- 3
- 1 112
Agus Sugiartha
เข้าร่วมเมื่อ 25 ก.ย. 2014
Pura Dang Kahyangan Gading Wani Tabanan
Pura Gading Wani merupakan salah satu Pura yang tergolong ke dalam Pura Dang Kahyangan, yang memiliki kisah sejarah, kesakralan, dan keunikan tersendiri. Pura Gading Wani terletak di Desa Lalanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
Pura Gading Wani dikenal karena kisah perjalanan suci seorang pendeta bernama Dang Hyang Nirartha bersama 6 orang putra dan putri beliau. Perjalanan suci beliau dimulai dari arah Barat menuju ke arah Timur untuk menyebarkan ajaran Dharma.
Pada zaman dahulu, masyarakat desa sedang terkena wabah penyakit yang disebut dengan penyakit "Sampar". Selama berbulan-bulan, banyak masyarakat yang meninggal karena tidak ada satupun yang mampu memberikan pengobatan atau penyembuhan terhadap penyakit tersebut.
Ki Bendesa yang mengetahui bahwa Dang Hyang Nirartha melewati bibir pantai Balian dalam perjalanannya menuju ke arah Timur, sesegera mungkin menjemput beliau dan memohon kepada Dang Hyang Nirartha agar sudi sekiranya membantu dan memberikan obat kepada masyarakat Desa Gading Wani agar bisa kembali seperti sedia kala. Beliau yang mendengarkan kisah Ki Bendesa Gading Wani langsung memberikan air suci untuk dipercikkan ke seluruh masyarakat dan wilayah desa, serta kunyahan daun sirih atau yang lebih dikenal dengan "Lekesan Sepah Ganten" untuk di tanam di 4 penjuru batas Desa sebagai penolak bala.
Setelah itu, dengan ajaibnya masyarakat dan suasana di Desa Gading Wani menjadi lebih baik, warga desa yang sakit perlahan sembuh dan Desa Gading wani kembali ke kondisi yang baik dan normal. Atas anugerah beliau, masyarakat Desa Gading Wani menghaturkan rasa terima kasih dengan membuatkan beliau pasraman di Pura Gading Wani, dan itulah cikal bakal adanya Pura Gading Wani.
Sebagai rasa hormat masyarakat Desa Gading Wani terhadap jasa Dang Hyang Nirartha, dibuatkanlah sebuah palinggih di areal Utama Mandala Pura Gading Wani yang dikenal dengan nama Palinggih Padma Yoni.
Pura Gading Wani dikenal karena kisah perjalanan suci seorang pendeta bernama Dang Hyang Nirartha bersama 6 orang putra dan putri beliau. Perjalanan suci beliau dimulai dari arah Barat menuju ke arah Timur untuk menyebarkan ajaran Dharma.
Pada zaman dahulu, masyarakat desa sedang terkena wabah penyakit yang disebut dengan penyakit "Sampar". Selama berbulan-bulan, banyak masyarakat yang meninggal karena tidak ada satupun yang mampu memberikan pengobatan atau penyembuhan terhadap penyakit tersebut.
Ki Bendesa yang mengetahui bahwa Dang Hyang Nirartha melewati bibir pantai Balian dalam perjalanannya menuju ke arah Timur, sesegera mungkin menjemput beliau dan memohon kepada Dang Hyang Nirartha agar sudi sekiranya membantu dan memberikan obat kepada masyarakat Desa Gading Wani agar bisa kembali seperti sedia kala. Beliau yang mendengarkan kisah Ki Bendesa Gading Wani langsung memberikan air suci untuk dipercikkan ke seluruh masyarakat dan wilayah desa, serta kunyahan daun sirih atau yang lebih dikenal dengan "Lekesan Sepah Ganten" untuk di tanam di 4 penjuru batas Desa sebagai penolak bala.
Setelah itu, dengan ajaibnya masyarakat dan suasana di Desa Gading Wani menjadi lebih baik, warga desa yang sakit perlahan sembuh dan Desa Gading wani kembali ke kondisi yang baik dan normal. Atas anugerah beliau, masyarakat Desa Gading Wani menghaturkan rasa terima kasih dengan membuatkan beliau pasraman di Pura Gading Wani, dan itulah cikal bakal adanya Pura Gading Wani.
Sebagai rasa hormat masyarakat Desa Gading Wani terhadap jasa Dang Hyang Nirartha, dibuatkanlah sebuah palinggih di areal Utama Mandala Pura Gading Wani yang dikenal dengan nama Palinggih Padma Yoni.
มุมมอง: 1 084
วีดีโอ
PISIDI GROUP - PROJECT UAS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
มุมมอง 163 ปีที่แล้ว
PISIDI GROUP - PROJECT UAS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL