- 2
- 773 670
Vandals sladnaV
Indonesia
เข้าร่วมเมื่อ 9 ม.ค. 2012
Berilah NU Manfaat, Bukan Memanfaatkan NU!
Video ini merupakan video rilisan Ponpes Tebuireng pada sekitar Juli 2015 (Menjelang H-1 Muktamar NU ke-33).
Pesan Beliau, "Berilah NU manfaat, bukan memanfaatkan NU!"
Pesan Beliau, "Berilah NU manfaat, bukan memanfaatkan NU!"
มุมมอง: 250
วีดีโอ
Cak Nun : NU atau Muhammadiyah?
มุมมอง 773K9 ปีที่แล้ว
Obrolan santai Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) dengan kyai Muchith (kakak Kyai Hasyim Muzadi) murid Kyai Hasyim Ashari pada saat Cak Nun menjenguk beliau.
Ah masa orang beragama mulut kecomberan
Justru ulama lurus sangat takut berbohong dan berkata dusta
@@Radiant6.214 bagi sy cak nun itu itu sampahhhhhh mulutnya kotor bukan ulama atau kiai atau apapun itu . Tqpi kardus sampah .........
@@mmarzuki4443 bagi gw lu juga sampah sih lol
Ahhh dasar manusia TAI LUH MAKAN TUH LUH TAI CIKCAK NUN.
@@mmarzuki4443apa iyaahh?
Sepertinya menangis pendiri NU
❤
salam kz hadir nyimak sodaraku
Saya NU kultural bukan NU struktural. Gak peduli apa itu banser, ansor, rois aam, syuriyah, tanfidyah, yang penting saya amaliah ajaran NU. FANATIK KEORGANISASIAN hanya merusak hati dan kedengkian
Berbeda Puasa Antara NU dan Muhammadiyah Bagaimana bisa? Simak penjelasannya! th-cam.com/video/PvKu5-TzBTU/w-d-xo.html
Padahal Ayah Cak Nun iku ketua muhammadiyah
jd kangen kyai muzzamil😇
Faqih ni cak nun
Habluminnallahwahabluminnannas bukan sebalik nya laahaullawallakuwwattaillahbillahilalliyyiladzim
Satu Satu nya Alumnus ( Alumni Gak sampek Lulus ) GONTOR Yg punya Basis Massa JUTA'AN UMMAT. Lah anehnya yg lulus lulus itu Jarang Nampak Jadi Tokoh Berbasis Massa Juta'an kebanyakan yg Meledak Malah yg Magak bahkan dri pesantren Alumni bukan Gontor Pusat....he he he ... Sebut saja 1. CAK NUN . ( Hanya 3 empat tahun ) 2. Ustadz Abdussomad. Guru beliau alumni Gontor. 3. Personel wali Band dari pon pes modern Latansa. 😁
NU dan Muhammadyah Tuhannya sama Allah SWT, nabinya juga sama Muhammad SAW alquran yang dibaca juga sama...jalan organisasilah yang berbeda... NU lebih banyak bermain kepolitik pragtis, sedangkan Muhammadyah lebih ke bengkitan ekonomi umat, mendirikan sekolah, rumah sakit, dan pencerahan ummat, mau yang lain lain hanya pernak pernik
Kh KHOLIL BANGKALAN punya 3 murid. 1. Pendiri NU 2. Pendiri MUHAMMADIYAH 3. Mbah Buyutnya Cak Nun Cak nun bukan NU BKN MUHAMMADIYAH , tetapi juga NU JUGA MUHAMMADIYAH. ❤️
Pusoko" ne tanah jowo
Cak nun di takoni muhamadiyah opo nu cak nun mek senyum, sampean iki NU , cak nun cuma senyum artinya apa NU&MU iku SAUDARA! Gausa engkel engkelan ! Seng engkel engkelan berarti seneng permusuhan ,kerusakan !
Kiai Muzammil 🥺🥺🥺🥺
Kata emas oleh cucu pendiri NU .alfatheqa
keturunan Arab ya pak kyai
*NU & MUHAMMADIYAH* *Kyai Hasyim* (Hasyim Asy'ari) adalah pendiri NU. Pondoknya di Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Hampir semua kyai pendiri pondok pesantren di Jawa umumnya adalah pernah belajar kepadanya sehingga diberi gelar *Hadratusy Syaikh* (Maha guru). Ada kisah menarik. Waktu itu belum ada Muhammadiyah, belum ada NU. Kedua ormas terbesar di Indonesia itu belum didirikan. Suatu saat ada santri dari Kauman Jogja bernama *Basyir* mengadu dan menjelek-jelekkan *KH. Ahmad Dahlan* dihadapan Kyai Hasyim Asy'ari gurunya. KH. Ahmad Dahlan adalah tetangga Basyir yang baru pulang dari Makkah, dan diangap membuat _odo-odo_ baru, sehingga memancing keresahan antara masyarakat kampungnya di Kauman. “Siapa namanya?” tanya Kyai Hasyim. "Ahmad Dahlan” "Bagaimana ciri-cirinya?” Santri Basyir menggambarkannya. "Itu Kang Dahlan!” Kata Kyai Hasyim. Kyai Hasyim dan Kyai Dahlan adalah teman satu pondokan dalam mengaji di pondok Kyai Saleh Darat Semarang dan ketika ngaji di Mekkah. “Tidak apa-apa”, kata Kyai Hasyim, “yang dia lakukan itu _ndalan_ . Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya." Pada akhirnya Basyir justru mendapat _dawuh_ amanat membantu perjuangan KH. Ahmad Dahlan. Tidak hanya Basyir tetapi juga santri Kyai Hasyim Asy'ari lain yang dari Kauman Jogja yaitu *Fahruddin* juga mendapat _dawuh_ yang sama. Satu tahun kemudian ketika Kiai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kiai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya. Yang menarik kedua santri KH. Hasyim Asy'ari diatas -- putra-putranya akhirnya pernah menjadi orang nomor satu di Muhammadiyah semua. Kyai Fahruddin berputera *Pak A.R Fahruddin* pernah menjabat ketua umum di Muhammadiyah. Setelah itu diganti puteranya Kyai Basyir yaitu *Ahmad Azhar Basyir, M.A.* Kyai Basyir beliau juga titipkan anaknya Ahmad Azhar Basyir kepada kyai NU Kiai Abdul Qodir Munawwir (kakak ipar Kiai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan al-Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan bisa dikatakan, Ahmad Azhar Basyir hampir tak pernah ketinggalan mengikuti pengajian Kiai Ali Ma’shum ketika di Krapyak. *KH. ALI MAKSUM, KH. AZHAR BASYIR dan AZIZ* Senja kala itu, santri dari Pati bernama Aziz tiba di Pesantren Krapyak usai menempuh perjalanan beratus kilo dari kediamannya di bagian utara Jawa Tengah. Merasa letih, Aziz kemudian mencari tempat teduh di celah pesantren sekedar untuk beristirahat sembari menunggu jeda Magrib. Maksud dan tujuan ia datang ke Krapyak adalah untuk mendalami keilmuan KH Ali Maksum. Selepas berjamaah, Aziz sowan ke ndalem (rumah) Mbah Ali, memohon restu mengangsuh-kaweruh di Pesantren Krapyak. Ia memperkenalkan diri, bertukar kabar, sampai berkisah mengenai perjalanannya dari Pati hingga sampai di Krapyak. Alih-alih langsung direstui, Mbah Ali malah menguji Aziz. Ia diperintah Mbah Ali meneruskan bait di nazam Alfiyah. Mulanya, Aziz ketar-ketir mendapat tantangan tersebut. “Ayo coba, teruskan nazam ini..” Mbah Ali melantunkan sebait nazam dan dengan lanyah Aziz meneruskan. “Baik, sekarang dibalik. Dibaca dari belakang..” perintah Mbah Ali. Seperti tantangan pertama, Aziz lanyah, tangkas, meneruskan bait-bait yang diucapkan Mbah Ali. Merasa terkagum, Mbah Ali lantas berujar, “Yo wés Ziz, koe wés ra usah sinau agomo nang aku. Besok pagi selepas subuh ikut aku yaaa…” “Nggih, Kiai.” Aziz menjawab gugup. Namun jiwa santrinya menuntun Aziz memilih _sami’na wa atho’na_ dan segera pamit untuk menyudahi sowan yang begitu menggetarkan tadi. Sembari keluar dari ndalem Mbah Ali, Aziz gusar dan terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Kira-kira besok pagi Mbah Ali mau ngajak ke mana ya?” Keesokan harinya, Aziz diajak Mbah Ali pergi. Berdua mereka berboncengan menaiki vespa. Sementara Mbah Ali menyetir di depan, Aziz yang di belakang semakin gusar. Pertanyaan malam terus menggeliat dalam pikirannya. Hingga vespa Mbah Ali berhenti di depan sebuah rumah. Mbah Ali berucap salam sembari tangan kanannya mengetok pintu rumah. Tak berselang lama seorang membukakan pintu. Yang tampak adalah sosok orang tua gagah, berkaca mata dan berpenampilan rapih. Mbah Ali lalu beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Teh hangat dan hidangan ringan terpapar di meja. Aziz mendapati di sekeliling ruang tamu buku-buku tertata sangat rapih di rak. “Ini Kiai Basyir sekarang kamu kutitipkan di sini. Belajarlah kepadanya, habiskan buku bacaannya,” pesan Mbah Ali pada Aziz. Seketika perasaan Aziz kalut. Ekspestasi kepergiannya ke Krapyak untuk menimba ilmu ke KH. Ali Maksum, tapi seperti ada “takdir” lain. Ia diperintahkan supaya belajar pengetahuan umum ke tokoh Muhammadiyah, KH. Basyir. Selang beberapa tahun kemudian, Mbah Ali berniat mengambil Aziz di kediaman Kiai Azhar Basyir untuk diboyong kembali ke Krapyak. Sendiri beliau mengendarai vespanya. Sesampainya di kediaman Kiai Azhar, Mbah Ali terkekeh ketika mendapati Aziz sedang membaca buku di pelataran rumah Kiai Azhar. “Loh. Sekarang kamu sudah bisa pakai celana, Ziz?” Aziz diam tak membalas. Kepalanya merunduk tersenyum malu. Mbah Ali masih mengamatinya dari ujung kaki sampai pucuk rambut. Terkekeh. Tak berselang lama, Kiai Azhar Basyir mengenali tawa tersebut dan keluar rumah. Kembali mereka berdua beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. “Ngéné yo Syir, sekarang anakku, Aziz mau kubawa kembali ke Krapyak. Kiranya sudah cukup ia dua tahun belajar di sini. Nanti kalau terlalu lama, takutnya ia jadi Muhammadiyah.” Mereka berdua tertawa. Aziz tidak ikut tertawa, merasa belum maqamnya mengikuti tertawa para ulama unggul dari NU dan Muhammadiyah ini. Masih dalam kondisi tertawa, Mbah Ali berujar, “Lihat saja”, telunjuk Mbah Ali tertuju ke celana Aziz, “sekarang dia sudah pakai celana, padahal sewaktu pertama kali ke sini ia masih memakai sarung.” Gelak tawa kembali memenuhi ruang tamu, kecuali Aziz yang hanya mesem. Menurut Shohibul Hikayat, santri bernama Aziz dari Pati ini adalah ayahanda dari M. Imam Aziz (ketua PBNU dan staf khusus wapres). Belakangan diketahui jika Azhar Basyir ketika muda, ia dititipkan kepada KH Abdul Qodir Munawwir oleh ayahnya sendiri, Kiai Basyir-untuk belajar Alquran. Ayah KH Azhar Basyir, yakni Kiai Basyir, pernah mengenyam pendidikan pesantren di Tebuireng Hadrastusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Tidak hanya itu, Azhar muda juga tidak pernah absen mengikuti pengajian kitab kuning yang diampu oleh KH Ali Maksum. Setelah belajar di Krapyak, Azhar melanjutkan ke Tremas-Pacitan dan lalu Kairo. Di Kairo Azhar berjumpa dan berkarib dengan Gus Dur. Sekembalinya dari Kairo, Kiai Azhar Basyir menjadi Ketua PP Muhammadiyah dan Gus Dur menjadi Ketua PBNU. _Hairus Salim_
Aku yo ngunu warga NU tapi gak melok ranting 😅
Sekarang kyai muzzamil yang menyusul. Al fatihah
Nu & Muhammadiyah tunggal guru
Nu&Muhammadiyah itu Sama.Samasama masuk ke Surga.
Yg jelas cak nun bukan kadrun.
Mugih mugih waras kabeh yo mbah..!!
NU bener Muhammadiyah yo bener, ojo terlalu fanatik mbah
jauhi suka marah dan suka d sanjung ,karena yg mnyusup akan memanfa at kan itu mmbenturkan ,kalo kita sudah bertengkar akan d siar kan kita egois dan radikal ,,, tempat kita sudah d atas mangkan nya berusaha untuk d jatuh kan , jauhi radikal dan suka d sanjung agar setan tidak bisa mnghasut
Penting amat ngurusin dia mo NU kek mo Muhammadyah kek, EGP, urusan dia.
Nu dan muhammadiyah itu ibarat kakak adik kandung:)
sehat terus mbah nun..
Semua bagus yg penting membawa dampak positif bagi agama, manusia dan negara lahir dan batin
CakNun tidakpernah menceritakan nasabnya... tapi kyai Muzamil pernah cerita kalau Cak Nun adalah cucu dari seorang tokoh agama yg terpandang... tapi Cak Nun tidak ingin di kenal atau dihormati karena nasabnya
NU dan Muhammadiyah pokoknya anti HTI FPI Khilafah dll
NU, Muhammadiyah itu cuman nama dan lembaga, intinya Islam didalamnya, Islam yang membaur dengan masyarakat dan tidak memaksa atau menghakimi orang-orang yang ada disekitarnya.
wong nu sama muhammmadiya iku hudu agomo, kok podo geger senengane
NU&Muhamadiyah di mata saya gada bedanya,tp klo Cak Nun adl slh satu cth tokoh masyarakat yg berani&lantang menyuarakan suara kaum marjinal terhadap ketidakadilan sistem pemerintahan
Hadir menyimak boskuh
Nu atu mu gk penting Yg penting bisa jaga persaudaraan dn ngademin Masarakat
Kumu=KU MUHAMMADIYAH.sebab MUHAMMADIYAH LINEA RECTA , garis lurus dan tidak brbelit belit.
MasyaAllah, barakallahu lakum para sesepuh
Bhineka tunggal ika
Lha kok nongol di tahun 2021 ..
bah NU bah MUHADDIYAH seng penting koen islam nglakoni printahe kanjeng nabi beres....lapo royok an huruf N karo M...oalah paod
0:28 sampai 0:40 maksudnya apa itu? Kenapa harus marah? Katanya NU dan Muhammadiyah adalah saudara? Mohon maaf keterbatasan ilmu saya.
Guyonan niku mas😃
Apa cuma aku yg rumongso..kesannya ikut Muhammadiyah iku bad guy ngono. Aku wong Malang sing Muhammadiyah, kagum karo cak Nun, gus Baha dll..
Wong islam (NU, Muhammadiyah dll) sing tulus ikhlas ora bakal mikir bakal oleh opo teko NU/Muhammadiyah, sebab sing digoleki mung ridhane gusti Allah
NU💚💙MUHAMMADIYAH
Ojo muhammadiyah, sing penting NU, ne muhammadiyah nomer loro, ora kaiki.
Gak nu Gak muhamadiyah , cak nun itu tukang nyinyirin orang lain
Subhanalllah 😃
Goblok
@@asihwindariati7749 sangat sopan sekali 😂
@@firdausahmad4583 gak sadar padahal dia juga nyinyir hhh
MUHAMQDINU