีที่แล้ว +9

    Sesak ya pas udah denger penjelasan Sam Hansol..kayak buah simalakama banget sih ya kondisi di korea....semoga Sam Hansol dan mbak Jeanette makin banyak rezekinya,punya rumah, dan dipermudah punya momongan.

  • @fantasticfour6926
    @fantasticfour6926 ปีที่แล้ว +9

    Ternyata generasi sandwich gak cuma ada di Indonesia...
    Makanya karna aku tau kehidupan semakin sini semakin sulit, aku jadi membekali diriku dengan kehidupan yg stabil, supaya di saat tua nanti tidak menyusahkan anak2.
    Alhamdulilah anakku ada 4, cita2ku minimal punya 4 rumah, untuk bekal anak2 di masa depan dan juga bekal untukku dan suamiku di saat tua. Supaya saat tua nanti aku gak perlu minta2 uang sama anak2ku. Jadi mereka bisa lebih fokus dengan kehidupan mereka dan tidak merasa terbebani. Dan doaku selalu untuk anak2ku, mereka bisa sukses dan hidup bahagia dengan cara jujur. Selalu yg aku tekankan ke amak2 supaya jujur.

  • @dian4318
    @dian4318 ปีที่แล้ว +18

    Tidak bermaksud membandingkan kehidupan korea-indonesia
    Tapi dari menonton ini
    Meningkatkan perasaan syukur dalam diri
    1. Alhamdulillah, setelah menikah bisa memiliki rumah sndri, wlau sederhana..
    Melihat sulitnya memiliki rumah d korea, bhkan bagi org2 yg secara finansial jauhhh lbih baik dri saya
    2. Memiliki orangtua yg tdak mau meminta atau mnyusahkan anaknya 😊 terimakasih Papa

    • @acd5140
      @acd5140 ปีที่แล้ว

      Betul ak aj nonton vlog ini merasa bersyukur kakak orng indo Rata-rata bisa beli rumah, biaya kebutuhan pkok murah wlpn indo rumah gk mewah / biasa yg penting bs buat tempat tinggal, ak jg orng korsel sm kyk mereka ssh beli rumah disna & harga rumah aja super Fantasis & orng indo jg kita pny uangnya/ tidak/ gaji UMR kecil ( hidup kita happy kakk) di korsel gaji UMR besar tp hiudp ny gk. Bs bahagia, makany ak bnyk2 terimakasih sm Tuhan lahir di surga dunia ( indo) wlpn indo sh ketinggalan jauh sm negara maju tp indo the best 👏👏💜🇮🇩🙏

    • @dian4318
      @dian4318 ปีที่แล้ว

      @@acd5140 setiap negara plus minus 😊
      Tapi bersyukur itu wajib dmna pun, agar kita mrasa cukup dan bahagia 👍🏻

  • @intanrachmania3799
    @intanrachmania3799 ปีที่แล้ว +49

    Sehat selalu mas hansol & istri biar kami bolo-bolo bisa menyaksikan Hansol Junior di tahun ini atau... di masa depan 😄🥰

  • @kimmyloey
    @kimmyloey ปีที่แล้ว +7

    Alasan ke 4, tanpa disadari jadi beban mental untuk sebagian orang😔
    Ada standar kesuksesan dari penampilan dll. Diikuti melelahkan, gak diikuti direndahkan

  • @FHK_88
    @FHK_88 ปีที่แล้ว +2

    Desentralisasi populasi.
    Desentralisasi lapangan kerja.
    Desentralisasi sarana publik.
    Desentralisasi segalanya.
    Tinggalen Seoul selama 10 tahun, nanti harga tumah disana akan mewajar.
    Rumah sakit, kampus, sekolah, mall, tempat hiburan, semua wajib ada di luar Seoul.

  • @brilianoexcellio5184
    @brilianoexcellio5184 ปีที่แล้ว +4

    Setelah aku liat2, lagi banyak anak muda di indo yang meminimalisir budget pernikahan. Nikah sederhana di KUA trus pulang dan melanjutkan hidup kembali. Mereka lebih milih simpen uang buat masa depan. Memang sebenarnya pilihan orang masing2 mau diramein atau ngga. Tapi opiniku ini jauh lebih worth it aja sih untuk kelangsungan hidup kedepannya. Uangnya bisa disimpan buat tabungan anak atau untuk tabungan hari tua. Salut juga karena ga gengsi untuk harus tampil bermewah-mewahan di jaman sekarang.

  • @arumsjin878
    @arumsjin878 ปีที่แล้ว +54

    Bener mas hansol, jangankan di korea di indo juga aku mikir nikah itu kemewahan huhu. Kaya harus well prepared semuanya rumah, ekonomi dan segala macam kedepannya :”)

    • @aishajung3430
      @aishajung3430 ปีที่แล้ว +4

      Betul banget mba, aku kerja di kesehatan masyarakat dan suka miris banget karena ketemu banyak ibu-ibu urban yang keliatan capeeeee sekali banting tulang buat jaga dan hidupin bayinya. Kebanyakan karena ekonomi tidak memadai ditambah faktor laki Indonesia yang kadang mengutamakan beli rokok atau hal tersier lain sementara beli susu mahal. Boro-boro mau keluar ASI kadang, karena ibunya seringkali terpaksa ga makan untuk menuhin makan sekeluarga 😢

    • @alura3787
      @alura3787 ปีที่แล้ว

      Yang penting kita ngga resepsi sex dan tidak kekurangan bayi ,malahan kita sangat berlimpah dalam hal melahirkan anak

    • @danthovict381
      @danthovict381 ปีที่แล้ว

      @Q J lah ini kebalikan dr korea dong ya, disana org ga mau punya anak dulu krn terlalu mahal biayanya. Lah disini yg penting saat bikinnya enak, pas jd anak dibiarin.

  • @csnva2385
    @csnva2385 ปีที่แล้ว +10

    Bener... Ngurusin biaya hidup sendiri sama tanggungan ortu itu berat banget buat nabung

  • @cindymeslay288
    @cindymeslay288 ปีที่แล้ว +3

    Terima kasih ya mas Hansol, informasi dan wawasan yg bermanfaat buat saya. Salut juga mas Hansolnya masih taat ngasi Persepuluhan. semoga diberkati berlimpah2 mas dan mbaknya.

  • @CalvinVlogs
    @CalvinVlogs ปีที่แล้ว +2

    Tos utk sesama sandwich generation, i feel you so much Mr Hansol, dimana saat melihat teman2 lain bisa berkarir dan menabung, tp ya kita harus menjadi tulang punggung keluarga di usia muda, otomatis nikah tertunda. Apa lagi punya anak.

  • @ijanilam1423
    @ijanilam1423 ปีที่แล้ว +53

    Sehat selalu mas Hansol,lancar rejekinya dan cepat di beri momongan.

  • @zakiahnas9892
    @zakiahnas9892 ปีที่แล้ว +23

    Kirain di Indonesia aja banyak Sandwich generation, di Korea juga banyak 😅

  • @peachblossom8717
    @peachblossom8717 ปีที่แล้ว +10

    Kangen bgt kontennya mas hansol yg kaya gini
    Keinget dulu awal" bikin konten
    Banyak info tntang keadaan korea yg sebenarnya
    😊

  • @ard_widya
    @ard_widya ปีที่แล้ว +5

    Tiap bulan bahkan sekarang seminggu sekali saya periksa ke imsanbu. Dokternya pasti tanya kadang bicara lebih dulu.
    Kalau yg hamil atau melahirkan malah lebih banyak orang asing dari pada org korea nya dan orang korea kalau melihat anak kecil sangat suka.apa lagi kalau sedang hamil.mereka melihat dan tidak jarang mengajak bicara kita(orang asing)dengan raut wajah senyum bhgia dan mengucapkan selamat atas kehamilan.mau naik taxi,bus,jalan kaki atau kepasar pokok.e kok hamil meneh hamil besar jadi pusat perhatian ☺️🤗

  • @evelynnatalia8480
    @evelynnatalia8480 ปีที่แล้ว +17

    Selalu senang dengar penjelasannya mas Hansol ga bikin ngantuk. Terimakasih

  • @adliyaharum6962
    @adliyaharum6962 ปีที่แล้ว +78

    Kebetulan mau ngangkat isu penurunan pendudukan di Korea untuk tugas kuliah tapi bingung mau ambil informasi dari mana, dan tiba tiba dapet notifikasi dari mas Hansol. Video nya membantu sekali, mohon ijin Mas Hansol video dan informasi yang mas Hansol berikan saya ingin menjadi bahan tugas kuliah 🙏🏻

    • @coconutjelly3656
      @coconutjelly3656 ปีที่แล้ว +2

      Jgn lupa cantumin utube ini nanti di referensi skripsinya 😁

    • @aktivasi1295
      @aktivasi1295 ปีที่แล้ว

      Mau nanya ? Jurusan apa kak ?

    • @adliyaharum6962
      @adliyaharum6962 ปีที่แล้ว +1

      @@aktivasi1295 Manajemen Dakwah

  • @Pra-zx1yw
    @Pra-zx1yw ปีที่แล้ว +5

    terima kasih mas hanson, lumayan menambah wawasan, bagus juga untuk dipelajari di indonesia, agar tidak terlalu banyak.. karena tetep harus ada batasan, tapi juga tidak kekurangan

  • @sonykun3828
    @sonykun3828 ปีที่แล้ว +2

    udah pernah dengerin konten begini di tempat lain, dan yah sekali lagi mengingatkan gua "Kehidupan masyarakat itu sekarang sudah gelap, mau di Indo ataupun di luar".

  • @midnightmiracle79
    @midnightmiracle79 ปีที่แล้ว +72

    Kalo di Indonesia yang jadi masalah orang2 pada punya anak banyak tapi abis itu tidak bisa merawat dan kasih kehidupan layak untuk anak2nya. Makin banyak kekerasan terhadap anak dan anak2 di bawah umur yg putus sekolah dan harus bekerja terutama sejak covid. Mungkin karena orang banyak kehilangan pekerjaan karena covid dan akhirnya anak2nya yang jadi pelampiasan rasa frustrasinya. Kalo begini kan jadi masalah juga. Jadi mau punya anak atau tidak yang penting semua harus dipikirin, jangan karena tekanan dari lingkungan

    • @muridsumeru22
      @muridsumeru22 ปีที่แล้ว +12

      kan mayoritas orang indo pemikirannya banyak anak banyak rejeki. artinya setiap anak punya jalan dan rejekinya masing2. banyak juga ortu yg berpikir kalau anakku banyak, di masa tua aku juga akan menerima banyak uang dari anak2 ku. tapi kenyataannya gk seperti itu. malahan jadi sandwich generation 🥪. kerja buat biayain hidup ortunya, adik2 nya. padahal gajinya sebulan cuma 1.2 jt. kisah nyatanya tetanggaku. merantau di ibukota gaji segiutu. sebulan cuma 400 rb di ibukota. yaaa... pikir saja sendiri🥪

    • @HannaNurmala
      @HannaNurmala ปีที่แล้ว +5

      ​​@@muridsumeru22 pikiran anak banyak rezeki hadir untuk membantu kerja (bertani) pendapatan naik. Akhirnya pandangannya geser... Kerjanya jadi pegawai. Sayangnya pandangan sosial budaya ekonomi ini gak ada yg arahain lg untuk dialog secara sosial budaya ekonomi. Jika dulu ada rsi hingga dikenal wali, sekarang yg ktnya tokoh agamawan gak mengerti sosial budaya ekonomi, sehingga isu ini gak diangkat dalam dialog saat berinteraksi dg rakyat. Kemudian menjadi masalah sosial budaya yg kita lihat saat ini.

    • @user-dj1td1fk3y
      @user-dj1td1fk3y ปีที่แล้ว +16

      Di indonesia sekarang itu yg punya anak banyak kalau ga kaya banget ya miskin banget

    • @muhammadathar5947
      @muhammadathar5947 ปีที่แล้ว

      Tapi masih mayoritas pengen punya anak setidaknya untuk saat ini di Indonesia

    • @triobunny1199
      @triobunny1199 ปีที่แล้ว

      Tentu saja g ada masalah.. Kalo ada masalah tinggal salahin pemerintah 🤣

  • @uarmyhomebangtan3176
    @uarmyhomebangtan3176 ปีที่แล้ว +49

    jujur aku sebagai individu udah mulai mikir buat gapunya anak (bukan karena org yg baru viral kemaren ya ges, ini pure dari pemikiranku bahkan sebelum aku tau kalo ada masalah yg viral kemaren). jadi kebetulan aku hidup dimasa dimana masa kejayaan ortuku udah menurun (ayahku meninggal, ekonomi keluarga menurun, kakakku yang generasi sandwich). jadi ya mirip kaya yang dibilang mas hansol di video dimana orang-orang pengen mengejar kebahagiaan sendiri dulu, daripada nambah beban diri sendiri lebih baik aku bahagiain aku dulu, bahagiain keluargaku dulu. karena nikah itu ga gampang, dan nanti punya anak tuh jadi (maaf) beban tanggungjawab yang harus ditanggung seumur hidup. bayanginnya aja ga sanggup hehe. jujur juga kakakku yang masuk generasi sandwich dimana harus biayain aku dan ibuku juga mikir kek yang dibilang mas hansol di poin 3:)) tapi disisi lain ibuku dan orang-orang saudara tuh kek ngebet banget dia nikah gitu. aku yang liat kasian sumpah, soalnya gimana ya... pemikiran kita beda. pemikiran anak jaman sekarang dengan orang orang jaman dulu tuh beda, ya walaupun pemikiranku sama kakakku ga sama tapi setidaknya untuk urusan pernikahan kita sepemikiran.
    yang awalnya mikir gitu karena keadaan, jadi mikir kalo itu semua ada benernya juga.
    note: disini aku berkomentar sebagai diriku sendiri. takutnya ada yang menyalahgunakan komentarku.
    sampun, maturnuwun.

    • @citraayu948
      @citraayu948 ปีที่แล้ว +11

      Sepemikiran nih, apalagi aku ada di posisi kayak kakakmu. Sandwich generation, tulang punggung, terutama nanggung orangtua karena adek-adek ada yg masih kuliah sama udah nikah. Umur udah lumayan buat ukuran cewek, tapi buat nikah berasa jauh banget terutama kepikiran gimana keluarga misal kelak diboyong suami atau diminta full ngurus keluarga. Jalan paling rasional ya kerja buat ngehidupin keluarga.

    • @IndahNihayati
      @IndahNihayati ปีที่แล้ว +7

      Halo kak aku pnya anak satu nggak ada salah kok sama pemikiran kakaak soalnya ak pnya anak buat survive aja harus berjuang belum lagi pas nikah kita ada ujian fianncial Semangat ya kak nggak ada salah yg child free

    • @alura3787
      @alura3787 ปีที่แล้ว +2

      Satu anak aja cukup kok dan mendukung pemerintah ,dr pada ngga punya sama sekali ,nanti Lo tua bakal sepi ngga punya siapa siapa,dan juga tidak ada yg meneruskan DNA lu nanti nya ,manusia di ciptakan oleh tuhan itu agar beranak Pinak dan menghasilkan keturunan ,,maaf ya kata ku agak sedikit kasar hewan aja mau punya keturunan dan melanjutkan DNA nya, masa kita manusia yang di beri akal dan pikiran tidak mau mempunyai keturunan sih ,kalau kita sudah tua dan meninggal nanti doa anak lah yg akan bisa membantu kita suatu saat nanti nya .

    • @uarmyhomebangtan3176
      @uarmyhomebangtan3176 ปีที่แล้ว

      @@citraayu948 iya kak🥲 semangat untuk para sandwich generation🙌🏻

    • @uarmyhomebangtan3176
      @uarmyhomebangtan3176 ปีที่แล้ว

      @@IndahNihayati makasih banyak ya ka🙌🏻

  • @RambuHana
    @RambuHana ปีที่แล้ว +4

    Suka bangat mas Hansol apa yang di katakannya semua masuk akal jujur saudaraku pernah bekerja dengan keluarga Korea asli emang sih mereka agak susah tuk menyesuaikan budaya org namun saya kadang berpikir bersyukur saya lahir di negara yg punya ribuan budaya jadi apabila saya berkunjung atau bekerja kenegara lain sangat gampang sekali untuk beradabtasi dan menerima budaya mereka untuk dipelajari

    • @acd5140
      @acd5140 ปีที่แล้ว

      Betul ak nikah kkak sm orng korsel tp suami ak udh tinggal di indo
      Emng pas wktu awal / pertama kali suami ak timggal di korsle ssh kakak cr teman, mereka Rata-rata cuek, individualisme, acuh, bodoamat sm orng asing ( gk welcome) & suami korsel ak mlah bilang kamu bersyukur lahir di indo, negara ny enk orng ng baik, santai, biaya kebutuhan pkok murah, sukasenyum, dermawan, sm orang asing ( welcome) , saling nyapa dll, emng kakak di negara manapun gk ad kyk indo kakak, emng indo masih kalah sm negara maju tp opini ku indo the best 👏🇮🇩💜 & ak merasa berterimakasih sm Tuhan udh lahir di surga dunia ( indo)

  • @soufatsuadah629
    @soufatsuadah629 ปีที่แล้ว +5

    Cukup dimengerti kalo liat podcastnya mas hansol, apa adanya dan nggak ada yang ditutup"pin , suka banget orang yang sederhana seperti mas hansol👍
    Semoga lancar terus untuk podcasnya bolo👍🙏

  • @thomasgalangprasetyo7493
    @thomasgalangprasetyo7493 ปีที่แล้ว +90

    Dari video ini, gua belajar kalau orang Korea kesadarannya tinggi tentang pentingnya menjaga kestabilan ekonomi pribadi dan kesehatan mental. Kalau di Indonesia, gua masih lihatnya tertekan pada tuntutan sosial, padahal ya kan itu hidup2 kamu ya, ya kamu sendiri yang jalanin kenapa harus stress dengan omongan orang lain.
    Belajar banyak sih dari video ini. Thanks Mas Hansol

    • @lungitariningrum8246
      @lungitariningrum8246 ปีที่แล้ว +5

      Sebenarnya sih kalo dilihat status sosialnya kurang tepat aja kalo menurut aku Lo karena ya namanya pernikahan itu yahh keputusan orang masing-masing terus ya di indo juga pasti banyak juga yang lebih memikirkan ekonomi dulu baru menikah cuma yahh dalam suatu hubungan itu pasti harus ada sebuah kepastian hubungan kedepannya bagaimana nggak bisa stuck begitu aja bukan meluluh tentang ekonomi terus tapi lebih ke masa masa terakhir kita akan dihabiskan sama siapa ngeliat anak cucu kita gimana nantinya ya kan bukan meluluh ekonomi terus yang diutamakan

    • @lungitariningrum8246
      @lungitariningrum8246 ปีที่แล้ว +2

      Maaf ini cuma pendapat saya pendapat mas menurut saya juga benar juga bahkan saya sependapat sama masnya mungkin saya agak tambahkan dikit

    • @cylababy1013
      @cylababy1013 ปีที่แล้ว +13

      ​@@lungitariningrum8246 tapi balik lagi.. kalo kita mau liat anak cucu kita .. iya kalo kita dikasih umur panjang.. masalahnya ekonomi emang penting :).. bukan soal matre tapi emang hidup butuh duit. Kalo emang gak stabil mending pikirin lagi daripada nanti ngajak anak ngerti kesusahan kita.. balik lagi dia gak pernah bisa milih orang tuanya seperti apa .. tapi orang tua kadang pen anak2nya begini begitu.. sebenernya emang prinsip beda kali ya.. di indo kalo gak nikah tuh jadi omongan tetangga banget apalagi kalo umur udah cukup.. kalo di korea kan gak .. bodo amat sama orang lain.. gak ngurus yang penting idup sendiri mah stabil aman .. emang budaya dan pemahamannya aja yg beda

    • @Chikacan98
      @Chikacan98 ปีที่แล้ว +12

      ​@@lungitariningrum8246 kl pendapatku, ekonomi nomer satu. Kalau ekonomi kurang, hal utama yg ada dibenakku edukasi anak atau diri sendiri belum tentu dapat yang bagus. Memang ada beasiswa dan banyak tp prinsipku jangan menggantukan sesuatu yang terlalu diluar kontrol. Selanjutnya jangan sampai keluar kata "liat nanti aja" atau "coba aja dulu" dalam mengambil keputusan yang terikat dengan orang lain dan jangan membangun hubungan kalau belum siap. Satu lagi jangan terlalu menggantukan diri sama makhluk hidup, tingkatan akhir dalam siklus makhluk hidup meninggal. Yang intinya, gak ada yang tau diakhir hayat hidup sendiri atau engga atau lebih parahnya ada yg mau ngurus atau engga.
      Itu remainding untuk diriku yang hampir 1/4 abad belajar tentang pelajaran kehidupan

    • @millionmiles3792
      @millionmiles3792 ปีที่แล้ว +1

      @CHI sama, harus ada perhitungan di awal gabisa gantungin yg kemungkinan besar kita gabisa kontrol ,harus sesuai kemampuan diri sendiri. kl kasus di jepang yg hari tuanya hidup dan mati sendiri spertinya jg sdh byk

  • @laciaularoschannel8397
    @laciaularoschannel8397 ปีที่แล้ว +34

    Makasih infonya mas hansoll...Bersyukurlah kita semua orang indonesia yg masih hidup di negara kita sendiri 🤗🤗...mari kita junjung ilmu leluhur kita untuk hidup kedepannya 😍😍😍Gemah Ripah Loh Jinawi 🤗...Ilmu Uripe wong jowo Alon Alon Kelakon ya mas hansol 🤗🤗

  • @drakenmike6374
    @drakenmike6374 ปีที่แล้ว +10

    Ada kemungkinan masa kecil anak2 Korea kurang bahagia dituntut fokus untuk belajar ketat disekolah sehingga untuk main2 tidak pernah mereka dapatkan , dan setelah lulus sekolah mereka di tuntut bekerja untuk membiayai keluarga atau sebagainya dan banyak persaingan, dan membuat untuk fokus pada karir nya , dan ketika mereka sudah sukses ada kemungkinan mereka ingin bersenang-senang seperti layak nya anak muda padahal umur nya sudah tua , dan mereka tidak terlalu berpikir untuk menikah dan punya anak , yah begitulah 😁

    • @fitriyaniyusbar6794
      @fitriyaniyusbar6794 ปีที่แล้ว

      Iya.., jadi keinget video Hansol feat Ujung Oppa topik tentang perbedaan pendidikan indonesia vs korea selatan 😄

  • @cicishawna2563
    @cicishawna2563 ปีที่แล้ว +3

    Ini nih yg ditunggu lgsg dr narasumber org korea lgsg.
    Matursuwun Hansol 🙏🙏

  • @lailatulmakhmuroh7620
    @lailatulmakhmuroh7620 ปีที่แล้ว +65

    Tak dongakno mas Hansol Karo tim sehat semua, biar Ramadhan bisa siapkan Rindingdong Lagi... aamiin

    • @almiranaura1052
      @almiranaura1052 ปีที่แล้ว +3

      Eh iya bner....aq nntn tiap kali beres terawehan 😁

    • @lailatulmakhmuroh7620
      @lailatulmakhmuroh7620 ปีที่แล้ว

      @@almiranaura1052 kalau g gitu waktu sahur aja Krn takut kebayang ceritanya waktu tdur 🤣

    • @Kimnadiraa
      @Kimnadiraa ปีที่แล้ว +2

      iyi bener.semoga mas hansol bisa adain rindingdong lagi ya..

    • @almiranaura1052
      @almiranaura1052 ปีที่แล้ว +1

      @@lailatulmakhmuroh7620 klw mepet bgt malah sambil nunggu wktu magrib atw malah gabut siang2 nahan lapar ga bisa tidur siang...wlpn ga tepat wktu tp ttep ditonton kok...😅

    • @lailatulmakhmuroh7620
      @lailatulmakhmuroh7620 ปีที่แล้ว +1

      @@almiranaura1052 intinya kita semua merindukan momen Ramadhan+ Rindingdong 🥺

  • @marshelldhiningrum9097
    @marshelldhiningrum9097 ปีที่แล้ว +10

    Suka bangett sama penjelasa nya mas hansol.. semoga orang korea bisa sejahtera bisa menikah da punya keturunan begitupula degan mas hansol semoga cept di berikan keturunan..
    Aaminn..

  • @meidinary7592
    @meidinary7592 ปีที่แล้ว +4

    Sy wanita 30 th ,anak pertama dari 4 bersaudara ,sy masih punya adik 3 yg harus dibiayai (kuliah,SMA,SD) tugas sy membantu pendidikan adik" sy kalo sy nikah sy ga bisa banyu adik sy ,jd memang sy memutuskan jomblo sampai saat ini kadang ada yg paham kondisi sy ,tapi banyak juga yg mengkritik bahkan ada yg ngatain "perawan tua" ,jujur sy sdh ga perduli dgn pendapat orang lain ,kalo bakal ga nikah ya gpp tp kalo ketemu jodoh ya gpp apapun pasti sy terima

  • @storyofmylife1985
    @storyofmylife1985 ปีที่แล้ว +12

    As Malaysians I can relate to all of his reasons since it is reality for adulthood life of some Malaysians.
    Mas Hansol, can you talk about dating shows in korea ? Is it really a trend there to produce dating show to encourage koreans to get married?
    Thank you, mas hansol!

  • @blala_asyik8740
    @blala_asyik8740 ปีที่แล้ว +18

    Mas Hansol sehat ya doain ya semoga bisa jalan" ke Korea😻

  • @ahmadhafiz1447
    @ahmadhafiz1447 ปีที่แล้ว +2

    Intinya bersyukur(jangan gengsi) rejeki sdh ada yg atur🙏

  • @nuryati1329
    @nuryati1329 ปีที่แล้ว +2

    Klw dengar cerita mas hansol alasan orang korea banyak yg tidak menikah karena takut faktor ekonomi.
    Sedih dan kasian juga ya.
    Semakin bersyukur menjadi warga negara Indonesia.
    Alhamdulilah Ya Allah

  • @UnRealm_
    @UnRealm_ ปีที่แล้ว +13

    Sama aja di Jogja, gaji UMR vs harga tanah ngga masuk akal. Masih kasih ortu, masih besarin anak-anak, yaaa intinya Alhamdulillah puji Tuhan di kasih sehat 😄

  • @dominiquequeque
    @dominiquequeque ปีที่แล้ว +14

    Massssss, kapan kapan coba bahas isu gender di korsel dong Mas. Aku cukup tertarik dengan negara di Asia Timur dan isu gender, bebas mas mau bahas isu gender dari perspektif apa. Sehat sehat Mas Hansol sama Mba Jean🙌🏻❤️

  • @nanaasakawa5695
    @nanaasakawa5695 ปีที่แล้ว +7

    Inti permasalahannya terletak pada gaya hidup orang Korea itu sendiri. Mereka kurang bisa bergaya hidup apa adanya terutama era2 sekarang. Tiap tahun standart gaya hidup meningkat tanpa dibarengi kenyataan real ( cari uang tambah susah krn tingginya kompetisi). Sebenarnya tinggal di kota2 kecil/ desa di Korsel itu menyenangkan, udara sejuk, nggak bising, beberapa jenis makanan masih murah, orang2nya masih saling tegur sapa, pemandangannya bagus, asalkan gaya hidup kita nggak memaksakan diri.

    • @danthovict381
      @danthovict381 ปีที่แล้ว +1

      Yup, kebutuhan hidup mahal. Tapi hedon tetep no 1. Harus sesuai trend dulu.

  • @flowr530
    @flowr530 ปีที่แล้ว +4

    Teman2 koreaku yg umurnya udah 30 thn jg blm mulai persiapin diri & finansial buat nikah, mereka malah lebih milih buat liburan ke luar negeri. Pernah ngobrol sama salah satunya, emg faktor terbesarnya krn apa2 mahal padahal dia ga tinggal di kota besar kaya seoul. Mungkin pemerintahnya bisa mulai cari cara supaya biaya hidup & harga properti bisa lbh murah. Lapangan kerja jg bisa lebih merata.
    Kalo dipkir2 budaya "ppalli2" org korea jg bisa jd salah satu yg bikin org korea jd lebih sensitif. Kaya di indo, misalkan ada deadline yg harus buru2 diselesaiin. Org yg ngerjain bakal jd sensitif & gampang emosi. Mngkn budaya kaya gitu jg agak diubah buat menurunkan sedikit tingkat tekanan di tempat kerja.

  • @gracianovita2
    @gracianovita2 ปีที่แล้ว +11

    Mirip dengan keadaan di Jepang ya..semakin maju, semakin berkurang jumlah pasangan menikah / punya anak. Smoga mas Hansol,mba Jeanette bahagia dan sehat selalu🙏🏻terimakasih videonya

    • @Nicole35712
      @Nicole35712 ปีที่แล้ว

      Amerika negara maju tapi penduduknya banyak

    • @akhsanandi3705
      @akhsanandi3705 ปีที่แล้ว

      gak usah jauh jauh mbak tetangga kita singapura juga gitu kok

  • @vickyyuliestri6400
    @vickyyuliestri6400 ปีที่แล้ว +8

    Semoga mas Hansol dan smua bolo² di sini diparingi rejeki berkah melimpah shgg bs memiliki rmh pribadi dan kehidupan baik yg diimpikan 🤲

  • @retnofebriyanti3879
    @retnofebriyanti3879 ปีที่แล้ว +57

    Sebagai pejuang dua garis, saya merasa sedih dg pemikiran untuk ga punya anak. Krn di luar sana banyak pasangan yg berusaha yg terbaik untuk mendapatkan anak. Meski harus melakukan pengobatan ini itu yg ga mudah, menyakitkan dan sangat mahal. Tp setiap keputusan adalah hak masing2 individu. Semoga mas hansol dan mba jannette segera di berkahi momongan di waktu yg tepat

    • @ismime4632
      @ismime4632 ปีที่แล้ว +15

      saya juga pejuang dua garis mba hehe. mungkin ga semua orang punya mental buat jadi orangtua mba. tau kan ada kasus yang anak bayi dipukuli sama ibunya karena nangis. ada lagi yang karena faktor ekonomi anaknya diracun karena ortunya ga sanggup nafkahi. nah saya malah lebih kasihan kalo ada anak yang lahir dari orangtua seperti itu. jadi harap maklumi saja. btw semoga segera diberi momongan ya

    • @sr3821
      @sr3821 ปีที่แล้ว +5

      Beda, Bu. Di Indonesia harga mobil dan gadget mahal, tapi harga makanan murah. Di negara-negara maju bisa terbalik. Harga makanan mahal, padahal anak perlu makanan yang sehat dan bergizi lengkap.

    • @thiya4627
      @thiya4627 ปีที่แล้ว +2

      lho ya beda. di sini apa-apa masih murah. masih terjangkau untuk banyak orang. di korea ya beda. ngehidupin satu anak harus terjamin ada biayanya sampe dia kuliah. belum lagi apa-apa mahal. mereka udah susah ngehidupin diri sendiri ya berarti sadar diri kalau mereka belum siap nikah dan memiliki keturunan

  • @mergusdjainuddin
    @mergusdjainuddin ปีที่แล้ว +2

    Saya Percaya Walaupun dengan Gaji Pas2an Mas Hansol Rajin Perpuluhan.. pasti ada aja Rezeki yang datang hingga berkecukupan dari hari ke hari.. Tuhan Memberkati ya Mas Hansol dan Istri.. 👍

  • @ummuilham3119
    @ummuilham3119 ปีที่แล้ว +10

    Mohon infonya, Mas Hansol, soal industri manufactur di Korsel. Mohon dikoreksi bila salah. Ekonomi Korsel melesat menjadi saingan produk2 Jepang & US karena industri yg berkembang pesat tahun 80-90an. Namun kemudian produksi barang2 merek Korsel makin banyak diproduksi di luar negeri Korsel, terutama di China dan Asia Tenggara. Tujuannya, untuk menekan biaya produksi dan kemudahan ekspor karena adanya aturan2 hukum serta pembatasan di negara2 tertentu. Mirip dengan Jepang. Semula negara Jepang banyak memproduksi barang2 elektronik & otomotif, pesaing utama produk2 US & Eropa. Ketika mata uang Yen makin kuat dibandingkan USD, maka Jepang terpaksa mengalihkan sebagian besar pabrik2 produksi elektronik & otomotif di luar negara Jepang. Tujuannya, menekan biaya produksi dan mempermudah ekspor ke negara2 tertentu.
    Industri manufactur adalah industri yg menyerap banyak tenaga kerja. Ini sektor padat karya. Ketika pabrik2 di Korsel makin sedikit, maka penyerapan tenaga kerja anak2 muda makin sedikit. Lapangan kerja yg tersedia untuk lulusan SMA makin minim. Yg dibutuhkan adalah tenaga kerja Sarjana yg bekerja di sektor2 formal sebagai profesional dan pegawai di perkantoran. Tak heran, para orang tua sangat keras soal pendidikan formal, berharap anaknya masuk perguruan tinggi terkenal. Selain faktor potensi pekerjaan formal yg lebih besar dgn ijazah universitas ternama, bekerja formal di perkantoran dan kota2 besar juga punya nilai gengsi yg tinggi.
    Berkurangnya industri padat karya dan nilai gengsi bekerja di kota2 besar, maka banyak anak2 muda lebih memilih pindah dan bekerja di kota2 besar. Makin banyak manusia berkumpul di suatu tempat, maka makin banyak peluang kebutuhan tenaga kerja. Mulai dari pekerjaan gaji rendah hingga gaji tinggi. Dari pekerjaan cleaning service, juru parkir, pelayan resto, security, hingga juru masak, hair dresser, penjahit, pegawai kantoran, juga professional di bidang kesehatan, hukum, teknisi, dll. Kota kecil yg sepi, sedikit pemakai jasa pelayanan. Minim order di kota kecil, kebutuhan tenaga kerja sedikit, jadinya makin banyak anak2 muda pindah ke kota besar untuk bisa mendapatkan pekerjaan.
    Sesuai hukum permintaan penawaran, makin banyak orang berkumpul di kota besar, maka harga rumah dan biaya hidup makin mahal. Sehingga, generasi muda Korsel makin tercekik hidupnya. Membujang saja hidup rasanya sulit, apalagi menikah. Child Free juga jadi opsi yg makin dipertimbangkan.
    Pertanyaan: apakah benar industri manufactur yg berkurang di Korsel menyebabkan variasi/jenis2 lapangan kerja yg tersedia di Korsel berkurang? Yg selanjutnya, kompetisi pekerjaan di kalangan anak muda makin ketat dan biaya hidup makin mahal karena sebagian besar penduduk berkumpul di kota2 besar.

    • @wad3727
      @wad3727 ปีที่แล้ว

      Tapi saya pernah baca memang orang Korsel sekarang gengsinya sangat tinggi, gak level buat mereka kerja di pabrik atau di konstruksi padahal gajinya masih cukup bagus. Level mereka kerja kantoran di perusahaan milik "chaebol" padahal harus lembur terus dan gak dibayar 🥲

  • @hesthy99
    @hesthy99 ปีที่แล้ว +18

    Buat lapangan kerja di daerah juga. Pemerintah itu yg kudu bekerja. Gengsi orang korea tinggi mau terlihat hedon tp saving dikit. Makanya bener kesederhanaan itu penting banget. Serta ga malu kerja keras walaupun cuma bertani atau dagang. Disana mungkin terbawa webtoon dan drama kali kalo kerja itu harus di kantoran. Makanya pada minat ke seoul.

    • @acd5140
      @acd5140 ปีที่แล้ว +4

      Y betul orng korsel gengsi ny tinggi pol ap lg status sosial penting bngt biar bs di hargai sm orng lain padhl aslinya gaji ny pas2 san persis kyk di drma kakak realita life in korsel 👍👍👍 untng ny kita gk lahir di korsel kakak kl kita lahir di korsel kyk gini ap lg ak lht orng2 korsel suka pakain brang branded biar di kira orng kaya tp aslinya kaya palsu / KW 🤭🤭🤭

    • @itzzahh0998
      @itzzahh0998 ปีที่แล้ว +1

      Tapi juga karna kalo kerja kantoran emang gajinya pasti dan lebih mencukupi biaya hidup yang tinggi di negara itu.

  • @audreyplagmeijer7920
    @audreyplagmeijer7920 ปีที่แล้ว +2

    Aku sangat sangat bersyukur, tinggal di belanda tp bisa beli rumah. Jadi dulu waktu menikah suami ku juga msh sewa rumah semi apartment. 1,5 th kemudian kami bisa beli rumah sendiri tanpa bantuan orang tua dan juga mertua. Semua dari nol. Km bangun rumah sedikit demi sedikit. Alhamdulillah bgt msh bisa juga nyenengin ortu. Bawa mereka jalan2 ke eropa

  • @luknimaulana5009
    @luknimaulana5009 ปีที่แล้ว +3

    Emang bener mas hansol, walau pun di Indonesia aku juga berasa kaya hidup di luar negeri penghasilan sedikit tapi menanggung sana sini. Jadi kebahagiaan sendiri rela di tukar

  • @ernyefendi4032
    @ernyefendi4032 ปีที่แล้ว +7

    Tinggal di asia memang susahnya apa2 di judge apa2 harus menurut standart orang. Meski kalo mau cuek bisa aja asal ya mental baja selama yang jalanin hepi yang penting. Dan semua alasan yang di bilang mas hansal beneran relate. Gimana persaingan buat masuk kuliah belajar mati2an ampe mimisan belum angka bundir yang ga bisa di pungkiri beserta besarnya kasus bully. Aslik seram .

  • @parcxarin
    @parcxarin ปีที่แล้ว +5

    ini sangat related ke aku, apalagi sebagai anak tertua🥲 dengan gaji umr, harus bantu ortuku yg udah nearly pensiun. harus menghidupi diri sendiri, harus kasih persepuluhan, dokter dll juga sendiri rasanya udah stress dan sampe mikirin sekedar pacaran aja udah gabisa😭 cuma bisa berdoa semoga aku dan teman-teman yang ngerasain kayak aku, bisa semakin sukses dan semoga dilancarkan selalu rejekinya🥹✨

    • @IndahNihayati
      @IndahNihayati ปีที่แล้ว

      Semangat ya kakkk

    • @parcxarin
      @parcxarin ปีที่แล้ว

      @@IndahNihayati semangat juga ya kak🤍

    • @danthovict381
      @danthovict381 ปีที่แล้ว

      Persepuluhan gak melulu harus ke gereja. Ke panti2 asuhan/jompo lebih berarti. Kan bisa cari pasangan hidup yg kerja jg. Kalau dua2 kerja ya otomatis tabungan lebih banyak.

    • @awe7004
      @awe7004 ปีที่แล้ว

      Uang persepuluhan dipakai apa biasanya? Bagaimana kalau untuk umat yang tak mampu kak?

    • @parcxarin
      @parcxarin ปีที่แล้ว

      @@awe7004 kalo di gerejaku sistemnya wajib kak. Kalo diislam itu hampir mirip zakat gitu. Cuma kalo kristen, biasanya wajib pas dapet rejeki hehe

  • @intanrustiani7297
    @intanrustiani7297 ปีที่แล้ว +2

    Halo kak Hansol. . .kalau di daerahku kota Blitar,baratnya malang. . .utk menjadi anak yg baik tu sama, . .sekarang tujuan anak2 muda di daerahku bekerja keluar negeri cari modal utk beli tanah,rumah dan usaha dan sekarang banyak yg malah buat usaha di kampung karena di kota sudah terlalu banyak pesaingnya jadi lebih kecil peluangnya. . .di kampung2 sekarang sudah maju. . .

  • @dinda2p
    @dinda2p ปีที่แล้ว +2

    "Hidupku aja loh masih ga jelas ke depannya gimana, tapi masih harus nanggung orangtua" relate bgt huhuhu

  • @shanefnalley9887
    @shanefnalley9887 ปีที่แล้ว +5

    Semoga di mudahkan Rizki nya mas Hansol supaya segera kebeli rumah nya , semangat.... !!!!

  • @tjiazhu
    @tjiazhu ปีที่แล้ว +3

    makanya byk org korea yg merantau ke negara lain, tp juga visa korea itu susah utk didapat.(untuk ke resident/citizen) seharusny kalo mereka ga mau kehilangan angka kelahiran, mulai harus bs menerima orang2 yg migrate dari negara lain masuk ke negara nya dan menetap d korea.

  • @intanirviani3235
    @intanirviani3235 ปีที่แล้ว +2

    Brarti tugas pemerintah korea adalah pemerataan kondisi di setiap kota di Korea. Di Indonesia skrg sudah jauh lbh baik drpd dulu. Org ga perlu ke jakarta utk sukses. Malah bisa mjd lbh sukses di kota lain krn lbh sdikit persaingan.

  • @o.a.m7954
    @o.a.m7954 ปีที่แล้ว +2

    Biar kan saja korea dan jepang dkit anak,mari kta indonesia tmbah anak,biar populasi x wrga indonesia banyak d seluruh dunia

  • @MIN-iy4gy
    @MIN-iy4gy ปีที่แล้ว +48

    In my opinion, you can’t really force people to have kids now especially knowing how inflation are like because of the pandemic where things have become more expensive, particularly in SK where the living standard is very high. Because of these external factors people have to consider before having kids and I understand why most people decided to not get married or have kids. Not just economically, my Korean friend also said that she didn’t want to have kids because of the education system in Korea that’s very demanding, competitive and stressful so she doesn’t want her kids to suffer just like her. But all in all, having kids is a personal choice so you can’t blame those who decided to go childfree, whereas for those who decided to have kids, then good for you. At the end of the day, everyone have their own struggles and priorities. So walk your own path.

    • @danthovict381
      @danthovict381 ปีที่แล้ว

      Yeah sadly kids are the future of every country, continue to let this matter be. In a few decades South korea maybe go to extinction. (If death rate is higher than birth rate)

    • @adaninurs
      @adaninurs ปีที่แล้ว

      I totally understand that point of view, but have you ever thought about the long term effect on society? Birthrate akan turun drastis, loneliness akan ngelonjak, mental health akan semakin buruk, su1c1de rate bakal makin naik,.... like it could be the end of modern civilization. Imo humans ARE social beings. We dont meant to live as "individuals"....
      Sama kayak oplas imo, in one hand, yes on individual level, "jadi lebih pede" "dia jadi gak insecure lagi"... but on societal level, it changes beauty standard to A WHOLE new level, like nearly 70% di SK udah oplas, terutama double eyelid dan rhinoplasty. Orang2 sisanya bahkan lebih susah diterima kerja,dll karena beauty standard is just messed up.... like it's so bad for society.
      But again, I get it. History always repeats itself, so yeah, it is what it is... :/

    • @MIN-iy4gy
      @MIN-iy4gy ปีที่แล้ว

      @@adaninurs Hey Shabrina! Well, you do have a point and I understand where you are coming from. But things are not as linear as it is; in fact it is more complex. Yes, the long-term effects are possibly those that you mentioned and yes, I have also wonder what will happen if that's the case. However, as I said earlier, there are also other external factors needed to be checked. What about climate change? The eco footprint left by people as the population continue to rise? Where more and more forests & lands needed to be cleared in order to build more houses, buildings and others to sustain the growing number of people living in that area.
      I ultimately agree that us, human beings, are social beings and we need to procreate to bring more newer generations as the older ones will eventually passed-including us. But, it is easier said than done, unfortunately. Again, economic factors plays a factor in this case as well and it's unfair to have people from the lower economic classes to reproduce but they'll unable to feed and nurture their kids properly. If this happens, then what about these poor kids who also have to suffer simply because their parents unable to provide for them?
      I personally think that if one person decided to not have kids, it wouldn't be the end of humanity. There are literally 8 billion people of us, scattered all over the world. As we live in a modern era where technology plays a huge role, you can't deny the fact that humans are (or will be) capable of creating other means through science & technology for instance, freezing the eggs (which have already been done, useful for those who decided delay having kids but still want kids) etc. But again, it's difficult because this means, if it's provided, would not be available in some parts of the world because this goes back to the lines between morals & science. or, it may not be accessible to everyone as it is expensive and not everyone can afford it.
      Comparing this issue to plastic surgery may seems fair but personally, as from my earlier comment, everything revolves around a personal matter: if you can do it, you're ready for it, then go for it. If not, it's okay. You can wait or you don't have to do it at all. Besides, considering how SK is a very patriarchal society, it's no strange that the beauty standards there are very high. Mind you, every beauty standards of the world rooted from a patriarchal mindset-so as the idea of women should get married and have kids.
      Overall, it all just a matter of personal abilities & willingness. I think your point has an interesting take and is also something that I wonder too sometimes. I understand your perspective; it's just that I have a different take on what you have said. I hope I am not offending you in any ways.

    • @adaninurs
      @adaninurs ปีที่แล้ว

      ​@@MIN-iy4gyyou didn't offend me at all! Malah seneng malah bisa beneran diskusi sama orang yg beda perspektif, tapi gak "ngomel2 teriak" gara2 beda pendapat.
      I'd be happy even if you can reach out to my IG, and we can talk about it even more! Lol. Cause I swear to God, I hate polarization. I'm all for discussing things! :")
      But yeah, I totally agree with you, kalau cuma sebagian kecil yang child free. That doesn't matter at all. Yang jadi masalah itu kalau "mayoritas" orang melakukan itu. Like what happened in many European countries, birth rates are declining REALLY fast and they are using immigration as a "temporary" solution. But, developing countries will catch up too eventually. Especially if we keep prioritizing 'individualism'.
      Like EVERYONE has an issue and can use it as a reason not to procreate, career, physical health, mental health, like anything. Cause parenting NEEDS a lot of sacrifices...
      Even like back in war era, did people like "oh no, it's war, I don't wanna bring children to this messed up world"? No.... but more like "keep procreate so future generation can be better, break the cycle, make a better world"
      Like if thats the mindset, all people in Ukraine just stop procreate... cause it's unfair for them to suffer? I'd LOVE to know your opinion on that!
      Back to the "mayoritas" thing, "childfree" isn't a new concept, a lot of people did that... even like Sir Issac Newton, he was a proud nerd and virgin. And he has a HUGE impact to society in his own way. BUT, he was the minority, the stigma was still "that nerd scientist who doesn't wanna have kids". But, "childfree" that happened recently is a growing movement that WILL reach the majority.... THAT'S my concern.
      Regarding climate change, yes and no, imo overpopulation is a crazy concept.. because SO much food wastes in developed countries yet we have people in hunger. This world has enough for human needs, but not human greed. But I do agree with you, too many kids isn't a good thing too. Even if we manage to make it all equal, no rich, no poor, eventually we will catch up too.
      I personally believe that people HAVE to be encouraged to have kids, based on their country's death and birth rates. Especially if they're financially stable, etc.
      But like I said again, history always repeats itself, so yeah modern civilization is long enough... it could be the end of civilization. Humans are selfish, so I shouldn't be surprised that human will choose individualism if we have the option.
      Anw, nice to see your perspective! I wish I could talk to you longer! You have some interesting points too:) I like the fact that we have completely different take, yet we still can talk to each other! Isn't it nice to have a proper conversation? I hope Im not offending you in any ways too!!

    • @MIN-iy4gy
      @MIN-iy4gy ปีที่แล้ว

      @@adaninurs Of course you didn't offend me at all haha! In fact, I would also love to have a longer discussion with you too on this! What's your IG, btw? :)
      Clearly, you have pointed out many critical answers and I do agree with them as well. I think our different takes on this conversation are heavily influenced by our own upbringing or the community that we live in. But no denying the fact that we're both Southeast Asians and we grow up in a collectivist society. So, of course, there's a tendency for most to reject the idea of becoming childfree or remaining unmarried. Not to forget how religions also play a factor in this. Tbh, I am mostly curious about the perspective of Indonesian people when it comes to this matter since I am not Indonesian, but I have seen many outrages online regarding the debate on childfree. I would love to hear your opinion on this!
      --> To answer your question regarding this, your point does make sense and I agree with it to some extent. Hence why we got the baby boomers generation. Somehow with the wars that took place, the number of deaths that resulted from it was millions. Countries involved in wars needed to boost their economy back to recover from all of the damages so they need more people to get involved in as many sectors as they could. Perhaps that could be the reason why more babies were born to do this during that period.
      Technically, everything goes back to the government, in my opinion. The higher-ups have to come up with a solution to eradicate any economic & social issues to bring stability. If they want to increase the birth rate of their country, but people refuse to do so because of economic factors, then the government has to do something about it. But again, things are easier said than done. Honestly speaking, some areas like this one are not my forte, so more in-depth research needed to be done on this one.
      While we're on this, I am actually meaning to ask you about your thoughts on providing proper sex education to all classes of people, particularly in countries like Indonesia where there is a huge population with different religious beliefs. What is the country's current birth rate today? With the rise of awareness for being childfree in the country, what's your personal take on this especially when you look at the economic or social settings as a whole---or even within your own surroundings?
      It's been an interesting discussion with you so far. So feel free to share your thoughts with me as I would be more than happy to talk to you about this ^^

  • @pujiasri8834
    @pujiasri8834 ปีที่แล้ว +5

    Orang Ind percaya istri dan anak bawa rejeki. Jadi berani nikah dan punya anak meski ga punya uang. Beda mindset dg orang Korea yg realistis.

    • @rajakadrun1230
      @rajakadrun1230 ปีที่แล้ว +1

      Karena realistis bisa menjadikan Korea maju, sedangkan Indo tetap jadi negara bodoh

  • @irzaandika2224
    @irzaandika2224 ปีที่แล้ว +2

    Kalo kita orang Indonesia pengen cepet” nikah tanpa mikir masa depan, dikira nikah kayak beli barang. Akhirnya anak juga yg kena akibatnya, dan terjadilah KEMISKINAN dimana”, Kejahatan merajalela,Pengemis, dan sebagainya. Dan dampak yang ga terlalu dipikirin banyak orang adalah dampak ke PEMERINTAH. Dan jika barang” naik malah nyalahin pemerintah. PENTINGNYA BERFIKIR MATANG SEBELUM NIKAH!
    Tapi inilah setiap kelebihan ada kekurangan, Mereka maju dengan SDM dan TECH nya, Kita masih kurang dgn SDM tapi KAYA akan Hasil Alam, Budaya, SUKU dan Toleransi antar sesama Umat beragama, kalo dipikir” emang sudah patut disyukuri tinggal di Negeri ini, Semoga SDM kita terus meningkat tiap tahunnya 😢

  • @linaangela7187
    @linaangela7187 ปีที่แล้ว +2

    Ayoo tonton terus video nya mas Hansol spy bisa cepet beli rumah 😂

  • @Kasduit
    @Kasduit ปีที่แล้ว +5

    Semoga akan ada solusi untuk Korea agar populasi nya bisa seimbang dengan kemajuan negaranya

  • @fajarhari1274
    @fajarhari1274 ปีที่แล้ว +20

    Korea dan Jepang warganya karena sibuk bekerja sehari hari , jadi untuk mempunyai anak sedikit rendah , Kemauan Hubungan Sexual nya berkurang untuk negara Asia timur , Karena Bagi Kebanyakan orang Di Asia Timur Berfikir , "Mengurus Diri sendiri Saja Sulit , Apalagi Harus Mengurus Anak Sendiri " Ya Semoga Ajah Bisa Jauh Lebih Baik Ajah Untuk kedepannya tentang masalah begini ,🙏

  • @meileniashintaa5897
    @meileniashintaa5897 ปีที่แล้ว +2

    bukan hanya menanggung orang tua yang anak pertama punya adik dan masih sekolah juga bakal menanggung kehidupannya:)

  • @iryanarind23
    @iryanarind23 ปีที่แล้ว +4

    Sangat miris dan sayang banget. Orang" ras korea punya keunikan dan kelebihannya sendiri, tapi perkembangan angka kalahirannya kecil, ditambah beberapa tragedi yang menewaskan ratusan generasi muda seperti tragedi Sewol dan Halowen kemarin membuatku makin merasa miris dengan keberadaan generasi mereka dimasa depan :"

  • @imdani82
    @imdani82 ปีที่แล้ว +145

    Sebagai salah satu mahasiswa international yang udah cukup lama di korea dan bukan di ibukota, aku mau cerita pengalamanku.
    Kadang sebenernya masuk akal kenapa pada gamau punya anak. Temen2 koreaku rata2 bilang, kalo nanti nikah dan punya anak biaya hidup (tempat tinggal, makan, perlengkapan bayi, sekolah) itu gak murah. Mereka rata2 bilang bahwa hidup mereka sekarang aja 'susah', ini itu yang di mau gak semuanya bisa di beli, apalagi kalo ditambah ngurusin anak orang (suami/istri) + nambah anak, rata2 sih ngomongnya 'keinginan diriku sendiri jadi gak bisa terwujudkan'. jadi masih banyak yang berfikir bahwa punya istri/suami dan anak itu menambah beban.
    Another story, aku beberapa kali pas naik taksi ketemu supir taksi yang ngajak ngobrol, dan mereka sedih sama negaranya. Sampai ada yang bilang, "korea itu bagus, tapi ktia gak punya apa-apa selain teknologi. Negara kamu (indonesia) masih ada alam, ada manusia. Negara saya kalau suatu saat teknologinya kalah, kita gak punya apa-apa lagi". denger hal ini dari supir taksi yang cukup sepuh agak sedih sih. sebenernya orang yang sudah berusia di korea pun sadar bahwa anak2 muda di negaranya gak pada mau punya keturunan.
    Cerita lain banyak temenku yang berpendapat bahwa korea itu udah mulai 'bebas' sebenernya, di konteks yang 'cowo cewe tinggal bareng pun gak sebegitu masalah' tapi hal ini kalo dari sisi ekonomi bisa jadi tinggal bareng hanya demi meminimalisir cost hidup, bukan buat hal lain (nikah, punya anak).
    Yang kasian adalah sekolah yang di kota kecil, kebetulan temenku ada yang satu gereja sama kepala sekolah sebuah sekolah di Gumi, Gyeongsangbuk-do. Beliau cerita bahwa sekarang anak2 yang masuk sekolah mulai sedikit, tapi pengajar jumlahnya tetap. Jadi banyak guru yang kalau jam kerja nganggur, dan akhirnya banyak yang stop kerja. Bahkan beliau cerita bahwa sempet ada meeting di hari sabtu, yang kalau tiap orang datang dapat tambahan uang dan cash, yang mereka juga tidak mau datang.
    Menurut kesimpulan saya pribadi dalam fenomena ini, meskipun pemerintah ngeluarin uang buat support keluarga yang mau punya anak tapi tetep itu tidak sebanding sama 'freedom' yang tiap orang punya dan 'cost masa depan' untuk keturunannya. Yang jeleknya ya ini domino effect sih, jadi beruntut terus permasalahannya.
    Semoga cepet survive deh korea, lucu banget soalnya kalo ngelihat anak2 kecil main disini tuh sebenernya. Karna sejarang itu ngeliat anak kecil di korea, tp mba-mba cantik dan mas-mas ganteng banyak :)

    • @sasslove23
      @sasslove23 ปีที่แล้ว +12

      Hebat bgt bisa kuliah disana kak.
      Btw, masalah ini kompleks bgt. Dan pernah baca artikel, seingetku tingkat bullying di Korea juga parah ya? Tekanan mental yg berat sehingga bnyak yg bunuh diri.
      Ini susah sih, Tp semoga angka generasi Korea terus membaik

    • @yr9215
      @yr9215 ปีที่แล้ว +1

      Yaa ampun,sedih dengernya🥺

    • @metha_web
      @metha_web ปีที่แล้ว +19

      @@sasslove23 bullying, senioritas, rasis masih banyak kak....
      Yang paling indah emang negeri kita tercinta... Jajanan pinggir jalan enak dimana2 😅😅😅

    • @sukmaaw17
      @sukmaaw17 ปีที่แล้ว

      0

    • @brigitanovita9824
      @brigitanovita9824 ปีที่แล้ว +6

      Klo nggak ada anak2 kecil nggak mungkin nanti ada lagi mbak2 & mas2 ganteng.

  • @AlvitaWijayanti
    @AlvitaWijayanti ปีที่แล้ว +4

    Semangat!!! Mari kita bersemangat untuk beli rumah!!! 🏡

  • @ayaformosa8584
    @ayaformosa8584 ปีที่แล้ว +2

    Tak do'a in semoga mas Hansol bisa punya rumah sendiri yg bagus dan istrinya segera punya anak yg cantik dan ganteng aamiin 🤲 sukses selalu mas Hansol fighting 💪

  • @dsip1990
    @dsip1990 ปีที่แล้ว +2

    Baru tau juga kalau ternyata segawat itu ya angka kelahiran disana, uda sering denger kalau angka kelahiran jepang-korea rendah tapi ga nyangka se gawat darurat itu, tapi bener sih waktu ke korea-jepang aku sempet bertanya2 kenapa selain di kota besar, anak mudanya hampir ga pernah keliatan, yg kita liat cuma kakek-nenek, trnyata ya ini penyebabnya, anak2 muda smuanya pindah ke kota besar 😢, meskipun suka kesel tgl di indonesia, banyak hal2 ajaib yg d luar nalar😂 tapi sometimes yg kyk gini juga yg bikin aku bersyukur tgl d negara yg sosialisme nya tinggi dan beraneka ragam ras & budaya 🙏🏻 smg ke depannya ada titik cerah/solusi untuk masalah ini ya

  • @dandigunardi
    @dandigunardi ปีที่แล้ว +4

    kewajiban menanggung biaya hidup orang tua di Korea juga ada ya ternyata :'D
    kirain cuma kebiasaan orang² Indonesia doang, ternyata memang kultur Asia mungkin ya? bisa kek gitu

  • @ilove_AkabaneAXA
    @ilove_AkabaneAXA ปีที่แล้ว +3

    Negara maju mmg cenderung childfree. Selain krn persoalan karir, biaya hidup n keperluan anak sgt tinggi. Pemerintah ada yg smp kasih insentif, tp itu gak cukup. Hrs ada perubahan yg lbh mendasar. Di Norway org tua yg baru punya anak jam kerjanya dipotong jd 4 jam. Dg harapan ibu n ayah bs ganti2an mengasuh. Ibu rumah tangga dpt pensiun. Mgkn ini bs jadi bentuk "insentif" yg lain.

  • @sudarini2173
    @sudarini2173 ปีที่แล้ว +2

    Indonesia memang paling enak dihuni diseluruh dunia ini,jd yg suka ngeluh2 itu pst kurang bersyukur

  • @pejuang_won
    @pejuang_won ปีที่แล้ว +2

    Kalau di indonesia dinasehati orang tua gak usah takut nikah nanti rejeki akan mengalir deras setelah menikah .
    Itu nasehat dari mertuaku ketika disuruh nikahin anaknya saya jawab belum siap terus . 😅😅😅
    Dan akhirnya berjalan lancar

  • @pepenchaw3217
    @pepenchaw3217 ปีที่แล้ว +3

    dulu pernah di fase jadi tulangpunggung dan itu berat banget sampe2 gak ada ketabung uang hasil kerja ,dan sekarang orang tua udah almarhum ,gua survive lgi dari awal .gua pengen cerita ,cuman gak usah deh karna cerita nya sangat memilukan 😁 .
    sukses terus buat bang hansol semoga yg di cita2 kan tercapai dan tetap semangat ,konten nya sngt bermanfaat.👍

    • @alchannel009
      @alchannel009 หลายเดือนก่อน

      Saya juga dulu pas masih jd pelajar hidup sulit tp selalu yakin Tuhan kasih jalan keluar dan ya akhirnya lulus dengan selamat 😂 jangan pernah takut hidup jd motto utama setelah dewasa 🤣