Alasan kenapa OPM seinen adl motivasi karakter utama Dia gk punya cita2 mulia yg luar biasa tinggi, dan semangat yg menggebu2 layaknya protagoni shonen Saitama cm pgn menikmati hidup normal menjalani hobinya yg makin ke sini udah gk seseru dulu lagi. Bukannya itu sangat relate dgn kita orang dewasa? Waktu aku smk kagum sama pertarugan di anime ini, waktu aku rewatch lagi di umur 20an, aku sempet nangis terharu liat keseharian saitama kyk nonton TV, nyari diskon daging, gk dihargai orang2, cm punya 1-2 orang yg deket & percaya sama dia
Shounen ditujukan agar remaja bisa melakukan kontribusi besar ke masyarakat ketika dewasa dengan dicekoki anime yang mengajarkan harapan indah nan imajinatif non realistis. Seinen ditujukan untuk orang dewasa agar menerima kenyataan hidup dengan disuguhi cerita realistis yang relate dengan kehidupan
Kalau dari gue, dulu pernah berdebat terkait devil crybaby apakah dia shonen atau seinen. Waktu itu, gue mikir ini series seinen karena patokannya yang terakhir. Ternyata, dari awalnya, devil cry baby itu shonen. Kaget jujur. Tapi melihat dahulu taun 1972 dimana dahulu hanya ada shounen dan dahulu kondisi jepang yang begitu (selepas perang), jadi gue tidak heran. Namun, karena series devil crybaby juga, sempat ada kontroversi juga. Alhasil, genre seinen itu terbentuk. Nah, beralih kenapa sekarang DCM dan Shumatsu no harem jadi shounen, mungkin formatnya mau dikembalikan ke asalnya.
Biasanya seinen itu untuk anime2 ringan yang notaben nya para pria dewasa ini membutuhkan acara anime yang ringan biar bisa meringankan beban pikiran mereka di real live. Sedangan yg shounen sekalipun buat anak umur 12 tahun sampe 18 tahun, butuh bimbingan orang tua mereka masing2.
Shounen ditujukan agar remaja bisa melakukan kontribusi besar ke masyarakat ketika dewasa dengan dicekoki anime yang mengajarkan harapan indah nan imajinatif non realistis. Seinen ditujukan untuk orang dewasa agar menerima kenyataan hidup dengan disuguhi cerita realistis yang relate dengan kehidupan
Kayanya mereka kasih label genre itu mereka nembak di awal, nah jalan ceritanya berubah label ini kaya ga selalu diupdate, Kalo di episode per episode kayanya sekarang ada yang kasih peringatan di awal bahwa video episode ini akan ada adegan adegan gitu, mungkin ini jadi filter penonton yang sadar
pertanyaan ini yg jg dulu jadi pertanyaan buat gw, tpi sekarang gk terlalu dipikirin lagi karena itu cuma sekedar label kayaknya batas demografi dijepang pun masih ngeblur deh
Non non biyori anime LAKI. demografi sendiri untuk memperjelas target pasar dari produk tersebut. Karena orang-orang yg ditarget lebih relate & cocok, maupun bukan berarti tidak boleh dinikmati oleh lainnya. Contoh saja shin-chan yg anime dewasa tapi masih bisa dinikmati kalangan umum.
Sejenis ama anime gochuumon wa usagi, anime dgn design character imut dan lucu tanpa unsur pornografi (keknya ga ada) dan kekerasan yang kental dan cocok buat tontonan semua orang
ya... shinchan tapi seorang anak (yang mungkin masih tk) yang punya masalah seksualitas yang emang nggak cocok buat terutama anak - anak, terus pembicaraan orang dewasa disekitar Sinchan juga ya emang pembicaraan orang dewasa
Beberapa seri seinen bahkan tokohnya malah anak-anak (witch hat atelier) atau bahkan gambarnya mirip komik strip koran (midnight dinner), atau gak dilihat dari majalah yg serialisasi manganya
simple sih buat Shounen atau Seinen biasanya ya tergantung dari manga itu di post di majalah mana juga (anime kek OPM yang padahal terlihat kek shounen banget nyatanya itu punya tag seinen), kemudian seperti artinya seinen buat orang dewasa ya beberapa anime SOL juga bisa dianggap seinen (seperti non non biyori misalnya) karena emang ditujukan buat orang dewaasa yang melepas penat dari pekerjaannya, terus banyak yang salah kaprah juga kalau seinen itu identik dengan kekerasan, scene gore, dll padahal ya itu jelas salah juga, sejauh yang aku tahu untuk anime shounen (terutama action shounen) itu punya ciri khas dari motivasi MCnya yang masih punya jiwa muda atau motivasi yang menggebu - gebu untuk mewujudkan mimpinya (ya... kayak Naruto, Deku, Luffy misalnya) yang intinya mewakili dari darah muda.
Bang, coba bahas One Shot '13' karya Sorachi Hideaki. Lagi rame nih karena Gorilla-Sensei bakal ngerilis special voice comic-nya di event Gintama Ato No Matsuri bulan ini.
Saya suka seri2 seinen .. saya klo cari tontonan , patokan utama ya demografi .. dan hampir semua seri seinen yang sudah saya tonton terasa effortless, mudeng aja sama alur ceritanya .. mungkin lebih relate sama daily problem, dll .. Tapi saya juga suka one piece 🤣 dan AoT ..
Mungkin ini terkait sama lembaga sensornya. Contoh kayak di Indo dimana kayak acara Dunia Binatang sama laptop si unyil dulu ratingnya Remaja, padahal ya kalo secara isinya lebih ke acara anak-anak deh.
Menurut gw,itu tergantung manganya itu diterbitkan di majalah demografi mana. Sekarang mangaka enggak peduli mau dia bikin cerita seinen di majalah demografi shonen atau sebaliknya,yang penting karya mereka diterbitkan. Jangankan itu,burn the witch aja vibesnya shojo malah masuknya shonen,ya karena burn the witch itu terbitnya di majalah berdemografi shonen.
Gimana kalau shounen itu ceritanya lebih ke imajinatif, karena targetnya remaja yang punya imajinasi segila mungkin Terus sheinen sendiri ceritanya lebih ke logika dimana target pasarnya dewasa yang udah lewat masa liarnya imajinasi jadi cara menyelesaikan masalah di sana biasanya lebih tertruktur,
@@AzamPbkOfficial masuk akal, hal tersebut juga berlaku sama Dr. Stone yang isinya tentu logika, sains lagi. Tapi, logika yang dimaksud keknya lebih ke cara karakternya berfikir nyelesain masalah, kalau shonen, biasanya nyelesain konflik atau masalah yaudah di gas aja, kalau ada masalah baru ya gas aja. Keknya itu sesuai dengan remaja yang masih menggebu-gebu pas coba nyelesain masalah Nah kalau sheine, kalau ada masalah itu nyelesainnya lebih pelan-pelan, sabar, liat kondisi sana-sini, sekiranya apa yang akan dipertanggung jawabkan itu lebih diperhatiin, cocok buat pasar orang dewasa yang sekiranya pas ada masalah ya kek jalani dulu aja, santai, entar juga kelar. Entah bisa jadi acuan atau tidak, kalau kita lihat di genre romance yang shonen sama sheinem itu cara nyelesain masalah percintaan itu keliatan beda. Kalau di shonen si MC deketin heroin itu ketara banget, melakukan segala cara biar bisa dapet hati si heroin (ya gak biaa dibantah banyak remaja yang bakal relate sama hal tersebut). Kalau sheinen itu hubungan MC sama heroin itu gak terlalu ketara, jalanin pelan-pelan, ikutin alur aja tau-tau udah deket aja (orang yang dianggap dewasa keknya lebih relate deh)
Dlu gw kira shonen itu genre 😂ternyata demografi (target pasar) Perihal shonen-seinen. Menurut gw mirip2 yg dibilang bang son sih Shonen rata2 punya cerita mudah dipahami dan menggebu-gebu. Perihal dead note awalnya jg mikir itu seinen. Tapi kalau dibandingkan OPM, motivasi Kira (mw jadi Tuhan buat ngadilin dunia) itu ala2 shonen yg punya ciri: apa adanya, cenderung solidaritas, menggebu-gebu, brani ambil risiko, naif Lalu jika Saitama dibanding dgn Denji (yg awalnya mereka dikatakan seinen) ternyata punya pola yg beda walau mimpi mereka sederhana. Saitama dikatakan dewasa karena mnurut gw menjadi pahlawan di dunia itu lumrah(termasuk mata pencarian), kalau berhasil dpt duit ya bisa buat biaya hidup, so jgn di foya2 Sedangkan keinginan Denji msh terkesan anak2. "Wajar bang idupnya susah" Beda.. sudut pandangnya bertemu makima yg membuatnya berbeda Sedangkan kalau shincan emg dari kecil gw udh feeling klo tuh anime agak laen (dimata gw yg jg anak2 kek sinchan) Masa iya anak TK punya topic dewasa macam goda2 gadis. Yah.. emg sulit. Mungkin aja kreator-publiser jg nyesuain pasar. Seperti seorang bapak2 buat konten anak pasti ada kegelisahan, misalnya dia harus ubah selera jokesnya. Bisa juga sesama bapak2 berani "beli" daripada anak2 begitu jg sebaliknya. Utk kasus seperti Jojo anggaplah mereka benar2 tau pasar jadi demografinya jelas *Tambahan, buat contoh gambaranya kita lihat animasi SpongeBob. Shonen= SpongeBob itu keren, Squidward menyebalkan Seinen=SpongeBob itu aneh, Squidward itu related
Yap kalo nggak jeli ngeliat nya memang bisa sesusah itu sih nebaknya antara itu seinen atau shounen Karena masih banyak yang terbalik sama attack on titan sama kaguya love is war soal demografinya 😅
shounen sama seinen menurutku sebenarnya bedanya di dialog-dialog yang bersifat dewasa atau tidaknya (mengandung konten berbau seksual atau tidak, mengandung kata kasar atau tidak) dan konten yang ada di dalamnya (adegan kekerasan yang mild atau terlalu hardcore, mengandung adegan yang mengganggu psikis atau tidak) karena pada dasarnya ini digunakan untuk menyaring pembaca dari range usia mereka.
Walaupun kata orang seinen sama shounen itu cuma demografi, tapi there's a reason kenapa suatu manga dipilih sama editor buat publish di majalah shounen/seinen. Pasti ada risetnya. Liat aja to love ru & kiss x sis. Walaupun keduanya ecchi, tapi TLR itu terbit di shounen dan kiss x sis di seinen karna muatannya beda. Kiss x sis itu sangat provokatif, beda sama TLR yang cuma teasing teasing dan pamer tetek doang. Terus lanjut Akame Ga Kill & Berserk. Keduanya sangat violence tapi akame terbit di shounen dan berserk di seinen, karna ya akame ga kill selain bunuh bunuhan, ceritanya bener2 tipis, cocok buat para edgelord yang baru puber, sedangkan berserk itu ceritanya menyayat hati dan emotional, sesuatu yang kalo ditaruh di rak shounen, mereka ga bakalan terlalu peduli sama drama subtle yang hanya dituturkan lewat secara simbolik di tiap panel, jadi agak mubazir. Tapi casenya ga melulu begitu, kayak AoT juga sebenarnya muatannya bisa masuk seinen, tapi si editor berpikir kalo remaja masih pada bisa konsumsi cerita yang ada di AoT, dan terbukti benar 😂
Bagian Shounen dan Seinen ini demografi, dan genre di kedua demografi bisa variatif. Bisa dibilang, ada beberapa komik-anime ada bagian cerita bertingkat, atau sesuatu yang lain. Ini pengalaman saya saat baca komik Kanojo Okarishimasu, HigeHiro, Tokyo Revengers, Chainsawman, Oregairu, Is the Order a Rabbit, dan beberapa lainnya. Ya kurang lebih begitu
Kalau Saya justru mengira-ngira jika itu disesuaikan dengan mentalitas dan psikologi dari karakter-karakter protagonis bersama atau tidak dengan antagonis dalam cerita. Tidak disesuaikan dengan premis, plot, maupun konflik dari ceritanya.
Saya mikirnya demografi konten Shounen dan Seinen ini dibedakan dalam hal pembawaan cerita atau alur menuju inti cerita. Maksudnya begini, suatu anime atau sebagainya yang berdemografi remaja memiliki alur yang jelas dan tujuan karakter yang jelas. Ini juga dijelaskan dalam dasar-dasar psikologi manusia bahwa masa remaja adalah masa-masa puncaknya mencari jati diri menuju satu tujuan yang diinginkan (masa idealis) sebeum mencapai dewasa yang pemikirannya semakin tua semakin realistis. Sedangkan anime atau karya seni lain yang berdemografi dewasa atau Seinen punya alur cerita yang bisa jelas atau tidak jelas, tujuan karakter yang bisa jelas atau bahkan tidak jelas juga. Karena kehadang antara idealitas dan realitas yang akan digunakan dalam alur ceritanya. Bisa berdampak santai (enggak banyak mikir), atau bahkan keras mikirnya karena kebentur idealitas dan realitas yang digambarkan oleh obyek (dalam anime kita sebut Karakter di sebuah alur cerita). Jujur, saya juga masih bingung apa indikator dan standar yang ditentukan oleh hiburan Jepang dengan jelas. Apa dalam hal genre, tema, konten, alur cerita, nilai-nilai, atau apa. Karena itu, ada beberapa karya manga atau anime yang masuk demografi Shounen tapi kontennya Seinen (entah harem, adegan menuju seks, gore). Atau sebaliknya.
@@panjimiftahuzaman4373 Itu dia, bisa jadi itu antara demografi shounen atau seinen, dan kadang butuh waktu untuk memahaminya. Genre Anime-Komik paling mendekati karena bisa paham ceritanya seperti apa(di demografi shounen maupun seinen ada genre variatif tergantung konsep ceritanya)
@@rerimuhammad Seengaknya saya punya empat kategori mengenai ini suatu Manga dan Anime atau sejenisnya (Novel, Film, WebNovel) arahnya ke mana padahal demografi atau target pasarnya bertentangan. 1. Karya paling filosofis (abu-abu di segala hal, biasanya terjadi di demografi Shounen, Shojou atau Remaja); Manga dan Anime seperti Shingeki no Kyojin, SAO, Death Note adalah contoh sempurna untuk kita bilang "Ini karya arahnya ke mana? Pasarnya remaja, temanya remaja banget, tapi konten, alur, nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penikmatnya enggak jelas. Abu-abu. Terlalu keras, terlalu filosofis." 2. Karya kontroversi (merujuk pada kontennya yang Gore, Seksual, dan unsur candaan yang menimbulkan konflik horisontal atau rasial seperti SARA); Manga dan Anime seperti ToLoveRu, Daring in The Franxx, Crayon Shinchan, dan sejenisnya lebih ke "Ini temanya remaja banget. Arah tujuannya jelas banget. Tapi kontennya dewasa banget, menjerumus ke hal seksual." 3. Karya dualistik (berbenturan antara banyak hal yang bertentangan, terutama pembawaan alur yang sewaktu-waktu ringan sewaktu-waktu berat demi menuju tujuan si karakter utama sebagai protagonis dan pendukung "bila ada" tercapai baik happy ending, sad ending, bahkan bad ending) tidak terikat dengan demografi atau target pasarnya mau ke kategori Remaja atau Dewasa; di Manga dan Anime seperti Anohana, Shigatsu wa Kimi no Uso, Spy X Family, bahkan dua karya Akasaka Aka yang paling saya gandrungin yaitu Kaguya-sama wa Kokurosetai dan Oshi no Ko "Ini pasarnya remaja banget, temanya remaja banget, alurnya yah kehidupan sehari-hari aja, ringan. Tapi kenapa ada sebagian alurnya berat yah, gelap aja gitu. Dipenuhi depresi dan mengarah pada penyakit tertentu. Seolah-olah ada hal yang mesti disampaikan bukan hanya secara emosional, bukan ketawa doang, tapi juga diajak untuk berempati." 4. Karya ramah lingkungan. Manga dan Anime seperti Non-non Biyori, Yuru Camp, Shiroi Suna no Aquatope, Shirobako, "Pasarnya dewasa nih. Tapi kenapa ringan yah. Hampir enggak ada konflik yang butuh mikir ekstra. Konten, ramah anak. Bahkan harusnya ini karya target ekonominya ke anak-anak. Ada yang kelima saya sebutnya karya satu arah (jelas di semua hal). Seperti Junji Ito Collections di sisi Seinen. Untuk remaja seperti Naruto, Bleach dan sebagainya. Untuk anak-anak contohnya Pui-pui Molcar dan Doraemon.
Tpi emang gak tau knp gua skarang emang lbih suka nonton anime" slince of life.. cainsow man gua blm nonton, boku no hero blm nonton tpi malah nonton DIY, yuru camp, Girls & panzer gua ulang" sangking serunya tpi lanjutannya blm ada kabar. Ya mungkin rata" orang dewasa udh bosan dan lelah aja buat nontonin anime" yg emotional, lbih ke yg santuy aja biar rilex.
Seinen itu lebih ke arah : gk ad jalan seperti kita irng dewasa , sang mc juga kadang binggung untuk mententukan jalanya saat dewasa, disaat kita dewasa tidk ad kata ku harus gapai impian,jangna menyerah dll ala2 shonen tp seinen lebih ke arah orng dewasa menjalani hidupnya , kenapa asobi asobase dan shincan masuk karna mereka membawa lelucon/menetawakan hal yg sepele yg seadanya dan komedi dewas yg dimana emang untuk orng dewasa yg menetawakan itu. Seinen bukan soal gore, darah ,action darah, abu2, no. Seinen lebih mengajarkan kita/memperlihatkan kita ini loh jalan/kehiduanya orng dewasa dan menyajikan komedi untuk kita tertawakan stlh penat bekerja ( kalau menurt sy seinen cocok buat orng dewasa yg lelah bekerja, lelah dengan realita kehidupan. Tidk kayak kita yg maish kecil yg berharap bisa kayk naruto yg tidk menyerah, deku dan luffy yg punya impian. Yg behrap kita bisa jadi mc yg keren dan dpt action yg mantap sedangkan seinen mebawa nuasa untuk kit orng dewasa supaya bisa menikmati hiburan dan menetawakan kehidupan saat dewasa yg tidk seindah pikirn kita saat anak2
tapi shinchan tuh emang buat seinen kok. jokes shinchan aja agak forno dan cenderung satir gt. kalo yg biasa beli komiknya pasti suka liat di sampulnya selalu ada "untuk 15 tahun ke atas" sama kaya ebichu anime hamster gemes tapi buat dewasa soalnya jokesnya forno (jauh lebih forno dari shinchan)
Bang di luar topik ini pembiasan pemikiranku tentang perfilman Indonesia dari kerasaan seorang penikmat film dan sinetron Indonesia Penggambaran salah kepada etnis tertentu di film dan sinetron Jawa digambarkan sebagai pembantu orang Papua dan orang Indonesia Timur digambarkan sebagai badut untuk bahan tertawaan penonton orang Batak yang digambarkan keras dan kasar orang Cina digambarkan kaya raya dibikin oleh orang Jakarta dan dari sudut pandang orang Jakarta yang tidak objektif
ya... karena pasarnya (orang Indonesia) yang menikmati suka seperti itu dan tv ya cuman menyediakan kebutuhan pasar aja, banyak orang yang memang merasa terhibur dengan logat - logat orang timur atau orang jawa atau orang yang punya logat ngapak misalnya, jadi ya bingung mau menyalahkan siapa juga (kemudian nggak semua juga sih orang jawa jadi pembantu, ada yang jadi orang ningrat atau bakul jamu juga ya ada, yah itu semua memang ditujukan buat kebutuhan comedy yang memang kadang terkesan merendahkan).
@@bocchi.1 ya... untuk sinetron jaman sekarang juga aku nggak paham makanya aku nggak nonton (btw aku bukan orang Jakarta juga), kalau masalah Komedi ya aku lebih suka tayangan jaman dahulu sih misal "si Doel anak sekolahan" gitu misalnya lebih menikmati karena suka suananya dan banyak pembelajarannya juga.
Kalo aot sih kata bg Tmm animemanga sih itu demografi nya udah masuk shonen-seinen Entah ada campur tangan hajime atau publishernya Aot dibikin shonen agar menggaet lebih banyak pasar
My Top Seinen Manga : 1. Berserk 2. Vagabond 3. Vinland Saga 4. Monster 5. Oyasumi Punpun 6. Kingdom 7. One Punch Man 8. Tokyo Ghoul 9. Grand Blue 10. Kaguya-sama
@@withan1950 lu lupa di ova si Ishigami pernah bilang "masa manga seinen gak ada scene fanservicenya satu pun", itu nyindir manga Kaguya-sama sendiri 😂
Contoh menarik lain itu Blue Lock sama Ao Ashi sih. Pas nonton gua nyangkanya Blue Lock yang seinen Ao Ashi yang shonen, ternyata terbalik wkwk. Terus kalo bandingin Jojo Stone Ocean sama Steel Ball Run, jelas Stone Ocean lebih gore, lebih dark, tapi yang seinen justru Steel Ball Run.
Kategori Seinen dan Shounen di seri Jepang sama kayak di Comic Western. Hellboy, Spawn, Ghost Rider, Invincible juga kategorinya agak ruwet, Apalagi Kayak seri Elseworlds nya DC 😂
Kayaknya beda tempat beda standar sih. Di tempat A yang kategori adult / mature bisa dinikmati remaja yang masuk dewasa. Di tempat B remajanya nggak siap sama shonen dan lebih cocok nonton anime tamiya atau beyblade. Di tempat C mau udah ditulis itu mature / adult digas aja sama remaja, meski endingnya si remaja ngerasa mampu menguasai dunia dengan memanipulasi orang lain gara-gara habis nonton Monsternya Urasawa Naoki
Mungkin bisa sedikit berpendapat perbedaan tegas antara Shonen & Seinen SPOILER : Perbedaan / komparasi ini tidak mutlak sama diterapkan di semua adaptasi manga ke anime Shonen : Terjadi tone down "adegan dewasa" dari manga ke anime bisa berupa sensor, cahaya adegan yg di cut frame nya, sensor berupa menaruh objek lain, atau di turunkan level "dewasa" nya (seperti adegan tebasan pedang dimanga yang seharusnya "memotong", di tone down pada adaptasi anime menjadi sekedar "Sayatan") Seinen : Mayoritas tidak ada tone down. Disclaimer : Komparasi tersebut hanya bisa saya berikan contoh pada genre action-adventure-thriller saja. Untuk genre lain saya kurang pengamatan. THX
Gintama dari cerita, MC dan candaan ngarah ke seinen tapi karena rilis di majalah shounen. Itu alasan anime lovers atau wibu muda kurang sreg nonton Gintama. Yang jadi pembeda mungkin dari penerbit manganya sih.
Gw dari umur dari 14 tahun udah baca & nonton Berserk, Goodnight Punpun, Vinland Saga, Monster, dll. Gatau kenapa gw suka aja wkwkwk btw NonNon Biyori juga seinen, wkwkwk
sama bro gua dari umur 13 nonton anime ga suka shonen pasaran kayak naruto,one piece,black clover,bleach pasaran banget inti ceritanya ada mc ngumpulin teman buat dapatin impiannya.walaupun caranya beda2 tetap gasuka gua.
@@ariaa6892 Pasukan dari isekai digambarkan lemah-lemah mirip pasukan Romawi kuno di dunia isekai naganya malah kalah sama senjata buatan manusia yang digadang-gadang sebagai naga terkuat dari isekai
@@bocchi.1 bukan propaganda tapi 'realisme'. Gambaran dari bangsa yang terkenal akan magis dan sihir kalah oleh kecerdasan dari bangsa lain. Contohnya ya Indonesia yang katanya dulu sakti dan berdaya sihir nyatanya kalah sama koloni eropa dan jepang. Juga suku Amerika tengah yang punah akibat kedatangan spanyol.
@@bocchi.1 bukan propaganda bang,itulah gambaran perbedaan teknologi,di isekai masih pake pedang,busur dll,sedangkan manusia modern udh mengenal mesin gun,bomb,kendaraan
@@ivanwilliamanderson5662 yang bikin gak realistis itu,jepang di liatin lebih friendly,padahal pas tau perbedaan peradaban yang tinggi,dan potensi kekayaan alam yang belum di ketahui,seharusnya jepang jadi negara penjajah kayak zaman dulu,walaupun pasti memicu perang dunia,dan pasti hak asasi gak berlaku buat orang di isekai
Pierrot akhirnya menghentikan anime Boruto , dan katanya mau remake anime Naruto tapi kok gw malah khawatir hasil remake nya , takut downgrade kualitas nya
@@saberryuji191 nge hate dari mana nya ? Emang animasi Boruto kalau di banding anime lain itu jauh banget . Maksudnya animasi Boruto itu ampas , gimana mau nge remake anime legend kaya Naruto ?
@@raihanfurfurgw bukan fans boruto,tapi kalau lu bilang animasi boruto itu ampas,lu itu haters akut dah,liat aja fight scene di boruto,kagak ada ampas2 nya,emng di beberapa scene itu jelek karena ini bukan anime season,jadi wajar gak konsisten
Anime shounen itu jenis anime yg alay, baik alay grafisnya, plot nya, MC nya,dsb. Sedang anime seinen itu anime yg biasa² aja, sering adegan² humornya itu ringan jg dg dialog²nya terdengar ringan tapi perlu pemahaman yg lbh dr sekedar mendengrkan.
Grafis bukan patokan shounen atau seinen,kalo patokannya grafis aot itu manganya gila bet detailnya, Kalo alay dari plot dan MC Ada mc shounen yang nasibnya hampir sama kek guts,si yuji dari JJK,dia aja dinista mulu ama author, villainnya juga realistis gk kek manga shounen lain,yng kalo gelud ama mc gamau mundur ngatur strategi lagi
Alasan kenapa OPM seinen adl motivasi karakter utama
Dia gk punya cita2 mulia yg luar biasa tinggi, dan semangat yg menggebu2 layaknya protagoni shonen
Saitama cm pgn menikmati hidup normal menjalani hobinya yg makin ke sini udah gk seseru dulu lagi. Bukannya itu sangat relate dgn kita orang dewasa?
Waktu aku smk kagum sama pertarugan di anime ini, waktu aku rewatch lagi di umur 20an, aku sempet nangis terharu liat keseharian saitama kyk nonton TV, nyari diskon daging, gk dihargai orang2, cm punya 1-2 orang yg deket & percaya sama dia
Shounen ditujukan agar remaja bisa melakukan kontribusi besar ke masyarakat ketika dewasa dengan dicekoki anime yang mengajarkan harapan indah nan imajinatif non realistis.
Seinen ditujukan untuk orang dewasa agar menerima kenyataan hidup dengan disuguhi cerita realistis yang relate dengan kehidupan
Sama persis nih sama industri game
pasar mature yang kena bocil hingga remaja, pasar anak anak malah yang kena dewasa
Kalau dari gue, dulu pernah berdebat terkait devil crybaby apakah dia shonen atau seinen. Waktu itu, gue mikir ini series seinen karena patokannya yang terakhir. Ternyata, dari awalnya, devil cry baby itu shonen. Kaget jujur. Tapi melihat dahulu taun 1972 dimana dahulu hanya ada shounen dan dahulu kondisi jepang yang begitu (selepas perang), jadi gue tidak heran. Namun, karena series devil crybaby juga, sempat ada kontroversi juga. Alhasil, genre seinen itu terbentuk. Nah, beralih kenapa sekarang DCM dan Shumatsu no harem jadi shounen, mungkin formatnya mau dikembalikan ke asalnya.
Biasanya seinen itu untuk anime2 ringan yang notaben nya para pria dewasa ini membutuhkan acara anime yang ringan biar bisa meringankan beban pikiran mereka di real live. Sedangan yg shounen sekalipun buat anak umur 12 tahun sampe 18 tahun, butuh bimbingan orang tua mereka masing2.
Shounen ditujukan agar remaja bisa melakukan kontribusi besar ke masyarakat ketika dewasa dengan dicekoki anime yang mengajarkan harapan indah nan imajinatif non realistis.
Seinen ditujukan untuk orang dewasa agar menerima kenyataan hidup dengan disuguhi cerita realistis yang relate dengan kehidupan
Kayanya mereka kasih label genre itu mereka nembak di awal, nah jalan ceritanya berubah label ini kaya ga selalu diupdate,
Kalo di episode per episode kayanya sekarang ada yang kasih peringatan di awal bahwa video episode ini akan ada adegan adegan gitu, mungkin ini jadi filter penonton yang sadar
pertanyaan ini yg jg dulu jadi pertanyaan buat gw, tpi sekarang gk terlalu dipikirin lagi karena itu cuma sekedar label
kayaknya batas demografi dijepang pun masih ngeblur deh
Bahas manga psikologi kayak usogui dan liar game bang, setuju tolong komen up guys
Non non biyori anime LAKI.
demografi sendiri untuk memperjelas target pasar dari produk tersebut. Karena orang-orang yg ditarget lebih relate & cocok, maupun bukan berarti tidak boleh dinikmati oleh lainnya. Contoh saja shin-chan yg anime dewasa tapi masih bisa dinikmati kalangan umum.
Sejenis ama anime gochuumon wa usagi, anime dgn design character imut dan lucu tanpa unsur pornografi (keknya ga ada) dan kekerasan yang kental dan cocok buat tontonan semua orang
ya... shinchan tapi seorang anak (yang mungkin masih tk) yang punya masalah seksualitas yang emang nggak cocok buat terutama anak - anak, terus pembicaraan orang dewasa disekitar Sinchan juga ya emang pembicaraan orang dewasa
Beberapa seri seinen bahkan tokohnya malah anak-anak (witch hat atelier) atau bahkan gambarnya mirip komik strip koran (midnight dinner), atau gak dilihat dari majalah yg serialisasi manganya
Kalo menurut gw sih, yang menentukan genre kan editornya. Ini mau diterbitin di majalah shonen jump, atau ultra jump. Ya jadi tergantung editornya 🗿
simple sih buat Shounen atau Seinen biasanya ya tergantung dari manga itu di post di majalah mana juga (anime kek OPM yang padahal terlihat kek shounen banget nyatanya itu punya tag seinen), kemudian seperti artinya seinen buat orang dewasa ya beberapa anime SOL juga bisa dianggap seinen (seperti non non biyori misalnya) karena emang ditujukan buat orang dewaasa yang melepas penat dari pekerjaannya, terus banyak yang salah kaprah juga kalau seinen itu identik dengan kekerasan, scene gore, dll padahal ya itu jelas salah juga, sejauh yang aku tahu untuk anime shounen (terutama action shounen) itu punya ciri khas dari motivasi MCnya yang masih punya jiwa muda atau motivasi yang menggebu - gebu untuk mewujudkan mimpinya (ya... kayak Naruto, Deku, Luffy misalnya) yang intinya mewakili dari darah muda.
Bang, coba bahas One Shot '13' karya Sorachi Hideaki. Lagi rame nih karena Gorilla-Sensei bakal ngerilis special voice comic-nya di event Gintama Ato No Matsuri bulan ini.
ilmu baru 🤝
Bang, mau nanya kalau langganan di Sushiroll itu bisa diunduh nggak Animenya? Agar bisa ditonton secara online kayak Netflix
Saya suka seri2 seinen .. saya klo cari tontonan , patokan utama ya demografi .. dan hampir semua seri seinen yang sudah saya tonton terasa effortless, mudeng aja sama alur ceritanya .. mungkin lebih relate sama daily problem, dll ..
Tapi saya juga suka one piece 🤣 dan AoT ..
Mungkin ini terkait sama lembaga sensornya. Contoh kayak di Indo dimana kayak acara Dunia Binatang sama laptop si unyil dulu ratingnya Remaja, padahal ya kalo secara isinya lebih ke acara anak-anak deh.
di indo mah semua acara dibanting jadi rating remaja, Tayo aja ratingnya remaja wkwk
Menurut gw,itu tergantung manganya itu diterbitkan di majalah demografi mana. Sekarang mangaka enggak peduli mau dia bikin cerita seinen di majalah demografi shonen atau sebaliknya,yang penting karya mereka diterbitkan.
Jangankan itu,burn the witch aja vibesnya shojo malah masuknya shonen,ya karena burn the witch itu terbitnya di majalah berdemografi shonen.
Setuju sih, kalo uda baca bakuman pasti paham, karena tu manga menggambarkan banget gimana jalan hidup para mangaka di sana
@@junadi___6432 gw cuman nonton animenya bakuman. Sayangnya,yang disorot itu mangaka yang di weekly shonen jump aja,bukan di majalah lain.
Setuju, sesimpel demografi itu patokannya majalah yg nerbitin, bukan cerita dsb
Bg bahas manga Hokuto no Ken seri adaptasi nya pada tahun 1986 dan juga movie sekuel nya bingung mirip dengan berserk gitu
Masih inget waktu tahun 2012 dulu waktu di Gramedia, liat komik hi Miko kenapa ada di bagian komik dewasa padahal isinya sangat ringan
cocok untuk orang dewasa yang lelah dengan kehidupan dunia hehe
Saya menanggap shonen, shojo, seinen, dsb sebagai sekedar demografi dan bukan genre suatu anime. Change my mind.
Kalau bedain shojo sih gampang,karena shojo pasti isi anime nya itu banyak cowok ikemen 😅
Gimana kalau shounen itu ceritanya lebih ke imajinatif, karena targetnya remaja yang punya imajinasi segila mungkin
Terus sheinen sendiri ceritanya lebih ke logika dimana target pasarnya dewasa yang udah lewat masa liarnya imajinasi jadi cara menyelesaikan masalah di sana biasanya lebih tertruktur,
Alasan yg satu ini pun juga udah lama terbantahkan. Detective Conan, contohnya. Penyelesaian kasus2nya sering pake logika, tapi masuknya shonen juga.
@@AzamPbkOfficial masuk akal, hal tersebut juga berlaku sama Dr. Stone yang isinya tentu logika, sains lagi.
Tapi, logika yang dimaksud keknya lebih ke cara karakternya berfikir nyelesain masalah,
kalau shonen, biasanya nyelesain konflik atau masalah yaudah di gas aja, kalau ada masalah baru ya gas aja. Keknya itu sesuai dengan remaja yang masih menggebu-gebu pas coba nyelesain masalah
Nah kalau sheine, kalau ada masalah itu nyelesainnya lebih pelan-pelan, sabar, liat kondisi sana-sini, sekiranya apa yang akan dipertanggung jawabkan itu lebih diperhatiin, cocok buat pasar orang dewasa yang sekiranya pas ada masalah ya kek jalani dulu aja, santai, entar juga kelar.
Entah bisa jadi acuan atau tidak, kalau kita lihat di genre romance yang shonen sama sheinem itu cara nyelesain masalah percintaan itu keliatan beda. Kalau di shonen si MC deketin heroin itu ketara banget, melakukan segala cara biar bisa dapet hati si heroin (ya gak biaa dibantah banyak remaja yang bakal relate sama hal tersebut). Kalau sheinen itu hubungan MC sama heroin itu gak terlalu ketara, jalanin pelan-pelan, ikutin alur aja tau-tau udah deket aja (orang yang dianggap dewasa keknya lebih relate deh)
Dlu gw kira shonen itu genre 😂ternyata demografi (target pasar)
Perihal shonen-seinen. Menurut gw mirip2 yg dibilang bang son sih
Shonen rata2 punya cerita mudah dipahami dan menggebu-gebu.
Perihal dead note awalnya jg mikir itu seinen. Tapi kalau dibandingkan OPM, motivasi Kira (mw jadi Tuhan buat ngadilin dunia) itu ala2 shonen yg punya ciri: apa adanya, cenderung solidaritas, menggebu-gebu, brani ambil risiko, naif
Lalu jika Saitama dibanding dgn Denji (yg awalnya mereka dikatakan seinen) ternyata punya pola yg beda walau mimpi mereka sederhana.
Saitama dikatakan dewasa karena mnurut gw menjadi pahlawan di dunia itu lumrah(termasuk mata pencarian), kalau berhasil dpt duit ya bisa buat biaya hidup, so jgn di foya2
Sedangkan keinginan Denji msh terkesan anak2. "Wajar bang idupnya susah" Beda.. sudut pandangnya bertemu makima yg membuatnya berbeda
Sedangkan kalau shincan emg dari kecil gw udh feeling klo tuh anime agak laen (dimata gw yg jg anak2 kek sinchan) Masa iya anak TK punya topic dewasa macam goda2 gadis.
Yah.. emg sulit. Mungkin aja kreator-publiser jg nyesuain pasar. Seperti seorang bapak2 buat konten anak pasti ada kegelisahan, misalnya dia harus ubah selera jokesnya. Bisa juga sesama bapak2 berani "beli" daripada anak2 begitu jg sebaliknya.
Utk kasus seperti Jojo anggaplah mereka benar2 tau pasar jadi demografinya jelas
*Tambahan, buat contoh gambaranya kita lihat animasi SpongeBob.
Shonen= SpongeBob itu keren, Squidward menyebalkan
Seinen=SpongeBob itu aneh, Squidward itu related
Yap kalo nggak jeli ngeliat nya memang bisa sesusah itu sih nebaknya antara itu seinen atau shounen
Karena masih banyak yang terbalik sama attack on titan sama kaguya love is war soal demografinya 😅
Bang pas scene fight tentara berantem itu dari anime ap?
shounen sama seinen menurutku sebenarnya bedanya di dialog-dialog yang bersifat dewasa atau tidaknya (mengandung konten berbau seksual atau tidak, mengandung kata kasar atau tidak) dan konten yang ada di dalamnya (adegan kekerasan yang mild atau terlalu hardcore, mengandung adegan yang mengganggu psikis atau tidak) karena pada dasarnya ini digunakan untuk menyaring pembaca dari range usia mereka.
Menurut q referensi nya bisa baca bakuman sih bang,disana bisa ngasih gambaran sedikit dari apa yg buat abang buat ni konten.
Kak bahas tondemo skill isekai, isekai pertama buatan mappa
Walaupun kata orang seinen sama shounen itu cuma demografi, tapi there's a reason kenapa suatu manga dipilih sama editor buat publish di majalah shounen/seinen. Pasti ada risetnya. Liat aja to love ru & kiss x sis. Walaupun keduanya ecchi, tapi TLR itu terbit di shounen dan kiss x sis di seinen karna muatannya beda. Kiss x sis itu sangat provokatif, beda sama TLR yang cuma teasing teasing dan pamer tetek doang.
Terus lanjut Akame Ga Kill & Berserk. Keduanya sangat violence tapi akame terbit di shounen dan berserk di seinen, karna ya akame ga kill selain bunuh bunuhan, ceritanya bener2 tipis, cocok buat para edgelord yang baru puber, sedangkan berserk itu ceritanya menyayat hati dan emotional, sesuatu yang kalo ditaruh di rak shounen, mereka ga bakalan terlalu peduli sama drama subtle yang hanya dituturkan lewat secara simbolik di tiap panel, jadi agak mubazir.
Tapi casenya ga melulu begitu, kayak AoT juga sebenarnya muatannya bisa masuk seinen, tapi si editor berpikir kalo remaja masih pada bisa konsumsi cerita yang ada di AoT, dan terbukti benar 😂
Bagian Shounen dan Seinen ini demografi, dan genre di kedua demografi bisa variatif. Bisa dibilang, ada beberapa komik-anime ada bagian cerita bertingkat, atau sesuatu yang lain. Ini pengalaman saya saat baca komik Kanojo Okarishimasu, HigeHiro, Tokyo Revengers, Chainsawman, Oregairu, Is the Order a Rabbit, dan beberapa lainnya. Ya kurang lebih begitu
Kalau Saya justru mengira-ngira jika itu disesuaikan dengan mentalitas dan psikologi dari karakter-karakter protagonis bersama atau tidak dengan antagonis dalam cerita. Tidak disesuaikan dengan premis, plot, maupun konflik dari ceritanya.
@@fikarrusdiawan9562 Itu dia, karakteristik tokoh baik di sisi protagonis maupun antagonis
Saya mikirnya demografi konten Shounen dan Seinen ini dibedakan dalam hal pembawaan cerita atau alur menuju inti cerita. Maksudnya begini, suatu anime atau sebagainya yang berdemografi remaja memiliki alur yang jelas dan tujuan karakter yang jelas. Ini juga dijelaskan dalam dasar-dasar psikologi manusia bahwa masa remaja adalah masa-masa puncaknya mencari jati diri menuju satu tujuan yang diinginkan (masa idealis) sebeum mencapai dewasa yang pemikirannya semakin tua semakin realistis. Sedangkan anime atau karya seni lain yang berdemografi dewasa atau Seinen punya alur cerita yang bisa jelas atau tidak jelas, tujuan karakter yang bisa jelas atau bahkan tidak jelas juga. Karena kehadang antara idealitas dan realitas yang akan digunakan dalam alur ceritanya. Bisa berdampak santai (enggak banyak mikir), atau bahkan keras mikirnya karena kebentur idealitas dan realitas yang digambarkan oleh obyek (dalam anime kita sebut Karakter di sebuah alur cerita).
Jujur, saya juga masih bingung apa indikator dan standar yang ditentukan oleh hiburan Jepang dengan jelas. Apa dalam hal genre, tema, konten, alur cerita, nilai-nilai, atau apa. Karena itu, ada beberapa karya manga atau anime yang masuk demografi Shounen tapi kontennya Seinen (entah harem, adegan menuju seks, gore). Atau sebaliknya.
@@panjimiftahuzaman4373 Itu dia, bisa jadi itu antara demografi shounen atau seinen, dan kadang butuh waktu untuk memahaminya. Genre Anime-Komik paling mendekati karena bisa paham ceritanya seperti apa(di demografi shounen maupun seinen ada genre variatif tergantung konsep ceritanya)
@@rerimuhammad Seengaknya saya punya empat kategori mengenai ini suatu Manga dan Anime atau sejenisnya (Novel, Film, WebNovel) arahnya ke mana padahal demografi atau target pasarnya bertentangan.
1. Karya paling filosofis (abu-abu di segala hal, biasanya terjadi di demografi Shounen, Shojou atau Remaja); Manga dan Anime seperti Shingeki no Kyojin, SAO, Death Note adalah contoh sempurna untuk kita bilang "Ini karya arahnya ke mana? Pasarnya remaja, temanya remaja banget, tapi konten, alur, nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh penikmatnya enggak jelas. Abu-abu. Terlalu keras, terlalu filosofis."
2. Karya kontroversi (merujuk pada kontennya yang Gore, Seksual, dan unsur candaan yang menimbulkan konflik horisontal atau rasial seperti SARA); Manga dan Anime seperti ToLoveRu, Daring in The Franxx, Crayon Shinchan, dan sejenisnya lebih ke "Ini temanya remaja banget. Arah tujuannya jelas banget. Tapi kontennya dewasa banget, menjerumus ke hal seksual."
3. Karya dualistik (berbenturan antara banyak hal yang bertentangan, terutama pembawaan alur yang sewaktu-waktu ringan sewaktu-waktu berat demi menuju tujuan si karakter utama sebagai protagonis dan pendukung "bila ada" tercapai baik happy ending, sad ending, bahkan bad ending) tidak terikat dengan demografi atau target pasarnya mau ke kategori Remaja atau Dewasa; di Manga dan Anime seperti Anohana, Shigatsu wa Kimi no Uso, Spy X Family, bahkan dua karya Akasaka Aka yang paling saya gandrungin yaitu Kaguya-sama wa Kokurosetai dan Oshi no Ko "Ini pasarnya remaja banget, temanya remaja banget, alurnya yah kehidupan sehari-hari aja, ringan. Tapi kenapa ada sebagian alurnya berat yah, gelap aja gitu. Dipenuhi depresi dan mengarah pada penyakit tertentu. Seolah-olah ada hal yang mesti disampaikan bukan hanya secara emosional, bukan ketawa doang, tapi juga diajak untuk berempati."
4. Karya ramah lingkungan. Manga dan Anime seperti Non-non Biyori, Yuru Camp, Shiroi Suna no Aquatope, Shirobako, "Pasarnya dewasa nih. Tapi kenapa ringan yah. Hampir enggak ada konflik yang butuh mikir ekstra. Konten, ramah anak. Bahkan harusnya ini karya target ekonominya ke anak-anak.
Ada yang kelima saya sebutnya karya satu arah (jelas di semua hal). Seperti Junji Ito Collections di sisi Seinen. Untuk remaja seperti Naruto, Bleach dan sebagainya. Untuk anak-anak contohnya Pui-pui Molcar dan Doraemon.
Tpi emang gak tau knp gua skarang emang lbih suka nonton anime" slince of life.. cainsow man gua blm nonton, boku no hero blm nonton tpi malah nonton DIY, yuru camp, Girls & panzer gua ulang" sangking serunya tpi lanjutannya blm ada kabar. Ya mungkin rata" orang dewasa udh bosan dan lelah aja buat nontonin anime" yg emotional, lbih ke yg santuy aja biar rilex.
Seinen itu lebih ke arah : gk ad jalan seperti kita irng dewasa , sang mc juga kadang binggung untuk mententukan jalanya saat dewasa, disaat kita dewasa tidk ad kata ku harus gapai impian,jangna menyerah dll ala2 shonen tp seinen lebih ke arah orng dewasa menjalani hidupnya , kenapa asobi asobase dan shincan masuk karna mereka membawa lelucon/menetawakan hal yg sepele yg seadanya dan komedi dewas yg dimana emang untuk orng dewasa yg menetawakan itu. Seinen bukan soal gore, darah ,action darah, abu2, no. Seinen lebih mengajarkan kita/memperlihatkan kita ini loh jalan/kehiduanya orng dewasa dan menyajikan komedi untuk kita tertawakan stlh penat bekerja ( kalau menurt sy seinen cocok buat orng dewasa yg lelah bekerja, lelah dengan realita kehidupan. Tidk kayak kita yg maish kecil yg berharap bisa kayk naruto yg tidk menyerah, deku dan luffy yg punya impian. Yg behrap kita bisa jadi mc yg keren dan dpt action yg mantap sedangkan seinen mebawa nuasa untuk kit orng dewasa supaya bisa menikmati hiburan dan menetawakan kehidupan saat dewasa yg tidk seindah pikirn kita saat anak2
Bleach itu hampir seinen gak sih? soalnya inti ceritanya ke pencarian jati diri Ichigo
@@zengao kalau pencarian jati diri berarti Mob Psycho 100 bisa dianggap seinen juga dong ? karena Mob juga kan belajar mencari jati diri juga
@@alfianrizkysetiangga5941 gk tahu juga, jujur gw kurang paham tentang pakem cerita seinen
@@zengao Bleach termasuk shounen masih, kalau bisa di bilang chainsaw itu sih menurut gw lebih seinen harusnya.
@@zengao seinen lebih ke cerita yang mengandung 4no atau gk kayak gore gitu sih.
bang bahas dong arc anime ,,, buat ranking arc terbaik yg pernah abang tonton ???
Bang bahas anime "serial experiment lain" donk
Bahas Gin no Saji min
tapi shinchan tuh emang buat seinen kok. jokes shinchan aja agak forno dan cenderung satir gt. kalo yg biasa beli komiknya pasti suka liat di sampulnya selalu ada "untuk 15 tahun ke atas"
sama kaya ebichu anime hamster gemes tapi buat dewasa soalnya jokesnya forno (jauh lebih forno dari shinchan)
Bang bahas golden kamuy dong kapan2, season 1 asli aku enjoy banget. Tp mulai s2 hmm kaya bosen wkwk.
Bang di luar topik ini pembiasan pemikiranku tentang perfilman Indonesia dari kerasaan seorang penikmat film dan sinetron Indonesia Penggambaran salah kepada etnis tertentu di film dan sinetron
Jawa digambarkan sebagai pembantu orang Papua dan orang Indonesia Timur digambarkan sebagai badut untuk bahan tertawaan penonton
orang Batak yang digambarkan keras dan kasar
orang Cina digambarkan kaya raya dibikin oleh orang Jakarta dan dari sudut pandang orang Jakarta yang tidak objektif
ya... karena pasarnya (orang Indonesia) yang menikmati suka seperti itu dan tv ya cuman menyediakan kebutuhan pasar aja, banyak orang yang memang merasa terhibur dengan logat - logat orang timur atau orang jawa atau orang yang punya logat ngapak misalnya, jadi ya bingung mau menyalahkan siapa juga (kemudian nggak semua juga sih orang jawa jadi pembantu, ada yang jadi orang ningrat atau bakul jamu juga ya ada, yah itu semua memang ditujukan buat kebutuhan comedy yang memang kadang terkesan merendahkan).
@@alfianrizkysetiangga5941 komedi sinetron Jakarta nggak membuatku tertawa karena aku nggak ngerti komedi ala Jakarta
@@bocchi.1
ya... untuk sinetron jaman sekarang juga aku nggak paham makanya aku nggak nonton (btw aku bukan orang Jakarta juga), kalau masalah Komedi ya aku lebih suka tayangan jaman dahulu sih misal "si Doel anak sekolahan" gitu misalnya lebih menikmati karena suka suananya dan banyak pembelajarannya juga.
Shonen jaman dulu juga, gory kaya chainsaw man. Kaya hokuto no ken, jojo, devilman.
Bang coba bahas lost memori lagi kyk anime misterius yg terkenal lg saki sanobari masi penasaran
kalo menurut chat gpt, pengkategorian itu cuma panduan dan bukan aturan yg baku
Bang numpang tanya, Evangelion Genesis, Sheinen atau Shonen?
Kalo aot sih kata bg Tmm animemanga sih itu demografi nya udah masuk shonen-seinen
Entah ada campur tangan hajime atau publishernya
Aot dibikin shonen agar menggaet lebih banyak pasar
Ohhhhhh curang maruk
Shounen-seinen
My Top Seinen Manga :
1. Berserk
2. Vagabond
3. Vinland Saga
4. Monster
5. Oyasumi Punpun
6. Kingdom
7. One Punch Man
8. Tokyo Ghoul
9. Grand Blue
10. Kaguya-sama
Hah😂😂😂 emang grand blue ama kaguya sama Seinen
@@withan1950 lu lupa di ova si Ishigami pernah bilang "masa manga seinen gak ada scene fanservicenya satu pun", itu nyindir manga Kaguya-sama sendiri 😂
Kayak kesimpulan mu mungkin bang, dari feel nya dan gw setuju memang kalo shonen ama seinen itu feelnya beda
Bahasan yang menarik . Ini salah satu hal yang masih mengganjal dipikiranku.
Contoh menarik lain itu Blue Lock sama Ao Ashi sih.
Pas nonton gua nyangkanya Blue Lock yang seinen Ao Ashi yang shonen, ternyata terbalik wkwk.
Terus kalo bandingin Jojo Stone Ocean sama Steel Ball Run, jelas Stone Ocean lebih gore, lebih dark, tapi yang seinen justru Steel Ball Run.
Kategori Seinen dan Shounen di seri Jepang sama kayak di Comic Western. Hellboy, Spawn, Ghost Rider, Invincible juga kategorinya agak ruwet, Apalagi Kayak seri Elseworlds nya DC 😂
Menurutku shonen-seinen tuh cuman sebatas target pasar,yeang realisasinya bisa gk sesuai target
Kayaknya beda tempat beda standar sih. Di tempat A yang kategori adult / mature bisa dinikmati remaja yang masuk dewasa. Di tempat B remajanya nggak siap sama shonen dan lebih cocok nonton anime tamiya atau beyblade. Di tempat C mau udah ditulis itu mature / adult digas aja sama remaja, meski endingnya si remaja ngerasa mampu menguasai dunia dengan memanipulasi orang lain gara-gara habis nonton Monsternya Urasawa Naoki
Bisa jadi emang awalnya indikator shonen tapi di tengah jalan author berubah pikiran mungkin dan ceritanya jadi seinen ato sebaliknya sih
6:39 "Ini konten endorse kah??"
Request mushishi bang
Apakah ini berlaku juga antara demographic Shoujo dengan Josei??
Non non biori masuk segmentasi seinen
Bang bahas tentang anime gintama yang terbaru bang🙏🏿
Boku no hero juga perkembangan ceritanya lebih ke seinen.
Shin Chan seinen. Karena joke nya lucu" 18+ 😆
Jadi menurut ku malah seinen itu buat orang2 dewasa buat refreshing dan nggak berat2
Mungkin bisa sedikit berpendapat perbedaan tegas antara Shonen & Seinen
SPOILER : Perbedaan / komparasi ini tidak mutlak sama diterapkan di semua adaptasi manga ke anime
Shonen : Terjadi tone down "adegan dewasa" dari manga ke anime bisa berupa sensor, cahaya adegan yg di cut frame nya, sensor berupa menaruh objek lain, atau di turunkan level "dewasa" nya (seperti adegan tebasan pedang dimanga yang seharusnya "memotong", di tone down pada adaptasi anime menjadi sekedar "Sayatan")
Seinen : Mayoritas tidak ada tone down.
Disclaimer : Komparasi tersebut hanya bisa saya berikan contoh pada genre action-adventure-thriller saja. Untuk genre lain saya kurang pengamatan. THX
Pantes sinchan punya banyak jokes mesum, ternyata seinen
Bang katanya gintama mau ngadaptasi light novelnya ke anime ya?
Memahami seri seinen
Bang katanya gintama dapet lagi series, kemungkinan bukan dari cerita utama
Dewasa itu nontonya non non biyori ,Karena non non biyori masuknya genre seinen 😂
Masih menunggu video terbarunya mengenai siapalagi kalau bukan anime yg paling ngeyel buat pensiun. Gintama sensei
Mungkin alasan gampang kenapa beberapa Manga yang harusnya Seinen jadi Shounen. bisa jadi Pasar Shounen itu lebih Gede, dibanding Seinen.
Shinchan ditarget untuk orang dewasa, mungkin karena cerita nya dark... :v
Atau itu target penjualan? Ga tau sih
Dan yang paling lucu non non biyori seinen🤣
bahas bungou stray dogs bang kenapa ini anime bisa seru setiap season nya
Aku juga adakalanya kebingungan dengan genre Shoujo dan Josei.
Shoujo lebih kehidupan percintaan cewek
Klo josei khusus ke kehidupan cewek SMA
@@ridhosaputra3936 kata siapa 😑
Gintama dari cerita, MC dan candaan ngarah ke seinen tapi karena rilis di majalah shounen.
Itu alasan anime lovers atau wibu muda kurang sreg nonton Gintama.
Yang jadi pembeda mungkin dari penerbit manganya sih.
Ya jadi, Gintama lebih ke salah masuk pasar ?
Klo aku terkejutnya non non biyori kok seinen
Bang lu kmn😊
keknya suka suka seenak jidat publishing company nya mau nentuin demographic nya
Shounen sudah dinodai
Gw dari umur dari 14 tahun udah baca & nonton Berserk, Goodnight Punpun, Vinland Saga, Monster, dll. Gatau kenapa gw suka aja wkwkwk
btw NonNon Biyori juga seinen, wkwkwk
What !!! Siapa sangka anime family freanldy yang jauh lebih bisa di tonton untuk semua umur dari pada shounen gore jaman sekarang 😲
sama bro gua dari umur 13 nonton anime ga suka shonen pasaran kayak naruto,one piece,black clover,bleach pasaran banget inti ceritanya ada mc ngumpulin teman buat dapatin impiannya.walaupun caranya beda2 tetap gasuka gua.
Skip
Is the Order a Rabbit juga ternyata seinen
Entah mengapa suka liat manga genre mature ketimbang Shounen
😯
Gintama balik bang yeahh
Apakah anime
lycoris recoil termasuk cute girl doing cute things
Tidak.
Serem lah,Cewek SMA bisa pake pistol,bisa gelud,cute darimana nya
@@muhamadalfaridzi155 tetap saja mereka cute
Bang gintama comeback
Cry on Shin Chan
Kamu pernah merasa kalau melihat anime
Gate: Jieitai Kano Chi nite, Kaku Tatakaeri seperti anime propaganda
gimana gimana? kok bisa dibilang anime propaganda penasaran gue
@@ariaa6892
Pasukan dari isekai digambarkan lemah-lemah mirip pasukan Romawi kuno di dunia isekai naganya malah kalah sama senjata buatan manusia yang digadang-gadang sebagai naga terkuat dari isekai
@@bocchi.1 bukan propaganda tapi 'realisme'. Gambaran dari bangsa yang terkenal akan magis dan sihir kalah oleh kecerdasan dari bangsa lain. Contohnya ya Indonesia yang katanya dulu sakti dan berdaya sihir nyatanya kalah sama koloni eropa dan jepang. Juga suku Amerika tengah yang punah akibat kedatangan spanyol.
@@bocchi.1 bukan propaganda bang,itulah gambaran perbedaan teknologi,di isekai masih pake pedang,busur dll,sedangkan manusia modern udh mengenal mesin gun,bomb,kendaraan
@@ivanwilliamanderson5662 yang bikin gak realistis itu,jepang di liatin lebih friendly,padahal pas tau perbedaan peradaban yang tinggi,dan potensi kekayaan alam yang belum di ketahui,seharusnya jepang jadi negara penjajah kayak zaman dulu,walaupun pasti memicu perang dunia,dan pasti hak asasi gak berlaku buat orang di isekai
Fukushuu o Koinegau Saikyou Yuusha wa, Yami no Chikara de Senmetsu Musou Suru bang bahas ni manga, chapter terbaru malah siksa neraka anjir
Pierrot akhirnya menghentikan anime Boruto , dan katanya mau remake anime Naruto tapi kok gw malah khawatir hasil remake nya , takut downgrade kualitas nya
Hiatus bukan di berhentikan, dan Remake naruto bukan Remake yang anda kira cuman sekedar 4 Episode Naruto spesial
Nge Hate kok gak riset, Asal nge hate aja
@@saberryuji191 nge hate dari mana nya ? Emang animasi Boruto kalau di banding anime lain itu jauh banget . Maksudnya animasi Boruto itu ampas , gimana mau nge remake anime legend kaya Naruto ?
@@raihanfurfurgw bukan fans boruto,tapi kalau lu bilang animasi boruto itu ampas,lu itu haters akut dah,liat aja fight scene di boruto,kagak ada ampas2 nya,emng di beberapa scene itu jelek karena ini bukan anime season,jadi wajar gak konsisten
@@raihanfurfur contoh aja pas naruto baryon vs isshiki,itu lu mau bilang ampas anjir wkwkwk
Shuumatsu no harem!genrenya Shounen?
Kok bisa jadi kacau kek gitu ya?
Menghianati genre sendiri!
Why Japan why.........
Kerana Jepang bukan Indonesia
Non Non Biyori anime LAKIK
Bagaimana perasaan anda bang saat Gintama balik lagi 😅
Yoi cuy blum ap ap lngsg parody jjk
@@shiroyasha1412 SxF juga tuh
Anime shounen itu jenis anime yg alay, baik alay grafisnya, plot nya, MC nya,dsb. Sedang anime seinen itu anime yg biasa² aja, sering adegan² humornya itu ringan jg dg dialog²nya terdengar ringan tapi perlu pemahaman yg lbh dr sekedar mendengrkan.
Grafis bukan patokan shounen atau seinen,kalo patokannya grafis aot itu manganya gila bet detailnya,
Kalo alay dari plot dan MC
Ada mc shounen yang nasibnya hampir sama kek guts,si yuji dari JJK,dia aja dinista mulu ama author, villainnya juga realistis gk kek manga shounen lain,yng kalo gelud ama mc gamau mundur ngatur strategi lagi
@IlhamKrep iya donk.
Semenjak menonton Berserk, anime seperti wanpis bagiku tidak seru lagi...
Udah elite belom guee ???
Selamat anda masuk ke sirkel wibu elite
Ngelite dulu Gak sih🥦
Emak gue ngelarang nonton shin chan akibat filmnya vulgar pantes aja rcti udah gak pernah lagi tayang lagi
First
Shin Chan seinen 🗿
Taek lah gua baru tau cok wkwkw
Gw nonton lagi pas kecil di RCTI kwokwokwokwokwok......
Habisnya mu gimana lagi jam tayangnya pagi lah
Why japan....why.......
@@HusaUnitNeverKilled Yg salah bukan Jepang. Yg salah yg nyiarin di Indonesia. Salah ambil tontonan. Wkwk