วีดีโอ

Syukron atas pertanyaannya, semoga jawaban dari admin dibawah ini bisa membantu 😊 Nyawa seorang mukmin, akan menggantung apabila dia atau ahli warisnya tidak segera melunasi hutangnya hal ini di beritakan oleh Nabi kita Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ “Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi) Al ‘Iroqiy (salah satu ulama salaf) menjelaskan, bahwa yang dimaksud “Urusannya masih menggantung, tidak ada hukuman baginya yaitu tidak bisa ditentukan apakah dia selamat ataukah binasa, sampai dilihat bahwa hutangnya tersebut lunas atau tidak.” (Kitab Tuhfatul Ahwadzi, 3/142) Bahkan, Mujahid yang mati syahid pun dosa hutangnya juga tidak akan di ampuni, sampai ada yang melunasinya, hal ini di jelaskan oleh Nabi dalam sabdanya dari Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ Artinya: “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang." (HR Muslim Nomor 1886). dan masih banyak lagi hadist hadist bagi pelaku hutang yang tidak ada niatan untuk membayar, seperti : 👉 Mereka yang meninggal dalam kondisi mempunyai hutang dan di masa hidupnya dia tidak ada niatan untuk melunasinya, maka dia akan disebut sebagai PENCURI, dalilnya : Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih) 👉 Lalu, kebaikan (pahala) di Akhirat nanti, akan di ambil dan diberikan kepada pihak yang memberi hutang sebagai tebusan untuk melunasi hutangnya semasa hidup di dunia, dalilnya : Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). dan masih banyak lagi hadist hadist ancaman bagi para pelaku yang memiliki hutang Oleh karena itu, apabila kita memiliki hutang, hendaknya kita berusaha untuk membayarnya, in syaa Allah, Allah akan membantu hamba hambaNya yang memiliki hutang dan ia berniat untuk membayarnya sebagaimana hadist dari Ummul Mukminin Maimunah. كَانَتْ تَدَّانُ دَيْنًا فَقَالَ لَهَا بَعْضُ أَهْلِهَا لاَ تَفْعَلِى وَأَنْكَرَ ذَلِكَ عَلَيْهَا قَالَتْ بَلَى إِنِّى سَمِعْتُ نَبِيِّى وَخَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدَّانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللَّهُ مِنْهُ أَنَّهُ يُرِيدُ أَدَاءَهُ إِلاَّ أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِى الدُّنْيَا ». Dulu Maimunah ingin berhutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu Maimunah mengatakan, “Iya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia”. (HR. Ibnu Majah no. 2399) Sedangkan hukuman bagi para pencuri akan beda lagi hukumannya yang bahkan lebih mengerikan daripada yang memiliki hutang Dalil dalilnya bisa di buka dalam Qur'an Surah Al Ma'idah ayat 38 Hadist Nabi, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ “Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya”. (HR. Al-Bukhari no. 2449) Dan ancamannya sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: كل لحم نبت من سحت فالنار أولى به “Setiap daging yang tumbuh dari haram, maka api neraka lebih layak baginya” (HR. Ahmad) Wallahu'alam bishowab Untuk penjelasan lebih lengkap, bisa di simak kembali penjelasan dari Ustadz, atau bisa mengambil ilmu dari Ustadz Ustadz lain yang jujur dan amanah dalam menyampaikan ilmu juga 😊

Waiyyakum 👍

bener nih, tapi kalau untuk melatih sepertinya bagus bagus saja, agar anak bisa belajar untuk bersedekah tapi harusnya juga diberikan ilmu juga kepada anak anak, kalau untuk syariat kurban itu seperti apa, soalnya masih ada orang dewasa yang melakukan iuran untuk menyembelih sapi di hari idul adha tapi yang iuran lebih dari 7 orang, dan mereka menganggap itu termasuk ibadah kurban, padahal seperti yang di jelaskan ustadz di atas, kalau lebih dari 7 orang itu hitungannya sudah bukan kurban lagi melainkan sedekah jadi hal seperti ini benar benar harus di sebarluaskan ke tengah masyarakat agar masyarakat paham dan mengerti, serta tidak salah paham lagi

@@rigadget3543 setuju tuh

Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin 🤲

Aamiin... ngeribanget emang fitnah riba, semoga yang orang orang yang terjerat riba juga mendapat hidayah oleh Allah dan di bebaskan dari jeratan riba, Aamiin 🥺

Mohon maaf kak atas keterlambatan admin dalam membalas pertanyaannya, in syaa Allah secara hukum mandi janabah yang anda lakukan tetap sah, di sebabkan wudhu dalam mandi janabah itu hukumnya sunnah, kalaupun anda lupa wudhu ketika mandi janabah, in syaa Allah mandi janabah anda tetap sah, dengan catatan sudah ada niat untuk mandi janabah, karena pada dasarnya wudhu itu sunnah (dalam mandi janabah) dan tujuan wudhu adalah hanya membersihkan hadast kecil, sedangkan mandi janabah tujuannya adalah membersihkan hadast kecil maupun besar, sehingga misal anda selesai mandi janabah langsung sholat in syaa Allah sholatnya pun juga akan tetap sah, kecuali setelah mandi janabah mengeluarkan hadast kecil / pembatal wudhu, Wallahu'alam bishowab

@@quranicalhaniftv1844 ohhhh begitu ya,terima kasih atas informasi nya👍

@@mna1786 sama sama 👍

Apakah anda salah satu pemuja sempak? Atau anda tidak beragama? Seseorang yang terlahir dari rahim jalang yang tidak jelas siapa ayahnya, tidak pantas mengatakan hal seperti itu.

Sembahlah batu, sebagaimana nenek moyang kita, tetaplah dalam kesesatan.

anda juga begitu, selama anda di butakan hati anda, dan taqlid buta kepada leluhur anda yang memilih jalan kesesatan, taqlid buta kepada tokoh yang anda segani, anda juga tidak akan pernah bisa melihat mana yang benar dan mana yang batil, sampai Allah membuka pintu hati anda, artinya anda bertaubat, atau sampai Allah menakdirkan anda bertemu dengan ajal anda, di saat itulah anda baru akan sadar, mana jalan yang benar dan mana jalan yang batil Dan perlu di ketahui, bahwasanya tugas Admin ini hanya sekedar menyampaikan saja, saya kenal betul dengan admin ini, bahwa dia saja tidak ada yang membayar dalam mendakwahkan Agama Islam di sosmed ini Jadi pikiran anda yang mengatakan bahwa ini dibayar rezim A atau rezim B itu salah besar

Selama masih menggunakan barang import... Maksud saya, kenapa anda tidak berkomunikasi dengan telepati? Hp barang import seperti halnya agama. Mungkin anda terlalu banyak menghisap biji pelir, sehingga menjadi agak gila.