Mama Aleta Fund
Mama Aleta Fund
  • 27
  • 7 470
LULBAS : Peran Perempuan dan Anak Muda dalam Melindungi Batu Nausus
Apa yang terjadi ketika generasi muda dan perempuan adat Mollo mengambil peran sebagai pewarta untuk melindungi Batu Nausus? Temukan jawabannya dalam video ini!
Bergabunglah dalam percakapan mendalam bersama Vitoria Mael, perempuan adat Mollo dan anggota LULBAS, yang membagikan kisah perjuangan mereka dalam menyelamatkan Batu Nausus-sebuah simbol suci yang tak hanya berbicara tentang batu, tetapi juga tentang identitas dan kelangsungan hidup masyarakat Mollo.
LULBAS bukan sekadar pewarta biasa; mereka adalah penjaga cerita, pelindung alam, dan pejuang budaya. Dalam video ini, Vitoria mengajak kita untuk memahami bagaimana kekuatan pewartaan dapat menjadi senjata dalam melawan ancaman terhadap lingkungan dan budaya lokal. Dengan cerita-cerita penuh semangat dan pengalaman nyata, ia mengungkap tantangan serta strategi yang digunakan LULBAS untuk memastikan Batu Nausus tetap berdiri kokoh bagi generasi mendatang.
Yuk, tonton sampai habis untuk melihat bagaimana LULBAS terus menggugah kesadaran melalui suara dan aksi mereka. Jangan lupa bagikan pendapatmu di kolom komentar.
Apa arti pewarisan nilai leluhur menurutmu?
#LULBAS #PewartaAdat #PerempuanAdat #AnakMudaBeraksi #Mollo #BatuNausus #MamaAletaFund #PerjuanganLingkungan #NusaTenggaraTimur #WarisanLeluhur
มุมมอง: 41

วีดีโอ

Batu Nama, Pohon Nama, dan Air Nama
มุมมอง 254หลายเดือนก่อน
Dalam video ini, kami mengajak kamu untuk memahami lebih dalam tentang konsep Batu Nama, Pohon Nama, dan Air Nama yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat adat Mollo di Nusa Tenggara Timur. Ketiga elemen ini bukan sekadar simbol, tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan dan identitas masyarakat Mollo. Mereka mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam, di mana alam dilihat seb...
Perempuan-perempuan yang Mempertahankan Batu
มุมมอง 5812 หลายเดือนก่อน
Dalam video ini, kami mengajak Anda untuk menyimak kisah inspiratif dari Mama Elizabet, seorang perempuan adat Mollo, dan perjuangan mereka bersama perempuan lainnya dalam mempertahankan Batu Nausus. Mama Elizabet berbagi pengalaman pribadinya dan mengapa batu ini sangat penting bagi komunitas mereka. Batu Nausus bukan sekadar batu bagi perempuan Mollo; ia adalah simbol kehidupan, keberlanjutan...
Strategi Masyarakat Adat Mollo Melawan Rentenir
มุมมอง 5004 หลายเดือนก่อน
Dalam video sebelumnya kita telah mendengar cerita bagaimana multi-beban yang dihadapi oleh perempuan adat di NTT, dari peran domestik hingga tekanan rentenir, serta dampak kritis iklim pada kehidupan mereka. Dalam podcast kali ini kita akan mendengar bagaimana strategi mereka dalam menghadapi tantangan ekonomi, terutama persoalan tentang rentenir. Melalui pendirian "koperasi lokal", para kelom...
Multi Beban Perempuan Adat: Domestik, Rentenir, dan Krisis Iklim
มุมมอง 875 หลายเดือนก่อน
Pada podcast kali ini Aleta Baun menceritakan bagaimana multi-beban yang dihadapi oleh perempuan adat di NTT, dari peran domestik hingga tekanan rentenir, serta dampak kritis iklim pada kehidupan mereka. Krisis iklim memperburuk beban ekonomi yang diperparah oleh praktik rentenir, lagi-lagi perempuan menanggung beban gender dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga serta pekerjaan domestik dan pen...
Ruang Domestik dan Politik Perempuan Adat
มุมมอง 2565 หลายเดือนก่อน
Dalam video kali ini, kami menghadirkan percakapan inspiratif dengan Juliana, perempuan adat dari Desa Besana Mollo. Percakapan kali ini kami membahas bagaimana perempuan adat memiliki peran penting dalam ruang domestik. Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan, dan merawat anak-anak, tetapi juga memainkan peran kunci dalam menjaga pengetahu...
Percakapan dengan Pantoro Kuswardono (2): Ketika Perempuan Adat Merespon Patriarti
มุมมอง 549 หลายเดือนก่อน
Ada sebuah proses menyejarah, bahawa peta mental/pola pikir perempuan di kebanyakan tempat terhadap alam dibuat kecil. Perempuan tidak dibiasakan untuk berpikir lebih besar. Misalnya tentang air, perempuan peduli dengan air tapi ketika berpicara bagaimana melidungi air kebanyakan mereka berpikir bahwa itu domain dari laki-laki. Popdcast kali ini Pantoro Kuswardono akan menjelaskan tentang bagai...
Percakapan dengan Pantoro Kuswardono (I): Bagaimana Perempuan Adat Bertemu dengan Patriarki?
มุมมอง 639 หลายเดือนก่อน
Dalam kepemimpinan, perempuan menjadi kelas nomor dua yang kemudian orang menyebutnya budaya. Menurut Pantoro Kuswardono budaya ini bukan murni datang dari komunitas. Hal itu merupakan manifestasi kolonialisme barat. Ada sejarah panjang yang membuat perempuan terkungkung dalam kultur patriarki, yang sebenarnya bukan datang dari komunitas mereka. Bagaimana kisahnya, Pantoro Kuswardono akan menje...
Aleta Baun, Perjuangkan Identitas Adat di DPR
มุมมอง 2.5K10 หลายเดือนก่อน
Aleta Baun pernah menjadi anggota DPR, ia tak pernah kampaye dengan membuat janji-janji manis agar terpilih. Ia konsisten memegang adat Mollo dengan tetap memakai tenun. Awalnya banyak yang menentang cara berpakaian Aleta namun dikemudian malah tenun menjadi pakaian wajib yang harus digunakan seminggu dua kali. Beragam tantangan dihadapi Aleta Baun ketika menjadi anggota DPR dengan membawa iden...
Mengurangi hambatan perempuan menjadi pemimpin, Caranya Bagaimana?
มุมมอง 30311 หลายเดือนก่อน
Podcast kali ini bersama Juliana Dolu salah satu pendiri MAF yang juga aktive di NGO dan sedang meneliti serta menekuni isu terkait perempuan. Kali ini kita akan bercakap tentang bagaimana sih mendukung kepemimpinan perempuan. Apa saja lapis-lapis tentangan perempuan ketika akan menjadi pemimpin. Benarkan beragam hambatan akan dihadapi perempuan ketika menjadi pemimpi. Simak selengkapnya di Kat...
"Bukan Perempuan Tidak Berani!”. Pandangan Aleta Baun pada Perempuan Pemimpin.
มุมมอง 14911 หลายเดือนก่อน
Kenapa sih perempuan sulit untuk menjadi pemimpin. Benarkah mereka tidak bisa menjadi pemimpin, lantas apa saja tantangan yang dihadapi perempuan ketika menjadi pemimpin. Aleta Baun akan mengulasnya, seperti apa perempuan pemimpin dan lapis-lapis apa saja yang dihapinya. Simak selengkapnya di Kata Mama Aleta #HAM #womanrightsdefender #ecofeminist #MamaAletaFund #MAF #lulbas #aletabaun #tenun #N...
Cerita OAT Tentang Pemiskinan Orang Mollo
มุมมอง 27411 หลายเดือนก่อน
Sebelum ada reboisasi kami beternak. Kuda dan sapi kami ada ratusan ekor, bahkan yang dikatakan miskin pun masih bisa punya paling tidak10 ekor, kenang Lius mengingat Nausus tenah kelahirannya. Bagaimana lingkungan Nausus di masa lalu, apa saja perubahan yang terjadi dan bagaimana masyrakat menghadapi perubahan lingkungan dan sosial yang terjadi? Simak cerita selengkapnya di Kata Mama Aleta. #H...
OAT, dari Perlawanan Perempuan ke Organisasi Adat
มุมมอง 88ปีที่แล้ว
OAT, Organisasi Atai Mamot yang berarti penengah, bila ada kerusakan atau keributan dia datang untuk membenahi bisa juga menjadi penengah. OAT itu seperti penetral dan mengarahkan untuk kebaikan bersama, ini bisa dimaknai seperti merawat. OAT lahir setelah ada tambang di Nausus, ia dibentuk untuk menyatukan tokoh-tokoh adat. sebagai wadah untuk mengorganisir, berdiskusi dalam mengambil keputusa...
Asal Usul Hilangnya Susu dan Apel Mollo
มุมมอง 62ปีที่แล้ว
Dulu kami memasak nasi dengan susu. Apel Mollo besar dan terasa manis,tak seperti apel sekrang yang terasa seperti gabus. Pohon apel melinpah, ketika panen ibaratnya kami bisa jalan di atas apel saking banyaknya. Cerita om Lius mengenang kehidupannya dulu., Susu dan apel kini telah menghilang, lantas apa yang menjadi penyebabnya. Bagiamana sih kehidupan masyarakat Mollo waktu itu. Simak selenka...
Cerita Mery Melindungi Alam dań Mendampingi Penenun
มุมมอง 72ปีที่แล้ว
"Tenun adalah adat budaya dari leluhur yang sampai saat ini tetap dipakai dalam keseharian dan akan terus dibudayakan" kata Marry Lim ketua kolompok penenun pemuda di Bonleu Mollo. Adanya wacana taman wisata di gunung Naeman Bonleu membuat Marry dan Masyarakat Mollo resah dan menolak. Bagi mereka tanah adat harus dipertahankan. Bagimana Marry dan kelompok tenunnya mempertahankan budaya menenun ...
Pengalaman Maria Belajar dari Perjuangan Perempuan Demak dan Kendeng
มุมมอง 36ปีที่แล้ว
Pengalaman Maria Belajar dari Perjuangan Perempuan Demak dan Kendeng
Politik dan Kepemimpinan Perempuan
มุมมอง 112ปีที่แล้ว
Politik dan Kepemimpinan Perempuan
Naketi, Manusia Bukan Pusat Segalanya
มุมมอง 174ปีที่แล้ว
Naketi, Manusia Bukan Pusat Segalanya
Hubungan Kota dengan Desa
มุมมอง 129ปีที่แล้ว
Hubungan Kota dengan Desa
Lulbas, Organiser dan Pencatat (9 Agustus 2023)
มุมมอง 409ปีที่แล้ว
Lulbas, Organiser dan Pencatat (9 Agustus 2023)
Mengikuti Jejak Nausus (1 Agustus 2023)
มุมมอง 344ปีที่แล้ว
Mengikuti Jejak Nausus (1 Agustus 2023)
Bagaimana Perempuan pembela HAM-Lingkungan "Menghadapi Pembangunanisme"(27 Juli 2023)
มุมมอง 193ปีที่แล้ว
Bagaimana Perempuan pembela HAM-Lingkungan "Menghadapi Pembangunanisme"(27 Juli 2023)
Bagaimana Perempuan pembela HAM-Lingkungan " Tantangan Mengubah Sistem" (25 Juli 2023)
มุมมอง 207ปีที่แล้ว
Bagaimana Perempuan pembela HAM-Lingkungan " Tantangan Mengubah Sistem" (25 Juli 2023)
101 Perempuan Pembela HAM Lingkungan
มุมมอง 89ปีที่แล้ว
101 Perempuan Pembela HAM Lingkungan
Persaudaraan Hulu Hilir (Mollo, Amanuban, Amanatun)
มุมมอง 44ปีที่แล้ว
Persaudaraan Hulu Hilir (Mollo, Amanuban, Amanatun)
Aleta Baun dan Gagasan Mama Aleta Fund
มุมมอง 254ปีที่แล้ว
Aleta Baun dan Gagasan Mama Aleta Fund
TENTANG MAMA ALETA FUND (Dalam Mendukung Pelestarian Budaya Masyarakat Mollo)
มุมมอง 237ปีที่แล้ว
TENTANG MAMA ALETA FUND (Dalam Mendukung Pelestarian Budaya Masyarakat Mollo)

ความคิดเห็น

  • @BobonaroMaliana12
    @BobonaroMaliana12 หลายเดือนก่อน

    Omon yg benar

  • @aridoematan
    @aridoematan หลายเดือนก่อน

    Di mollo terdapat desa Lelobatan, iusmolo, Fatumnasi, fatukoto, tunua, kuanoel, nenas, Tutem, pubasu, tune, sudah membentuk kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP) kelompok tersebut telah berhasil menghentikan praktek koperasi harian dan mingguan,

  • @aridoematan
    @aridoematan หลายเดือนก่อน

    Perempuan di bidang sosial budaya itu hak waris, kultur adat mollo sudah diatur tanpa membelakangi perempuan,

  • @aridoematan
    @aridoematan หลายเดือนก่อน

    Sekarang sudah banyak perempuan mollo jadi pemimpin, ada perangkat desa, kepala desa, kepala bidang, kepala dinas dll, dulu perempuan mollo terbelakang memimpin karena faktor SDM minim, orang mollo dahulu pilih beternak dan berkebun dan tidak fokus ke sekolah, ditempat saya banyak perempuan yg S1

  • @SriNew-n4x
    @SriNew-n4x 2 หลายเดือนก่อน

    Cilacap barat nyimak

  • @aprianto1985
    @aprianto1985 2 หลายเดือนก่อน

    Mampir nyimak dari Merauke

  • @AfFr-vp5zh
    @AfFr-vp5zh 3 หลายเดือนก่อน

    Salam dari timor leste, ini lah fakta kehidupan tetangga timor leste, Netijen indonesia, Jakarta Jawa di mana komen mu, kamu bilang timor leste miskin, faktanya kamu lebih miskin , kasian sekali tetangga kami, Jawa di mana komen mu

  • @KurikulumMatta
    @KurikulumMatta 7 หลายเดือนก่อน

    saya dr banten,mama aleta semoga sukses selalu

  • @yunnypascawatihenukh7570
    @yunnypascawatihenukh7570 7 หลายเดือนก่อน

    Mama aleta ❤❤❤

  • @fcellbadau4455
    @fcellbadau4455 8 หลายเดือนก่อน

    Luar biasa kasih Tuhan untuk generasi penerus dari Mollo khususnya kampung halaman saya Desa Lelobatan dekat gunung Mollo 🙏♥️💪

  • @agadismiati2738
    @agadismiati2738 8 หลายเดือนก่อน

    Sukses untuk Ibu,Tuhan memberkati

  • @cbkusmaryanto2037
    @cbkusmaryanto2037 ปีที่แล้ว

    Terjemahan human rights ke dalam bahasa Indonesia adalah tidak tepat, bahkan salah. PBB dalam Universal Declaration on Human Rights memakai dua istilah yang saling berkaitan tetapi berbeda makna yakni human rights (hak manusiawi) dan fundamental human rights (hak asasi manusia). Sayangnya, dua istilah tersebut itu diterjemahkan persis terbalik. Human rights diterjemahkan menjadi hak asasi manusia, padahal seharusnya diterjemahkan menjadi hak manusiawi; sedangkan hak asasi manusia seharusnya merupakan terjemahan fundamental human rights dan bukan human rights. Ini kan cilaka! Terjemahan yang salah ini berdampak besar pada pemahaman dan penerapan human rights banyak orang Indonesia. Karena terjemahan yang salah ini, maka diskusi diskusi mengenai human rights sering tidak tepat. Banyak orang Indonesia yang memahami human rights memalui terjemahan yang salah itu, sehingga pemahaman dan aplikasi mereka tentang human rights juga salah. Yang lebih parah lagi, banyak orang Indonesia mengucapkan “hak asasi manusia” (fundamental human rights), padahal yang dia maksudkan adalah human irghts (hak manusiawi). Kacau kan? Tidak semua pelanggaran human rights itu otomatis merupakan kejahatan. Kok bisa? Untuk melihat lebih lanjut, Silahkan membaca lebih lanjut dalam artikel di Jurnal HAM yang dipublikasikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia. Artikel ini berjudul: Hak Asasi Manusia atau Hak Manusiawi? Silahkan di googling saja. Pelanggaran human rights itu tidak semuanya jahat dan juga otomatis merupakan kejahatan. Kok bisa? Untuk melihat lebih lanjut, Silahkan membaca lebih lanjut dalam artikel di Jurnal HAM yang dipublikasikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia. Artikel ini berjudul: Hak Asasi Manusia atau Hak Manusiawi? Banyak orang Indonesia yang memahami human rights memalui terjemahan yang salah itu, sehingga pemahaman dan aplikasi mereka tentang human rights juga salah. Yang lebih parah lagi, banyak orang Indonesia mengucapkan “hak asasi manusia” (fundamental human rights), padahal yang dia maksudkan adalah human irghts (hak manusiawi). Kacau kan kalau demikian? Tidak semua pelanggaran human rights itu otomatis merupakan kejahatan. Kok bisa? Lihat saja di artikel itu.