วีดีโอ

untung untungan om beli mobil seken dan tua...alhamdulillah saya beli bagus..jakarta subang pakai pertalit Rp 250 rb..ga pernah rewel

Tari merupakan salah satu seni yang dituangkan dalam gerakan-gerakan tubuh berirama yang muncul sebagai wujud ekspresi jiwa manusia. Islam melarang tarian-tarian tertentu secara khusus, namun juga membolehkan sebagian yang lain. Muhammad Nadhif Ramadhan kelas XI F7 no absen 22

Kebanyakan ulama berpendapat kalau menari (joget) disini tidak sampai kepada haram, hanya sampai pada taraf makruh saja. Kemakruhan ini dengan alasan bahwa menari adalah perbuatan rendah (dana'ah) dan kebodohan (safah) serta dapat menjadi perusak muru'ah dan wibawa seseorang Nur Alwan Muafy XI F7 Absen no 23

Busyet TC kan mobil gampang kok ceritanya serem amat sih gue juga pakai 1.6 dan 1.3 biasa aja kuyak 😅😅

Om ini cerita halu aja...gak serius Di tanggapin lagi.. 😂😂😂😂

Hukum menari dalam Islam tidak selalu haram. Menurut Imam Haramain, tarian yang hanya seputar menggerakan badan dengan gerakan bergoyang lurus sedikit dan tidak berlebihan dianggap tidak haram. Hal ini karena gerakan tersebut tidak akan menimbulkan kerusakan. Namun, jika tarian tersebut mengurangi kehormatan (murua') atau menyerupai praktik yang tidak sesuai, maka hukumnya menjadi haram 24F8 (14)

Pandangan Islam tentang tarian bervariasi tergantung pada konteks, niat, dan pelaksanaannya. Tarian yang melanggar syariat, seperti membuka aurat atau menimbulkan godaan, dianggap haram. Namun, jika dilakukan dengan sopan dan dalam konteks budaya yang positif, bisa diperbolehkan. Penting untuk mempertimbangkan dampak sosial dan tetap mematuhi prinsip-prinsip agama. 12 F8 (07)

Dalam pandangan Islam, tari budaya dapat diterima sebagai bagian dari seni dan warisan tradisi selama tidak melanggar syariat. Tari yang sesuai harus memiliki tujuan yang baik, seperti melestarikan budaya atau menyampaikan pesan positif, serta dilakukan dengan menjaga adab dan etika Islam, termasuk menutup aurat, gerakan yang sopan, dan menghindari campur baur antara pria dan wanita yang bukan mahram. Musik pengiring juga harus dipilih yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Pada intinya, seni tari boleh dilakukan selama tetap dalam batasan yang menjaga martabat, moralitas, dan tidak mengarah pada maksiat, sehingga seni tersebut dapat dihargai sebagai bagian dari kekayaan budaya tanpa melanggar aturan agama. 24F8(36)

Dalam pandangan Islam, hukum menari bergantung pada konteks, niat, dan jenis tarian yang dilakukan. Terdapat berbagai pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini, yang umumnya mempertimbangkan faktor-faktor seperti: Jenis Tarian: Tarian yang dianggap baik, sopan, dan tidak melanggar batasan-batasan syariah umumnya dibolehkan. Misalnya, tarian tradisional atau budaya yang tidak mengandung unsur sensualitas atau erotisme. Niat dan Tujuan: Jika tarian dilakukan untuk tujuan yang baik, seperti merayakan kebahagiaan dalam pernikahan atau acara keluarga, maka beberapa ulama membolehkan. Namun, jika niatnya adalah untuk menarik perhatian lawan jenis dengan cara yang tidak pantas, itu bisa dilarang. Kehadiran Lawan Jenis: Jika menari dilakukan di hadapan lawan jenis yang bukan mahram dan berpotensi menimbulkan fitnah atau godaan, hal ini umumnya dianggap tidak diperbolehkan dalam Islam.

menurut saya dalam islam todak ada dalit atau ulama yang menjelaskan kalau tarian dalam islam itu haram karna beberapa ulama menyampaikan bahwa tarian boleh saja di lakukan apabila sesuai dengen ajaran islam atau norma adat yang berlaku seperti niat dan tujuan melakukan tarian,,gerakan yang di tampilkan,,sesuai aturan adat,,berinteraksi dengan lawan jenis sesuai norma atau batasan,, pakaian yang di gunakan harus sesuai dengan aturan berpakaian dalam islam dan adat. 24XIIF8(9)

Islam tidak memiliki satu pandangan tunggal tentang tarian, melainkan tergantung pada interpretasi hukum syariah yang berlaku serta konteks budaya dan niat di balik tarian tersebut. Selama tarian dilakukan dengan niat yang baik, dalam konteks yang sesuai, dan menghormati batasan moral yang diajarkan oleh Islam, tarian bisa diterima di berbagai komunitas Muslim. Namun, selalu ada penekanan pada pentingnya kesopanan dan menjaga martabat dalam semua bentuk ekspresi seni dalam Islam. 24F8(27)

Pandangan Islam tentang tarian bervariasi tergantung pada konteks, niat, dan pelaksanaannya. Tarian yang melanggar syariat, seperti membuka aurat atau menimbulkan godaan, dianggap haram. Namun, jika dilakukan dengan sopan dan dalam konteks budaya yang positif, bisa diperbolehkan. Penting untuk mempertimbangkan dampak sosial dan tetap mematuhi prinsip-prinsip agama 12 F8 (07)

Islam tidak mensyariatkan tarian sebagai bagian dari ibadah. Segala bentuk ibadah dalam Islam harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh syariat. Menari sebagai hiburan pribadi atau dalam lingkungan keluarga, selama dilakukan dengan niat yang baik dan tidak melanggar batasan-batasan syariat, umumnya dianggap mubah (diperbolehkan). Akan tetapi, jika menari dilakukan dalam situasi yang dapat menimbulkan fitnah (godaan atau keburukan), seperti menari di hadapan lawan jenis yang bukan mahram, atau diiringi musik yang melalaikan, maka hal tersebut bisa menjadi haram.Islam sangat memperhatikan dampak dari suatu perbuatan terhadap individu dan masyarakat. Jika menari berpotensi menimbulkan kerusakan moral atau menjauhkan seseorang dari nilai-nilai agama, maka praktik ini tidak diperbolehkan. Mutia wafiq Nomor absen (25) XIIF8

Islam tidak mensyariatkan tarian sebagai bagian dari ibadah. Segala bentuk ibadah dalam Islam harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh syariat. Menari sebagai hiburan pribadi atau dalam lingkungan keluarga, selama dilakukan dengan niat yang baik dan tidak melanggar batasan-batasan syariat, umumnya dianggap mubah (diperbolehkan). Akan tetapi, jika menari dilakukan dalam situasi yang dapat menimbulkan fitnah (godaan atau keburukan), seperti menari di hadapan lawan jenis yang bukan mahram, atau diiringi musik yang melalaikan, maka hal tersebut bisa menjadi haram.Islam sangat memperhatikan dampak dari suatu perbuatan terhadap individu dan masyarakat. Jika menari berpotensi menimbulkan kerusakan moral atau menjauhkan seseorang dari nilai-nilai agama, maka praktik ini tidak diperbolehkan. XII F 8, Nomor absen (25) Mutia Wafiq

Tari tidak boleh disertai dengan musik yang mengandung irama yang membangkitkan nafsu. Gerakan tari harus menghargai hukum penutupan tubuh dalam Islam, menjaga ketaatan dan kemuliaan. Jika menari-nari atau joget itu sampai menjatuhkan wibawa (muru'ah), hukumnya menjadi haram. Jika gerakannya lemah gemulai seperti perempuan, diharamkan pada laki-laki dan perempuan. Jika dibarengi hal-hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama. Ini mencakup joget/menarinya lelaki di hadapan sesama lelaki, atau joget/menarinya wanita di hadapan sesama wanita, atau joget/menarinya lelaki di hadapan wanita. 24.12.F8(8)

Tari tidak boleh disertai dengan musik yang mengandung irama yang membangkitkan nafsu. Gerakan tari harus menghargai hukum penutupan tubuh dalam Islam, menjaga ketaatan dan kemuliaan. Jika menari-nari atau joget itu sampai menjatuhkan wibawa (muru'ah), hukumnya menjadi haram. Jika gerakannya lemah gemulai seperti perempuan, diharamkan pada laki-laki dan perempuan. Jika dibarengi hal-hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama. Ini mencakup joget/menarinya lelaki di hadapan sesama lelaki, atau joget/menarinya wanita di hadapan sesama wanita, atau joget/menarinya lelaki di hadapan wanita. 24.12 F8 (8)

Menari secara umum tidak diharamkan dalam Islam. Ulama menyatakan bahwa menari (ar-raqshu) adalah gerakan badan yang berirama dengan musik atau nyanyian, dan hukumnya adalah mubah (boleh) jika dilakukan dengan cara yang tidak melibatkan unsur-unsur yang dilarang oleh agama. Namun, menari dapat menjadi makruh (dipandang buruk) jika dilakukan dengan cara yang nyeleneh atau meniru orang kafir, serta jika menurunkan muruah (harga diri) seseorang. Menari juga dapat menjadi haram jika dilakukan oleh wanita di depan lelaki non-mahram karena hal ini dapat menimbulkan fitnah (godaan) yang besar bagi lelaki. Menari dapat diperbolehkan jika dilakukan dengan tujuan yang baik dan bermanfaat, seperti sebagai bentuk ibadah atau untuk menyampaikan pesan moral. Misalnya, tarian sufi yang digunakan dalam dzikir. 24F8....(04)

Islam tidak secara langsung melarang seni tari, namun ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Seni tari diperbolehkan selama mengikuti prinsip-prinsip Islam dan memberikan manfaat positif bagi penontonnya. Beberapa ketentuan tersebut meliputi: Tari tidak boleh diiringi musik yang menggugah syahwat, dan gerakannya harus mematuhi aturan menutup aurat serta menjaga kesopanan. Jika menari atau berjoget menurunkan martabat seseorang (muru'ah), maka hukumnya menjadi haram. Tari yang dilakukan dalam rangka hiburan yang sehat dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariat Islam bisa dianggap boleh. Namun, tari yang mengarah pada perbuatan maksiat, seperti yang dilakukan dengan niat menggoda atau di tempat yang tidak sesuai, biasanya dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. 24 XII f8 (25)

Dalam Islam, seni tari hukumnya mubah asalkan selama tidak melanggar syariat, seperti menutup aurat, gerakan dan musik tidak menimbulkan nafsu, serta tidak mengandung unsur haram. Tari yang mendorong moral baik dan budaya positif dapat diterima, asalkan tetap dalam batasan etika dan nilai-nilai Islam. 24F8(05)

Beberapa ulama berpendapat bahwa tarian yang mengandung unsur erotis, menggoda, atau berlebihan dapat dianggap haram karena berpotensi menimbulkan fitnah, mengganggu kesucian hati, dan merusak moralitas. Di sisi lain, ada ulama yang lebih moderat, yang berpendapat bahwa tarian dapat diterima selama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, dilakukan dalam konteks yang benar, dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Video ini menggarisbawahi kompleksitas dalam menginterpretasikan ajaran agama terkait budaya dan hiburan. 24 f8 24

Tari sudah ada sejak zaman prasejarah sampai sekarang. Tari juga dijadikan sebagai hiburan, upacara adat dan sebagai ibadah dll. Menari hanyalah sebagai persembahan bukan semata mata untuk menarik perhatian orang lain. Islam membolehkan tari jika memenuhi syarat-syarat seperti kesopanan, niat yang baik, serta tidak melanggar syariat, misalnya tidak membuka aurat atau memicu nafsu. Tari sufi yang berniat mendekatkan diri kepada Allah dianggap positif. Namun, tari yang menampilkan hal tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti erotisme atau campur pria wanita non-mahram, dilarang. 12 F8 (18)

dari video ini peradaban Islam memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah dunia melalui kontribusinya dalam ilmu pengetahuan, budaya, dan kemajuan sosial. Video ini menunjukkan bagaimana pencapaian peradaban Islam membentuk berbagai aspek kehidupan dan memberikan pengaruh yang luas hingga saat ini. Dengan penjelasan yang rinci dan dukungan visual, kita dapat memahami pentingnya warisan peradaban Islam dalam perkembangan global. 24XIIF8(9)

Pandangan Islam terhadap tarian bersifat fleksibel. Tidak semua tarian dilarang. Tarian yang mengandung unsur positif seperti ekspresi syukur, dakwah, dan nilai-nilai luhur diperbolehkan. Namun, tarian yang mengandung unsur negatif seperti mengumbar aurat, gerakan erotis, atau tujuan yang tidak baik yang bisa mengundah syahwat adalah haram. Beberapa ulama menganggap tari sebagai bentuk ekspresi yang sah, asalkan dilakukan dengan cara yang terhormat. Tari Saman, misalnya, dianggap mencerminkan ketaatan dan spiritualitas dalam Islam. Namun, tari yang membuka aurat atau tidak bermakna dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam Intinya, hukum tarian tergantung pada tujuan dan cara pelaksanaannya. Tarian yang baik adalah tarian yang sesuai dengan ajaran dan kaidah Islam dan tidak menimbulkan fitnah. 24 XII.F8 (18)

menurut saya hukum menari dalam Islam tidaklah bersifat mutlak haram. Artinya, tidak semua jenis tarian dilarang. Namun, hukumnya bisa berubah tergantung pada beberapa faktor, seperti berikut: Niat: Jika niat menari adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah atau sebagai bentuk syukur, maka secara umum tidak masalah. Namun, jika niatnya untuk bermaksiat atau mengundang fitnah, maka hukumnya haram. Gerakan: Gerakan tarian yang vulgar, erotis, atau meniru gerakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam adalah haram. Tempat dan waktu: Menari di tempat umum yang tidak sesuai atau pada waktu yang tidak tepat juga dapat menimbulkan fitnah dan tidak diperbolehkan. Iringan musik: Jika tarian diiringi musik yang mengandung unsur-unsur haram seperti lirik yang tidak senonoh, maka hukumnya haram. Pakaian: Pakaian yang dikenakan saat menari harus sesuai dengan syariat Islam, yaitu menutup aurat dan tidak mencolok. 24 XII F8+ ( 16)

Ulama Syafiiyyah sendiri menyatakan bahwa menari-nari itu tidak haram dan tidak makruh. Namun, hukumnya adalah mubah. Dalil mereka adalah hadits Aisyah yang disebutkan di atas. Dalil tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyetujui perbuatan mereka. (24)13 Xll.F8+

Hadits riwayat Anas bin Malik yang menceritakan orang-orang Habasyah menari di hadapan Rasulullah SAW menunjukkan bahwa menari diperbolehkan. Dan Tarian yang berhubungan dengan pergaulan bebas, kemaksiatan, atau menyimpang dari nilai-nilai moral dan agama tidak diperbolehkan.serta, jika menari-nari atau joget itu sampai menjatuhkan wibawa (muru'ah), hukumnya menjadi haram. Tarian yang sesuai dengan kaidah Islam dan membawa kemanfaatan bagi penikmat tari diperbolehkan. 06F8

Dalam Islam, tidak ada penjelasan yang mutlak mengenai hukum tarian, dan pandangan tentang ini dapat bervariasi tergantung pada budaya, konteks, dan aliran pemikiran dalam Islam. Seperti tergantung pada 1.niat dan tujuan menampilkan tarian. 2.pakaian yang di gunakan saat menari 3.interaksi dengan lawan jenis yang sesuai dengan syariat Islam 4.sesuai dengan tradisi dan budaya 24XIIF8(39)

Ulama Syafiiyyah sendiri menyatakan bahwa menari-nari itu tidak haram dan tidak makruh. Namun, hukumnya adalah mubah. Dalil mereka adalah hadits Aisyah yang disebutkan di atas. Dalil tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyetujui perbuatan mereka. 13 Xll.F8+

Beberapa pandangan menganggap tari sebagai haram jika dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti tari yang bersifat sensual atau mengundang perhatian yang tidak sesuai. Namun, ada juga pandangan yang lebih moderat yang membolehkan tari dalam konteks tertentu, seperti tari yang tidak melanggar batasan-batasan syariat dan digunakan untuk tujuan positif. XII.F8 no absen 11

Niatan dan Konteks: Dalam Islam, niat di balik suatu tindakan sangat penting. Jika tari dilakukan dengan niatan yang baik, seperti untuk tujuan kebudayaan, perayaan, atau untuk mendekatkan diri kepada Allah (misalnya dalam tari sufi), maka dapat dianggap positif. Namun, jika tari dilakukan dengan niat yang tidak baik, seperti untuk menarik perhatian secara tidak sopan atau mempromosikan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka tari tersebut dapat dianggap negatif. 24 Xll f8 absen 9

Tari tidak boleh disertai dengan musik yang mengandung irama yang membangkitkan nafsu. Gerakan tari harus menghargai hukum penutupan tubuh dalam Islam, menjaga ketaatan dan kemuliaan. Jika menari-nari atau joget itu sampai menjatuhkan wibawa (muru'ah), hukumnya menjadi haram. Jika gerakannya lemah gemulai seperti perempuan, diharamkan pada laki-laki dan perempuan. Jika dibarengi hal-hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama. Ini mencakup joget/menarinya lelaki di hadapan sesama lelaki, atau joget/menarinya wanita di hadapan sesama wanita, atau joget/menarinya lelaki di hadapan wanita. Tari yang telah mendapatkan pengaruh Islam biasanya digunakan untuk memeriahkan acara seperti pernikahan, khitanan, dan beragam acara umat Islam lainya. 24.12.f8 (17)

Menurut ulama salaf yang bernama Hanafiyah,malikiyah,hanabilah dan Al qafal mengatakan joget dengan dihukumi makruh,karena perbuatannya dana'ah dan safah.joget merupakan perbuatan yang menjatuhkan wibawa dan juga termasuk perbuatan lahwum.jika dibarengi dengan hal yang di haramkan seperti meminum khamar dan membuka aurat 24 F8 (38)

Islam tidak secara langsung melarang seni tari, namun ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Seni tari diperbolehkan selama mengikuti prinsip-prinsip Islam dan memberikan manfaat positif bagi penontonnya. Beberapa ketentuan tersebut meliputi: Tari tidak boleh diiringi musik yang menggugah syahwat, dan gerakannya harus mematuhi aturan menutup aurat serta menjaga kesopanan. Jika menari atau berjoget menurunkan martabat seseorang (muru'ah), maka hukumnya menjadi haram. Gerakan yang menyerupai kelembutan wanita juga dilarang baik bagi laki-laki maupun perempuan. Selain itu, jika tarian disertai hal-hal yang diharamkan, hukumnya menjadi haram menurut kesepakatan para ulama. Ini termasuk berjoget di hadapan sesama laki-laki, sesama perempuan, atau laki-laki di depan perempuan. Tari yang berlandaskan nilai-nilai Islam biasanya hadir dalam acara-acara seperti pernikahan, khitanan, atau kegiatan keagamaan lainnya. Contoh tarian dengan unsur Islam di antaranya adalah Tari Seudati dan Tari Saman. 24XII.F8 (34)

menari hanya dilarang jika mengarah pada sentuhan atau gerakan yang tidak senonoh . "Bukan menari yang tidak dapat diterima, tetapi cara menarinya," kata Imam Talal Eid, pendeta Islam di Universitas Brandeis 19 Xll.F8+

Tari menurut agama Islam dan ulama salaf hukum nya makruh karena merupakan perbuatan yang merendahkan harkat dan syafaat seseorang,tari bisa berhukum haram ketika tari di barangi dengan hal hal yang haram seperti minum minuman khamar membuka aurat dll. 24XIIF8...(35).

Hukum tarian dalam Islam tergantung pada niat, konteks, dan pelaksanaannya. Tarian yang melibatkan pembukaan aurat, disertai dengan perilaku yang tidak sesuai dengan syariat, atau menimbulkan godaan dan maksiat, dianggap haram. Namun, jika tarian dilakukan dengan sopan, dalam konteks budaya atau acara yang baik, serta tidak melanggar batas-batas syariah, maka bisa diperbolehkan. Penting untuk mempertimbangkan niat dan dampak dari tarian tersebut dalam menentukan hukumnya. 24F8 ( 40 )

Tari sebenarnya memiliki banyak fungsi, namun menurut para ulama menari hukumnya maksud karena bisa merendahkan harkat dan perbuatan yg sia sia dan tarian juga menjatuhkan wibawa seseorang. Namun ada sebagian ulama yg berpendapat menari boleh2 saja asalkan di didepan suami atau keluarga wanita tsb 12 f8 (32)

Tari yang dilakukan dalam rangka hiburan yang sehat dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariat Islam bisa dianggap boleh. Namun, tari yang mengarah pada perbuatan maksiat, seperti yang dilakukan dengan niat menggoda atau di tempat yang tidak sesuai, biasanya dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. 24F8 absen 16

Dalam pandangan Islam, hukum menari memiliki variasi. Beberapa ulama berpendapat bahwa menari itu mubah (boleh) jika tidak mengandung gerakan yang lemah gemulai atau mengundang syahwat. Namun, jika tariannya menjatuhkan harga diri (muru'ah), maka hukumnya menjadi haram. Tari yang dilakukan dalam konteks ibadah, seperti sambil berdzikir, juga dianggap sebagai bid'ah dan tidak dianjurkan 24XII.f8 no absen 28

Dalam pandangan Islam, hukum menari bervariasi di antara para ulama. Beberapa ulama, seperti dari mazhab Syafi'i, menyatakan bahwa menari itu mubah (boleh) jika tidak mengandung gerakan yang lemah gemulai atau mengundang syahwat. Namun, jika tariannya menjatuhkan harga diri (muru'ah), maka hukumnya menjadi haram. Selain itu, tari yang dilakukan dalam konteks ibadah dianggap sebagai bid'ah dan tidak dianjurkan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan konteks dan jenis gerakan dalam menari menurut ajaran Islam. No absen 20 kelas XIIF8

Menurut pandangan saya, menari tidak bisa langsung dianggap haram jika dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama dan tidak melanggar etika atau moral yang diajarkan. Tarian hanya menjadi masalah jika gerakan, pakaian, atau situasi di sekitarnya bertentangan dengan prinsip-prinsip agama. Oleh karena itu, menari dalam konteks yang tepat dan dengan niat yang baik bisa dipandang sebagai sesuatu yang mubah, bukan makruh, selama tetap menjaga batas-batas yang diperbolehkan. Tarian yang dianggap haram biasanya adalah yang memancing nafsu atau dilakukan dalam suasana yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama. 24F8 (23)

Menurut para ulama salaf yg bernama hanafiyah,malikiyah hanabilah dan Qafal menyatakan bahwa joget atau tari dihukimi makruh dng alasan perbuatan tersebut disebut dana'ah(rendah)dan safah(kebodohan) 24 Xll.F8(33)

menurut islam hukum tarian ini makruh, karena merupan perbuatan yg merendahkan harkat dan syafaat, tapi tari juga bisa menjadi haram, jika dibarengi dengan hal yg diharamkan syariat seperti meminum khamar dan membuka aurat 24 F8 (37)

Islam tidak secara eksplisit melarang seni tari, tetapi ada beberapa batasan yang perlu diperhatikan. Tari diperbolehkan jika sesuai dengan kaidah Islam dan membawa kemanfaatan bagi penikmat tari. Berikut beberapa batasan yang perlu diperhatikan: Tari tidak boleh disertai dengan musik yang mengandung irama yang membangkitkan nafsu. Gerakan tari harus menghargai hukum penutupan tubuh dalam Islam, menjaga ketaatan dan kemuliaan. Jika menari-nari atau joget itu sampai menjatuhkan wibawa (muru'ah), hukumnya menjadi haram. Jika gerakannya lemah gemulai seperti perempuan, diharamkan pada laki-laki dan perempuan. Jika dibarengi hal-hal yang diharamkan maka hukumnya haram menurut sepakat ulama. Ini mencakup joget/menarinya lelaki di hadapan sesama lelaki, atau joget/menarinya wanita di hadapan sesama wanita, atau joget/menarinya lelaki di hadapan wanita. Tari yang telah mendapatkan pengaruh Islam biasanya digunakan untuk memeriahkan acara seperti pernikahan, khitanan, dan beragam acara umat Islam lainya. Beberapa contoh tarian yang tergolong dalam seni Islam adalah Tari Seudati dan Tari Saman ( 21 12.f8 )

Dalam pandangan Islam, hukum menari bervariasi di antara para ulama. Beberapa ulama, seperti dari mazhab Syafi'i, menyatakan bahwa menari itu mubah (boleh) jika tidak mengandung gerakan yang lemah gemulai atau mengundang syahwat. Namun, jika tariannya menjatuhkan harga diri (muru'ah), maka hukumnya menjadi haram. Selain itu, tari yang dilakukan dalam konteks ibadah dianggap sebagai bid'ah dan tidak dianjurkan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan konteks dan jenis gerakan dalam menari menurut ajaran Islam. No absen 26 kelas XllF8

Tari sebenarnya memiliki banyak fungsi, namun menurut para ulama menari hukumnya maksud karena bisa merendahkan harkat dan perbuatan yg sia sia dan tarian juga menjatuhkan wibawa seseorang. Namun ada sebagian ulama yg berpendapat menari boleh2 saja asalkan di didepan suami atau keluarga wanita tsb 30 XI F7

Tari sudah ada sejak jaman prasejarah hingga jaman modern saat ini, tari juga memiliki banyak fungsi yang bermacam macam. Dan menurut pandangan islam tarian adalah mahkruh karna merendahkan harkat wibawa dan kesiasiaan Tetapi menurut ulama tarian boleh-boleh saja jika berada pada sesama perempuan serta menutup aurat, dan lebih baik menari didepan suami saja bagi perempuan yang sudah menikah, tetapi haram hukumnya jika berfungsi untuk membangkitkan syahwat dan dilihat oleh laki laki yang bukan mahram 24 XI F7 absen 20

tari sebenarnya memiliki banyak fungsi,namun menurut ulama menari hukumnya makruh karena merendahkan harkat dan perbuatan yang sia sia dan tarian juga menjatuhkan wibawa seseorang. namun sebagian ulama juga berpendapat kalau menari boleh² saja tetapi hanya di perlihatkan kepada suami wanita tsb. 24 XI F7 10

Menurut saya tarian tidak haram, dan hukumnya makruh asalkan tariannya tidak bertentangan dengan norma agama,adapun tarian yang di haramkan karna bertentangan dengan norma agama 24XI.F7...06 7:40

Menurut pandangan islam hukum tarian ini hukumnya makruh karena Merupakan perbuatan yang merendahkan harkat dan syafaat berupa kebodohan dan dapat menjatuhkan wibawa seseorang serta termasuk perbuatan kesia-siaan 24XI.F7...13