- 2 519
- 1 221 508
RONY ARDIANSYAH STRUCTURE CHANNEL
Indonesia
เข้าร่วมเมื่อ 26 ก.ย. 2020
Associate Professor Civil Engineering UIR
Blog Pribadi : ronymedia.wordpress.com/
Blog Pribadi : ronymedia.wordpress.com/
Pengujian lengkung baja tulangan atau reinforcement bar bending test
Pengujian lengkung baja tulangan atau reinforcement bar bending test
มุมมอง: 7
วีดีโอ
Boring kedalaman 8 meter , Nilai Nspt = 19
มุมมอง 587 ชั่วโมงที่ผ่านมา
Boring kedalaman 8 meter , Nilai Nspt = 19
Cara mudah hitung nilai Spt: N spt = 60 Sisa 5 cm
มุมมอง 2314 ชั่วโมงที่ผ่านมา
Cara mudah hitung nilai Spt: N spt = 60 Sisa 5 cm
Kombinasi Pembebanan SNI 1727 2020 1726 2019
มุมมอง 309หลายเดือนก่อน
Kombinasi Pembebanan SNI 1727 2020 1726 2019
Kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi di Pembangunan Sport Hall Pelita Indonesia 30 September 2024
มุมมอง 139หลายเดือนก่อน
Kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi di Pembangunan Sport Hall Pelita Indonesia 30 September 2024
Penulangan Elemen struktur Gedung Tahan Gempa
มุมมอง 229หลายเดือนก่อน
Penulangan Elemen struktur Gedung Tahan Gempa
Uji SPT Berhenti di N lebih besar dar 60
มุมมอง 47หลายเดือนก่อน
Uji SPT Berhenti di N lebih besar dar 60
Pengantar Tugas Perancangan Struktur Bangunan Gedung
มุมมอง 94หลายเดือนก่อน
Pengantar Tugas Perancangan Struktur Bangunan Gedung
Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau 2024
มุมมอง 1072 หลายเดือนก่อน
Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau 2024
DOSEN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ISLAM RIAU
มุมมอง 1112 หลายเดือนก่อน
DOSEN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Cara Tepat Baca Nilai Nspt Lapangan, Nilai Nspt lebih besar dari 60
มุมมอง 502 หลายเดือนก่อน
Cara Tepat Baca Nilai Nspt Lapangan, Nilai Nspt lebih besar dari 60
Ketidak beraturan Sudut Dalam Struktur Bangunan
มุมมอง 692 หลายเดือนก่อน
Ketidak beraturan Sudut Dalam Struktur Bangunan
Bgmn cara menghitungnya pak shg tampak kuat kokoh walaupun dgn bentang sd 20 mtr
Penggunaan rangka baja ringan untuk bentang sepanjang 20 meter bisa menjadi tantangan dan memerlukan perhitungan teknis yang cermat. Pada umumnya, baja ringan lebih sering digunakan untuk bentang yang lebih pendek, seperti 10-15 meter, karena sifatnya yang lebih fleksibel tetapi kurang kuat dibanding baja konvensional untuk menahan beban yang sangat besar. Untuk bentang selebar 20 meter, beberapa pertimbangan teknis berikut perlu diperhatikan: 1. Kekuatan Material: Baja ringan memiliki kekuatan tarik yang cukup baik, namun karena tipis, kekuatan tekannya terbatas. Untuk bentang panjang, diperlukan penguatan tambahan atau pengkombinasian dengan bahan lain untuk memastikan kestabilan struktur. 2. Struktur Tambahan: Pada bentang panjang seperti 20 meter, biasanya diperlukan kolom tambahan atau truss (rangka atap segitiga) untuk menambah kekuatan dan mengurangi lendutan (defleksi). Truss baja ringan yang didesain dengan benar bisa menjadi solusi untuk membagi beban lebih merata. 3. Beban dan Faktor Lingkungan: Jika area konstruksi memiliki potensi beban besar, seperti angin kencang atau hujan yang deras (yang menambah beban pada atap), maka baja ringan mungkin perlu diperkuat dengan profil yang lebih tebal atau menggunakan baja yang lebih kuat. 4. Perhitungan Struktur: Pada bentang yang sangat panjang, perlu perhitungan oleh ahli struktur atau insinyur sipil untuk memastikan keamanan dan kestabilan, termasuk menghitung beban maksimum yang bisa ditahan. Baja ringan untuk bentang 20 meter kemungkinan memerlukan perkuatan tambahan untuk menjaga agar tidak terjadi deformasi yang signifikan. 5. Penggunaan Material Kombinasi: Jika memungkinkan, kombinasi antara baja ringan dengan material lain seperti baja profil H atau WF (Wide Flange) dapat dipertimbangkan. Struktur kombinasi ini dapat membantu dalam distribusi beban pada bentang yang panjang tanpa terlalu meningkatkan biaya. Secara umum, baja ringan bisa digunakan untuk bentang besar seperti 20 meter, tetapi dengan syarat dilakukan penguatan struktur tambahan. Untuk mencapai desain yang aman dan optimal, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan insinyur atau tenaga ahli yang berpengalaman dalam perencanaan struktur baja pada bentang panjang.
@@ronyardiansyahstructurecha2758 mohon dibuatkan video contoh soal ttg perhitungan atap baja ringan dengan bentang 20 mtr pak Rony, dgn menggunakan SAP2000 atau Etabs juga Perhitungan Manualnya shg kami bisa memahami perbedaan antara perhitungan baja ringan dengan vakwerk baja khusus di bidang atap. Itu mungkin merupakan topik yg sangat menarik bagi banyak Nitizen Teknik Sipil Terima Kasih juga atas jawaban bpk di atas dan cukup detail penjelasan teorinya Salam dan Hormat saya
Kalau sambungan kolom masuk ke sloop bisa gak karna overlep ny sisa 30cm..
Secara umum, penempatan tulangan kolom di tie beam atau sloof bukanlah metode yang disarankan dalam praktik konstruksi yang baik. Tulangan kolom dan tulangan sloof atau tie beam sebaiknya dipasang sesuai dengan fungsi dan penempatannya masing-masing untuk menjaga stabilitas dan kekuatan struktur bangunan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa tulangan kolom sebaiknya tidak dipasang di tie beam/sloof: 1. Perbedaan Fungsi Struktur • Kolom berfungsi untuk menahan beban vertikal dari struktur di atasnya (misalnya, lantai atau atap) dan meneruskan beban ini ke pondasi. • Sloof atau tie beam berfungsi untuk mengikat pondasi dan menjaga kestabilan pondasi agar tidak bergeser, serta mengurangi retakan akibat perubahan tanah. • Menggabungkan tulangan kolom di sloof akan membuat sloof bekerja di luar fungsinya, yang bisa mengakibatkan penurunan performa sloof itu sendiri. 2. Desain dan Detailing Struktural yang Berbeda • Tulangan kolom didesain untuk menahan gaya aksial dan lentur dengan penempatan yang lebih konsentrat di bagian inti kolom, biasanya menggunakan tulangan utama dan sengkang. • Tie beam atau sloof memiliki desain penulangan yang berbeda, yang biasanya tidak dirancang untuk mendukung beban aksial besar seperti kolom. 3. Penyaluran Beban yang Tidak Optimal • Jika tulangan kolom dimasukkan dalam sloof, maka beban dari kolom tidak akan tersalurkan dengan baik ke pondasi, karena sloof bukanlah elemen yang dirancang untuk memikul beban vertikal kolom. • Beban dari kolom seharusnya langsung ditransfer ke pondasi melalui area dudukan kolom, bukan melalui sloof. 4. Potensi Retakan dan Kerusakan Struktural • Kombinasi tulangan kolom di dalam sloof dapat menyebabkan titik lemah pada struktur sloof itu sendiri, karena adanya konsentrasi beban yang tidak seimbang. Namun demikian, ada beberapa kondisi tertentu di lapangan di mana penempatan tulangan kolom bersamaan dengan sloof dilakukan, terutama pada konstruksi sederhana atau bangunan bertingkat rendah. Bila hal ini dilakukan, biasanya akan ada perhitungan khusus oleh insinyur struktur untuk memastikan beban dapat ditransfer dengan aman. Kesimpulannya: Sebaiknya tidak memasang tulangan kolom di dalam tie beam atau sloof. Tulangan kolom sebaiknya ditempatkan di posisi kolom yang langsung bertemu dengan pondasi atau pada dudukan yang memang dirancang untuk kolom. Jika terdapat kebutuhan khusus, pastikan ada perhitungan dan desain khusus dari konsultan struktur yang berkompeten untuk menjaga keamanan dan kekuatan bangunan.
@@ronyardiansyahstructurecha2758 maaf pak maksd saya bukan di atas sloop pak.. besi utk kolom lantai 2 tetap di atas kolom cuma besi nya langsung ke sloop balok. Karna overlepny cuma 30cm pak
Asaalamualaikum pak
Waala
Enggak ada penjelasan sama sekali 😂
Kelihatan ada garis setiap 150 mm, meskipun dihitung setip jumlah pukulan setiap 150 mm, yg dijumlahkan adalah bacaan utuk 150 mm kedua dan ketiga krn penetrasi 300 mm.
Assalamualaikum pak
@@ronyardiansyahstructurecha2758assalamualaikum pak
Sebaiknya konten itu diberi narasi bos,,, kita semua tidak sama keahlian kepintarannya
Dari awal pak cara biki grafik nya gmna
Untuk menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) dari hasil uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer), biasanya digunakan korelasi empiris antara kedalaman penetrasi per hentakan (Penetration Rate) dan nilai CBR. Langkah-langkah dasar untuk menghitung nilai CBR dari uji DCP adalah sebagai berikut: 1. Lakukan Uji DCP • Uji DCP dilakukan dengan menjatuhkan beban (biasanya 8 kg) dari ketinggian tertentu, kemudian mencatat kedalaman penetrasi dari konus (dalam mm) setelah sejumlah hentakan tertentu. • Data yang diperoleh dari uji DCP adalah kedalaman penetrasi kumulatif (dalam mm) per hentakan. 2. Hitung Penetration Rate (mm/hentakan) • Penetration Rate atau tingkat penetrasi adalah perbandingan antara kedalaman penetrasi (dalam mm) dan jumlah hentakan yang diperlukan untuk mencapai kedalaman tersebut. • Formula untuk penetration rate:  • Contoh: Jika setelah 10 hentakan, penetrasi yang terjadi adalah 20 mm, maka Penetration Rate = 20 mm / 10 hentakan = 2 mm/hentakan. 3. Gunakan Korelasi Empiris • Berdasarkan hasil penelitian dan studi, terdapat berbagai persamaan empiris yang menghubungkan nilai CBR dengan penetration rate dari uji DCP. Salah satu formula yang umum digunakan adalah:  • Dalam formula ini, PR adalah penetration rate dalam mm/hentakan, dan CBR adalah nilai yang dihasilkan dalam bentuk persentase. 4. Contoh Perhitungan • Misalkan dari hasil uji DCP, ditemukan penetration rate sebesar 5 mm/hentakan. Maka, nilai CBR dapat dihitung sebagai:  5. Interpretasi • Nilai CBR ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan tanah di lapangan. Semakin tinggi nilai CBR, semakin baik daya dukung tanah tersebut. Namun, korelasi antara nilai CBR dan hasil uji DCP bisa bervariasi tergantung pada jenis tanah, kondisi kelembaban, dan faktor-faktor lokal lainnya. Maka, terkadang perlu dilakukan kalibrasi atau menggunakan formula lain yang lebih sesuai untuk kondisi setempat.
kenapa harus di akar pangkat 3 kan???mohon penjelasannya
Penggunaan akar pangkat tiga dalam beberapa formula korelasi antara hasil uji DCP (Dynamic Cone Penetrometer) dan CBR (California Bearing Ratio) muncul dari hasil analisis empiris yang bertujuan untuk menyesuaikan data penetrasi dengan nilai CBR yang diperoleh melalui uji laboratorium. Beberapa formula tersebut menggunakan pangkat tiga atau eksponen lainnya sebagai hasil dari studi statistik yang lebih baik dalam menggambarkan hubungan antara penetrasi DCP dan CBR. Setiap jenis tanah atau kondisi tertentu mungkin memiliki hubungan matematis yang sedikit berbeda, sehingga terkadang ditemukan variasi dalam persamaan yang digunakan. Persamaan dengan eksponen atau akar pangkat tiga adalah salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk tanah tertentu karena memberikan hasil yang lebih sesuai dengan kenyataan. Mengapa Menggunakan Akar Pangkat Tiga? Penggunaan akar pangkat tiga atau eksponen lainnya pada hubungan antara penetration rate (PR) dari DCP dan nilai CBR adalah untuk mencerminkan perubahan nonlinear antara keduanya. Kekuatan tanah dan karakteristik penetrasi tidak memiliki hubungan linier langsung dengan CBR, sehingga formula yang lebih kompleks sering kali dibutuhkan. Salah satu formula korelasi yang menggunakan akar pangkat tiga adalah sebagai berikut:  atau  Di sini, PR adalah penetration rate dalam mm/hentakan, dan hasilnya adalah nilai CBR dalam bentuk persentase. Contoh Perhitungan Menggunakan Akar Pangkat Tiga Jika kita memiliki penetration rate sebesar 5 mm/hentakan dari hasil uji DCP, maka nilai CBR dihitung sebagai berikut:  Langkah-langkahnya: 1. Hitung akar pangkat tiga dari 5:  2. Masukkan hasil tersebut ke dalam persamaan:  Jadi, nilai CBR untuk penetration rate 5 mm/hentakan adalah sekitar 5.85%. Alasan Ilmiah Penggunaan Eksponen • Nonlinearitas: Hubungan antara tingkat penetrasi dan kekuatan tanah tidak linier. Ini berarti bahwa perubahan kecil pada penetration rate dapat menghasilkan perubahan yang lebih besar pada nilai CBR. Penggunaan akar pangkat tiga atau eksponen lainnya membantu mengakomodasi hubungan ini. • Empiris: Penggunaan akar pangkat tiga merupakan hasil dari penelitian lapangan dan laboratorium yang menunjukkan bahwa hubungan tersebut memberikan perkiraan nilai CBR yang lebih akurat dibandingkan menggunakan hubungan linier langsung. Berbagai kondisi tanah dan tipe tanah dapat memberikan hasil yang berbeda, sehingga persamaan ini bukan universal, tetapi sangat berguna dalam konteks tertentu.
Apa benar kayu kelapa tdk boleh di pake jd reng atap seng?
Boleh, di Payakumbuh saya pakai buat kuda-kuda.
Kalau mau lebih awet, pintu yang besarnya kasih 5 buah engsel, yang kecilnya 4 buah engsel. Fungsi lebih utama daripada nilai estetika.
Yg menahan beban adalah engsel bagian atas nua
@@ronyardiansyahstructurecha2758 Bagaimana perubahan distribusi massa pada sebuah pintu (misalnya, penambahan kaca patri untuk memperindah tampilan pintu) akan memengaruhi kinerja engsel bagian atas dan bawah?
Assalamu'alaikum Pak, izin bertanya. cara membagi hasil DCP menjadi 3 bagian itu bagaimana ya pak? nilai dari mana yg dilihat pak? mohon penjelasannya Pak
Dibagi 3 yg titik-titik uji membentuk garis linear
maksud saya, untuk menentukan batas nilai untuk lapisan 1 smpai dgn lapisan 3 itu bagaimana ya pak?
bagaimana cara menentukan bahwa lapisan 1 itu sampai pd tumbukan 15 ?
knpa tdk pada tumbukan 20?
Di bengkulu ya pk, saya tinggal di bengkulu
Benar pak, lokasi soil test nya di Bengkulu
Di mana nya bengkulu saat ini
Diameter brp ini pak?
Divideo ini dia 1 meter, tetapi mereka bisa kerjakan dari dia 80 cm s/d 150 cm
@@ronyardiansyahstructurecha2758 baik pak terimakasih, sya kira bor mesin sederhana hanya bisa dg diameter kecil saja,
Bisa ikut ga mas wa
🙏
@@ronyardiansyahstructurecha2758 Ok trimakasih
Tembesu vs kulim awet mana, Pak? Waktu bangun rumah, kusen kami pakai full kayu kulim. Ada sisa 1 meter, mau dibuat kusen pintu juga, kebetulan ada saudara saya yang ngasih 2 batang kayu tembesu putih. Bagian atas kulim, kanan kirinya tembesu.
Tembusi lebih awet. Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
Tembusi kebih awet pada kulim. Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
@@ronyardiansyahstructurecha2758 Saya pernah coba potong keduanya. Tembesu itu dalamnya seperti berminyak dan berair. Baunya masam. Seratnya tidak lurus. Kulim itu kalau baru ditebang dan digesek, baunya sangat wangi. Seratnya kadang lurus, kadang bengkok. Teras tembesu umumnya berwarna dan berserat. Gubalnya berwarna hitam pucat, kadang juga putih. Kulim itu terasnya berwarna coklat kemerahan. Gubalnya berwarna kekuningan. Intinya sama-sama kayu awet di bawah kayu ulin.
Walikota mana ini
Kantor Pupr tenayan
@@ronyardiansyahstructurecha2758 oalah
Maaf pak.. bisa minta nomor wanya?
Sdri Elsa Mayora, posting no Wa nya nanti kami kontak 🙏
Klo tiang pancang baja H-Beam apakah ujungnya juga dibuat runcing seperti tiang pancang beton?
Tidak perlu Mas Ardy
Assalamualaikum pak.ronny.. saya alumni murid bapak... saya sekarang sedang nendesain untuk drop off apakah bisa tie beam itu hanya mengikat arah horizontal saja... larena kalau arah vertikal terlalu jauh 10 m pak.. terimakasih
Harusnya tie Beam di pasang kedua arah, arah X maupun arah Y, bila bentang besar bisa ditambah pondasi di tengah2 bentang tie Beam tersebut meskipun tidak ada kolom di atasnya
Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan umur yang berkah serta rezki yang berkah dan selalu tetap menjadi Dosen-dosen yang berilmu buat Mahasiswa Tehnik UIR (UNIVERSITAS ISLAM RIAU) semua. Amin Ya robbal Alamin🤲
Amiin
Semoga dosen teknik sipil sehat waalfiat... Aamin
Amiin 🙏
Selamat malam bapak, saya bisa minta wa nya. Mau konsultasi
Pak Wahyu bisa kirimkan no Wa nya? Nanti kami yg hubungi
🙏
Izin Pak,dalam desain pondasi dengan enggunakan metode ASD, dimana terdapat beban gempa nominal dan beban gempa kuat?, saya ingin bertanya, kapan kita menggunakan gempa kuat atau gempa nominal, terimakasih Pak
🙏
🙏
Izin hilangkan musik latarnya. Mengganggu pendengaran.
Terimakasih masukannya 🙏
🙏
🙏
Misalkan ..standar plesteran tersebut tebal nya 2 cm...tapi kondisi nya memungkinkan penebalan plesteran sampai dengan 6 cm karena dinding tersebut tidak lot atau vertikal nya kurang bagus...cara menghitung luas nya bagaimana pa...? Misalkan lebar 5 m , tingginya 10 m ...bagaimana cara menghitung ny...?
Harus ada trial dulu 🙏
😮😮
🙏
🙏
Pasang dilantai tdk pakai alas lembarsn foam dulu ya
Tipe ini sdh ada foam dibawahnya
makasih banyak atas ilmunya bangg🙏
pak untuk pembagian di tabel itu gimana pak?
Semua beam di desain agar mengalami keruntuhan tarik ya pak ?
Benar Mas, agar dapat memberikan tanda-tanda sebelum balok rubuh
Subhaanallaah
Alhamdulillah
Dimana kalau mau beli dupa tembesu
Tks partisipasi di akun ini 🙏
🙏
Terima kasih ilmunya pak, mau tanya pak untuk mendapatkan nilai cbr desain dari DCP dipakai rumus ^1/3 itu menggunakan metode apa ya pak?
Rumus ini adalah perhitungan secara matematis utk mendapatkan nilai Cbr rata kedalaman 1 meter
@@ronyardiansyahstructurecha2758 oh gitu makasih pak, sukses slalu pak
holow 5x10 mas?
Benar Mas
Selamat Malam Pak izin bertanya apakah Rutin Jembatan yg satuan pembayaran LS uangnya bs d otak atik untuk pekerjaan lain selain rutin jembatan ? Mohon bantuannya Pak soalnya saya masih baru 🙏🙏🙏
Meskipun satuan Ls harusnya disebutkan kriterianya agar tidak mudah dikutak katik.
di kampung plosok bagi apanya.
🙏
🙏
Bismillah, izin bertanya umumnya cutting dilitasi dilakukan pada jalan rigid beton yg telah keras, apakah dilitasi bisa dilakukan berbarengan dengan proses pengecoran artinya memakai sekat triplek atau sejenisnya ketika pengecoran berlangsung ? Jazakallah khaer.
Bisa mau sistem cutting atau langsung di putus dgn sejenis Bekisting.
🙏
Mohon maaf pak , apakah bukunya di jual ..saya mau belajar😊
Bisa beli di online kayaknya
🙏
Maaf lahir bhatin
Maaf Lahir & Bathin lajanda
Kakanda
makasih,,bermanfaat
Alhamdulill
Selamat malam pak, untuk faktor umur betonnya mungkin bapak bisa kasih tahu nilai koefisiennya yang harus dikalikan dengan nilai kuat tekan yang dihasilkan dari hammer test🙏
encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-5HLXZQL3N1Zyr7KC2w9UKmNhB6RuAWGpN-AsQuEvKhMZLuKZhrp0_VE&s=10
Terima kasih pak, boleh minta file penuhnya pak waktu kuliah kemarin tidak dapat mau belajar pak🙏
Mau tanya pak apakah nilai k untuk mencari kuat tekat beton itu tidak dipengaruhi oleh banyaknya benda uji
Kata kata terakhir sangat betul. Tapi pak, orang baru nyadar itu di usia 30 tahun. Kayak saya, nyesal waktu muda main main.
Tidak ada kata2 terlambat utk menjadi semangat Mas, lagi umur 30 adalah ukur yg sangat muda.
Tidak ada kata terlambat utk semangat Mas, lagi pula umur 30 adalah usia yg sangat muda 💪
@@ronyardiansyahstructurecha2758 👍👍
Mantap sirkulasi udara nya pak
Alhamdulilah
Kalau Beton udah 10 Tahun gimana Koreksi Beton nya
Boleh saja faktor koreksi diambil 1
Mau tanya Dari hasil Lenting Palu apakah tidak ada Standar Deviasi nya,,,Klo langsung diambil dri Grafik Alat hasil nya Terkadang Sangat Tinggi,,contoh nya Kita ambil mitode B hasil nya sangat inggi
Standar deviasi timbul karena ada simpangan, seperti prinsip yg kita ketahui: utk beban harus diambil yg terbesar dlm perancangan sedangkan mutu hrs diambil nilai yg terkecil. Jadi standar deviasi harus diperhitungkan
Naik delman kll kampung asyik yoo im❤❤❤
🙏
Saya like juga walaupun stiker saya tak masuk/ naik
Wk…wk…😅
Wk…wk…😁
Apa bedanya nya merbau dan ulin
Merbau berwarna coklat tua kemerahan, serat kayu lurus dan putus-putus. Ulin berwarna coklat tua kemerahan, tapi bisa lebih condong ke coklat tua dan bahkan hitam.
Izin bertanya pak apakah perhitungan ini bisa diaplikasikan ke jembatan pak?
Bisa, Pile cap hedung maupun jembatan tidak ada bedanya.
Untuk bangunan 2 lantai menggunakan pondasi dalam sampai bertemu dengan tanah kerasa apa tetap perlu tie beam?
Tetap, karena tie beam mempunyai beberapa fungsi: 1. Pengaku struktur bangunan 2. Utk mencegah terjadi differential settlement sesuai dgn kapasitas tie beam 3. Tempat menumpu beban dinding atau lantai (bila di cor monolit) 4. Tempat distribusi gaya 2 dari kolom terutama pada sistem one Pile one colomn
Keawetan setara dg kayu ulin Kulim & bedaru, tembesu istimewa karena empuk dlm pengolahan. Tidak mudah terbakar ,kayunya basah sepanjang tahun
Benar adanya
izin, bisa dichare kah excel nya?
Coba hubungi wa Bu Yuly ya: +62 812-7605-557