Penerapan Kurikulum Merdeka mengakomodasi perbedaan individual siswa dalam kelas. Pembelajaran yang efektif dan inklusif adalah hal yang tak terbantahkan pada Kurikulum Merdeka. Untuk menciptakan pembelajaran inklusif, harus memfasilitasi siswa dengan tingkat pemahaman yang beragam terhadap materi pembelajaran yang sama. Hal ini menciptakan tantangan besar bagi saya dalam menyusun penilaian yang adil dan relevan bagi setiap siswa dalam kelas yang multilevel. Dalam upaya menghadapi tantangan ini, muncul upaya untuk memfasilitasi pembelajaran dengan penilaian terdiferensiasi dengan model Prasmanan.
Penilaian terdiferensiasi model prasmanan menjadi solusi untuk memfasilitasi penilaian di kelas yang multilevel. Saya akan berbagi bagaimana cara penilaian dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan individu siswa, serta bagaimana pendekatan ini mendorong kesuksesan bagi semua siswa, tanpa memandang tingkat pemahaman mereka. Pembelajaran terdiferensiasi menjadi kunci untuk mempersiapkan setiap siswa mencapai potensi maksimal mereka. Dengan penekanan pada penilaian terdiferensiasi dan model prasmanan, pembelajaran menjadi lebih inklusif, adil, dan sukses bagi semua siswa.
Pendidikan yang inklusif adalah kunci untuk memastikan setiap siswa memiliki kesempatan yang setara untuk belajar dan berkembang. Dalam situasi di mana siswa memiliki tingkat pemahaman yang beragam terhadap materi pembelajaran yang sama, pendekatan penilaian terdiferensiasi dengan pendekatan prasmanan adalah alat yang efektif untuk memfasilitasi penilaian kelas yang multilevel.
Sebagai guru, penting untuk memahami bahwa penilaian bukan hanya alat evaluasi, tetapi juga alat pembelajaran. Penilaian yang terdiferensiasi memungkinkan guru merespons kebutuhan siswa secara individual, memberikan umpan balik yang relevan, dan membantu siswa memperdalam pemahaman mereka.
Penilaian formatif prasmanan bisa direkomendasikan karena inklusif, adil, Peningkatanmeningkatkan pemahaman, memberikan dukungan peer-to-peer, pembelajaran yang aktif, adanya umpan balik konstruktif, mendorong pertumbuhan, disukai siswa, mudah untuk dalam mempersiapkan, menggunakan teknologi praktis, bisa digunakan di semua kelas.
Model ini memungkinkan inklusivitas, keadilan, dan dapat peningkatan pemahaman siswa. Guru memiliki peran utama dalam merancang dan mengimplementasikan penilaian terdiferensiasi ini, sementara siswa juga memiliki tanggung jawab dalam menjalani proses pembelajaran. Dengan menggabungkan upaya dari guru dan siswa, dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan responsif yang memberikan setiap siswa kesempatan yang setara untuk belajar dan berkembang.
#guruinovatif
#hgn2023