Legenda Batu Golog
Rachmah Julianti Putri
SDN Kebon Jeruk 11 Pagi
Lomba Sastra Siswa Nasional Tahun 2024
Legenda berasal dari daerah Nusa Tenggara Barat. Mengisahkan sepasang suami istri yang bernama Amaq Lembain dan Inaq Lembain dan telah dikaruniai dua orang anak. Mereka pekerja keras dengan menawarkan tenaganya untuk menumbuk padi setiap hari di desanya.
Setiap bekerja, Inaq Lembain selalu membawa anaknya ke tempat kerja dan diletakkan anaknya di atas sebuah batu ceper yang dikenal dengan Batu Golog. Dengan gigih dan rajinnya Inaq Lembain melakukan pekerjaannya yaitu menumbuk padi. Ditumbuknya terus lesung tersebut tanpa kenal lelah, namun tanpa ia sadari kedua anaknya terutama si sulung merengek nangis dan berteriak minta tolong kepada Inaq Lembain bahwa batu ceper yang didudukinya semakin tinggi dan meninggi melebihi pohon kelapa. Mereka panik, terus menangis, dan ingin turun. Sayang sekali, Inaq Lembain tetap tidak begitu menggubris karena sibuk dengan pekerjaannya.
Beberapa saat kemudian, Inaq Lembain memutuskan untuk melihat kedua anaknya. Namun betapa kagetnya ternyata kedua anaknya sudah tidak ada. Dan lebih kaget lagi karena batu ceper yang diduduki kedua anaknya menjadi tinggi menembus awan. Tangisan serta rintihan dari Inaq Lembain pun terdengar pecah, lalu berdoa kepada Tuhan agar anaknya bisa diselamatkan. Doanya pun dikabulkan Tuhan sehingga Inaq Lembain memiliki kekuatan pada sabuknya yang dapat memotong batu besar terbelah menjadi tiga bagian.
Bagian batu pertama jatuh ke tanah dan diberi nama Desa Gembong, batu kedua diberi nama Dasan Batu, dan terakhir batu ketiga diberi nama Montong Teker. Sementara kedua anak berubah menjadi burung Kekuwo dan burung Kelik.
Pesan moral yang disampaikan agar para orang tua tidak lalai dalam menjaga anaknya.