- 132
- 93 147
Kony Official
เข้าร่วมเมื่อ 19 มิ.ย. 2020
Hallo sahabat kony official disini sya akan berbagi vidio" terbaru dan seru, mohon subscribenya agar makin semangat meng-upload vidio" baru
Kampung Muslim Tertua Dibali Utara Desa Pegayaman
Meskipun terletak di Pulau Dewata Bali, di desa ini tidak ada sesaji, atau asap dupa, tidak ada pura, tidak ada udeng, atau ukiran. Disini yang hadir adalah kopiah, kain sarung, kerudung (jilbab), dan masjid. Di desa ini tidak ada Bali dengan wajah Hindu, yang ada adalah Bali dengan wajah Islami. Desa ini bernama Pegayaman, satu satunya desa di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Disebut Pegayaman, karena awalnya kampung ini dibangun di kawasan hutan pohon gayam (Inocarpus edulis), atau dalam bahasa Bali disebut pohon gatep, dengan kondisi alam berbukit memanjang, menyerupai benteng alam yang kokoh, melindungi wilayah Buleleng sepanjang pantai utara Bali.
Karena memang, desa dengan luas 1.548 hektar, yang terbagi dalam empat banjar atau dusun adat, yakni Banjar Dauh Rurung, Banjar Dangin Rurung, Banjar Kubu, dan Banjar Mertasari, serta setiap banjar dipimpin seorang kelian sebagai kepala dusun, berpenduduk 7.200 orang, dimana 95% diantaranya beragama Islam ini berada dalam wilayah Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, di lereng Bukit Gitgit, satu di antara jajaran perbukitan yang memisahkan Bali bagian utara, dengan wilayah selatan. Jaraknya sekitar 9 Km dari Kota Singaraja, dan 87 Km dari Kota Denpasar.
Tidak sulit untuk mencapai lokasi Desa Pegayaman, meskipun berada di balik bukit yang dikelilingi kebun cengkeh dan kopi, tetapi jalan raya menuju desa itu seluruh permukaan aspalnya mulus, sedangkan jalan-jalan desa yang lebih sempit diperkakas dengan semen
Pegayaman merupakan desa kuno, desa ini bukan dihuni oleh para pendatang yang baru tiba di Pulau Bali, mereka adalah orang Bali asli yang sejak ratusan tahun telah menghuni kawasan ini. Walaupun berada di tengah-tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, masyarakat di Desa Pegayaman ini tetap membangun kehidupan yang harmonis.
Sebagai orang Bali dalam percakapan sehari-hari masyarakat Desa Pegayaman tentu mempergunakan bahasa Bali, meskipun terdapat beberapa kosa kata yang berbeda dengan yang biasa dipergunakan oleh mayoritas masyarakat Bali. Selain bahasa dalam soal nama, uniknya, umat Islam di Desa Pegayaman membubuhi nama urutan keluarga sesuai tradisi Bali seperti Wayan, Putu, atau Gede untuk anak pertama; Made, Kadek, atau Nengah (anak kedua), Nyoman, Komang, atau Koming (anak ketiga), di nama depan mereka yang berbau Islam. Namun demikian, dalam soal berbusana masyarakat Pegayaman sangat berbeda dengan saudara-saudaranya yang beragama Hindu, kaum lelaki di Desa Pegayaman kebanyakan menggunakan sarung, sementara kaum perempuan menggunakan kerudung, tentu saja pakaian semacam ini tidak ada di kampung-kampung yang dihuni orang Bali Hindu.
Perbedaan yang mencolok lainya adalah pada hiasan rumah, dimana umat Islam Pegayaman tidak menggunakan ukir-ukiran yang merupakan hal wajib bagi rumah warga Hindu di Bali. Rumah penduduk muslim juga tidak dilengkapi bangunan sanggah/merajan yang menjadi tempat persembahyangan keluarga di salah satu sudut rumah warga Hindu di Bali.
Desa Pegayaman tidak berdiri sendiri, desa ini dikelilingi oleh 5 desa dengan mayoritas penganut agama Hindu, yakni Desa Silangjana, Pengadungan, Gitgit, Wanagiri, dan Desa Pancasari. Namun, meski berada di tengah-tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, masyarakat di Desa Pegayaman tetap membangun kehidupan yang harmonis, hal ini menjadi bukti bahwa agama mampu menciptakan suatu kerukunan ditengah-tengah besarnya perbedaan di Pulau Bali.
Intinya, umat Islam di Pegayaman tidak merasa eksklusif. Hal ini dapat diamati pada saat perayaan hari besar agama Hindu, seperti menjelang Nyepi, umat Islam ramai-ramai membantu tetangganya yang beragama Hindu membuat dan mengarak “ogoh-ogoh”. Pada saat Nyepi pun, mereka menghentikan aktivitas sehari-hari dan berdiam diri di dalam rumah untuk menghormati umat Hindu yang melaksanakan ritual tapa brata. Demikian halnya pada hari raya Galungan dan Kuningan, umat Hindu turut memberikan makanan kepada tetangganya yang muslim dan tentunya halal.
Sebaliknya, saat Lebaran dan Hari Raya Kurban, umat Islam yang melakukan tradisi “ngejot” atau memberikan makanan kepada tetangga sekitar rumah.
Disebut Pegayaman, karena awalnya kampung ini dibangun di kawasan hutan pohon gayam (Inocarpus edulis), atau dalam bahasa Bali disebut pohon gatep, dengan kondisi alam berbukit memanjang, menyerupai benteng alam yang kokoh, melindungi wilayah Buleleng sepanjang pantai utara Bali.
Karena memang, desa dengan luas 1.548 hektar, yang terbagi dalam empat banjar atau dusun adat, yakni Banjar Dauh Rurung, Banjar Dangin Rurung, Banjar Kubu, dan Banjar Mertasari, serta setiap banjar dipimpin seorang kelian sebagai kepala dusun, berpenduduk 7.200 orang, dimana 95% diantaranya beragama Islam ini berada dalam wilayah Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, di lereng Bukit Gitgit, satu di antara jajaran perbukitan yang memisahkan Bali bagian utara, dengan wilayah selatan. Jaraknya sekitar 9 Km dari Kota Singaraja, dan 87 Km dari Kota Denpasar.
Tidak sulit untuk mencapai lokasi Desa Pegayaman, meskipun berada di balik bukit yang dikelilingi kebun cengkeh dan kopi, tetapi jalan raya menuju desa itu seluruh permukaan aspalnya mulus, sedangkan jalan-jalan desa yang lebih sempit diperkakas dengan semen
Pegayaman merupakan desa kuno, desa ini bukan dihuni oleh para pendatang yang baru tiba di Pulau Bali, mereka adalah orang Bali asli yang sejak ratusan tahun telah menghuni kawasan ini. Walaupun berada di tengah-tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, masyarakat di Desa Pegayaman ini tetap membangun kehidupan yang harmonis.
Sebagai orang Bali dalam percakapan sehari-hari masyarakat Desa Pegayaman tentu mempergunakan bahasa Bali, meskipun terdapat beberapa kosa kata yang berbeda dengan yang biasa dipergunakan oleh mayoritas masyarakat Bali. Selain bahasa dalam soal nama, uniknya, umat Islam di Desa Pegayaman membubuhi nama urutan keluarga sesuai tradisi Bali seperti Wayan, Putu, atau Gede untuk anak pertama; Made, Kadek, atau Nengah (anak kedua), Nyoman, Komang, atau Koming (anak ketiga), di nama depan mereka yang berbau Islam. Namun demikian, dalam soal berbusana masyarakat Pegayaman sangat berbeda dengan saudara-saudaranya yang beragama Hindu, kaum lelaki di Desa Pegayaman kebanyakan menggunakan sarung, sementara kaum perempuan menggunakan kerudung, tentu saja pakaian semacam ini tidak ada di kampung-kampung yang dihuni orang Bali Hindu.
Perbedaan yang mencolok lainya adalah pada hiasan rumah, dimana umat Islam Pegayaman tidak menggunakan ukir-ukiran yang merupakan hal wajib bagi rumah warga Hindu di Bali. Rumah penduduk muslim juga tidak dilengkapi bangunan sanggah/merajan yang menjadi tempat persembahyangan keluarga di salah satu sudut rumah warga Hindu di Bali.
Desa Pegayaman tidak berdiri sendiri, desa ini dikelilingi oleh 5 desa dengan mayoritas penganut agama Hindu, yakni Desa Silangjana, Pengadungan, Gitgit, Wanagiri, dan Desa Pancasari. Namun, meski berada di tengah-tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, masyarakat di Desa Pegayaman tetap membangun kehidupan yang harmonis, hal ini menjadi bukti bahwa agama mampu menciptakan suatu kerukunan ditengah-tengah besarnya perbedaan di Pulau Bali.
Intinya, umat Islam di Pegayaman tidak merasa eksklusif. Hal ini dapat diamati pada saat perayaan hari besar agama Hindu, seperti menjelang Nyepi, umat Islam ramai-ramai membantu tetangganya yang beragama Hindu membuat dan mengarak “ogoh-ogoh”. Pada saat Nyepi pun, mereka menghentikan aktivitas sehari-hari dan berdiam diri di dalam rumah untuk menghormati umat Hindu yang melaksanakan ritual tapa brata. Demikian halnya pada hari raya Galungan dan Kuningan, umat Hindu turut memberikan makanan kepada tetangganya yang muslim dan tentunya halal.
Sebaliknya, saat Lebaran dan Hari Raya Kurban, umat Islam yang melakukan tradisi “ngejot” atau memberikan makanan kepada tetangga sekitar rumah.
มุมมอง: 63
วีดีโอ
Festival Bedug & Gema Takbir II Idul Adha Tahun 2024 Musholla Kampung Ayar Singaraja
มุมมอง 1.6K3 หลายเดือนก่อน
Festival Bedug & Gema Takbir II Idul Adha Tahun 2024 Musholla Kampung Ayar Singaraja
Festival Bedug & Gema Takbir II Idul Adha Tahun 2024 Musholla Al-falah
มุมมอง 1.3K3 หลายเดือนก่อน
Festival Bedug & Gema Takbir II Idul Adha Tahun 2024 Musholla Al-falah
Tari Ngalap Kupi (Tari manten kopi) #kopi #senibali #taribali
มุมมอง 2477 หลายเดือนก่อน
Tari Ngalap Kupi (Tari manten kopi) #kopi #senibali #taribali
Sekaa Burdah Burak Desa Pegayaman 2023
มุมมอง 8610 หลายเดือนก่อน
Sekaa Burdah Burak Desa Pegayaman 2023
SURGA TERSEMBUNYI PANTAI PERAWAN II VIRGIN BEACH BALI
มุมมอง 2710 หลายเดือนก่อน
SURGA TERSEMBUNYI PANTAI PERAWAN II VIRGIN BEACH BALI
Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Pegayaman Tahun 2023
มุมมอง 1.9Kปีที่แล้ว
Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Pegayaman Tahun 2023
Kesenian Tradisional Ngarak Soko' Desa Pegayaman Singaraja Bali
มุมมอง 154ปีที่แล้ว
Kesenian Tradisional Ngarak Soko' Desa Pegayaman Singaraja Bali
Dosa Terindah BAGUS WIRATA ll Desa Temukus Buleleng Bali
มุมมอง 149ปีที่แล้ว
Dosa Terindah BAGUS WIRATA ll Desa Temukus Buleleng Bali
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
มุมมอง 7Kปีที่แล้ว
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
มุมมอง 6Kปีที่แล้ว
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
มุมมอง 2.2Kปีที่แล้ว
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
มุมมอง 6Kปีที่แล้ว
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
มุมมอง 6Kปีที่แล้ว
Festival Bedug & Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
Festival Bedug& Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
มุมมอง 5Kปีที่แล้ว
Festival Bedug& Gema Takbir ll Idul Adha tahun 2023
Perayaan Malam Tahun Baru Imlek di kota Singaraja Bali
มุมมอง 151ปีที่แล้ว
Perayaan Malam Tahun Baru Imlek di kota Singaraja Bali
Cara menurunkan Berat Badan dengan DIET RENDAH KALORI
มุมมอง 193 ปีที่แล้ว
Cara menurunkan Berat Badan dengan DIET RENDAH KALORI
Kenali Gejala dan cara mencegah DM Diabetes Melitus bersama dr I Gusti Agung Ratih Krisnandari
มุมมอง 153 ปีที่แล้ว
Kenali Gejala dan cara mencegah DM Diabetes Melitus bersama dr I Gusti Agung Ratih Krisnandari
MITOS DAN FAKTA KESEHATAN ANAK II By dr. Ni Wayan Agustini Selumbung, Sp A
มุมมอง 693 ปีที่แล้ว
MITOS DAN FAKTA KESEHATAN ANAK II By dr. Ni Wayan Agustini Selumbung, Sp A
Cara Menghilangkan Mode Pesawat di WhatsApp Aero,,sukses abisss
มุมมอง 2674 ปีที่แล้ว
Cara Menghilangkan Mode Pesawat di WhatsApp Aero,,sukses abisss
❤❤
𝗦𝗼 𝗴𝗮𝗻𝘁𝗲𝗻𝗴
Mantap kk
Bantu subscribe komen and share ya
Bantu subscribe komen and share ya
Hallo gaes bantu subscribe komen and share ya
Bntu up gaes
Bantu up and subscribe ya
Bantu up and subscribe ya🙏🙏🙏
kren
masya Allah..kebersamaan yg harus di contoh,rukun,rekatkan persaudaraan,mana ada di kota,hal hal baik spt ini mesti di lestarikan.
Ya kk trimakasih sudah support
Yang punya cengkehnya siapa?
Kita sendri kk
kalau kali nya bersih,, sudh boleh hambur bibit ikan itu. 😊
Boleh dong kk
Menyimak
Mksi KK dh support
Bantu subscribe please
Up dong plis
Bantu up
Bantu up kawan
Tetap sehat bapak❤
Up, bantu like komen dan subscribe ya🙏
Molo disuan ho NADENGGAN MARBORAS PARBUE..MElancarkan pencernaan..Tapi daunnya mengandung glucosa tinggi lai daun lain buah
Trimakasih sudah mampir
Tanam malkanya nen
🙏🙏🙏
Kates Bot IK
Semangka KK🙏
Up
Bantu up gaes🙏🙏🙏
Mantaf kak
Up gaes
Up
Up gaes🙏
Up
Bantu subscribe ya
Bgus pemandangannya
Bagus banget kk
Pantai virgin pasir putih bgus bngt
Bagus tuh kk
Gasss
Bang assalamu'alaikum saya ini yang bv(baking vokal)sebelah kiri itu yg mukanya tenggang😅😅.izin save videonya ya bang makasih🎉
Waalaikumsalam salam bang silahkan trimakasih sdh berkunjung ke akun saya bang🙏🙏🙏
smngt trus kk
smngt trus kk
smngt trus kk
smngt trus kk
smngt trus kk
smngt trus kk
UP BAGUS
UP TRUS KAK
Bantu up ya
Up
Up
Up
Up
Up
Up