- 107
- 255 792
Robert Hendra Simanjuntak
เข้าร่วมเมื่อ 27 มิ.ย. 2024
Belajar kehidupan dari Firman Allah
Khotbah Minggu 24 November 2024 : Daniel 7:9-14 (Akhir Tahun Gerejawi)
Khotbah Minggu XXVI Trinitas (Akhir Tahun Gerejawi)
24 November 2024
Daniel 7:9-14
“Kekuasaan dan Kerajaan Allah tidak akan lenyap”
Jemaat yang dikasihi….
Ilustrasi: Memento Mori. Ada dua fakta unik terjadi dalam diri manusia. Pertama, satu-satunya yang pasti dalam hidup manusia adalah mati. Kita semua akan mati, itu sebuah kepastian. Kalau segala sesuatu lainnya belum pasti, tetapi hal yang pasti adalah kematian. (itu fakta pertama). Kedua, kejadian apa yang paling kita takutkan menimpa kita??? Jawabnya adalah: Kematian.
Di sinilah keunikan fakta tersebut, yaitu: Kita tahu bahwa kita pasti mati; tetapi anehnya walau kita tahu tapi kita pura-pura tidak tahu. Maka dari itu ada sebuah ungkapan Latin: Memento Mori artinya: Ingatlah, hari kematianmu. Ingatlah, saudara akan mati. Kita diingatkan kembali hari kematian kita.
Apa perlunya kita diingatkan bahwa kita akan mati? Bukankah kita sudah tahu? Iya benar, kita sudah tahu. Tetapi dalam kenyataannya, kita sering tidak mau tahu. Buktinya kita enggan berpikir atau berbicara tentang kematian. Acap kali kita sengaja mengelak dari pembahasan tentang kematian diri kita sendiri. Kita juga tidak mau dekat-dekat urusan tentang orang mati.
Contoh: Apakah ada di antara kita merasa nyaman duduk berjam-jam di tengah kuburan? Apalagi sampai bermalam di kuburan? Nggak mau lah!!!!
Demikian juga, mana ada orang sengaja memasang iklan: Dicari rumah yang terletak di sebelah atau di depan kuburan. Apakah ada orang sengaja mencari tanah untuk membangun rumah di depan kuburan??? Kalau tidak terpaksa, itu tidak akan ada.
Kita juga tidak senang berlama-lama berada di ruang jenazah. Kita juga tidak mau berlama-lama memandangi wajah jenazah yang kaku dan pucat. Biasanya kita memandangnya hanya sekilas dan langsung memalingkan muka.
Atau adakah kita merasa senang apabila tetangga kita menitipkan peti jenazah di rumah kita? Walau pun peti itu masih kosong, apakah kita bersedia menerima dititip di rumah kita??? Ataukah ada di antara kita hobi memajang peti mati di rumah kita sebagai perabot di ruang tamu??? Atau bahkan kita senang memajang di kamar kita???? Nggak ada lah!!!
Pokoknya kita mau menjauhkan diri sejauh mungkin dari segala sesutau yang menyangkut kematian. Kita tahu bahwa kita pasti mati, tetapi kita pura-pura tidak tahu atau tidak mau tahu.
Kalau demikian sikap kita terhadap kematian bukan berarti kematian itu menjadi tidak ada, dan bahkan bukan berarti kematian itu menjauh dari kita, melainkan cuma disembunyikan untuk sementara waktu. Seharusnya kita membicarakan kematian kita, itu adalah kenyataan yang harus dihadapi bukan ditutup-ditutupi. Itulah pentingnya kita diingatkan Memento Mori, ingatlah hari kematianmu.
Jemaat yang dikasihi Kristus…
Membicarakan kematian bukan berarti mempercepat kematian, akan tetapi penting untuk dirumuskan. Pemazmur merumuskan Memento Mori dengan kata-kata: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12). Dia justru mengemas Memento Mori dengan sebuah permohonan kepada Tuhan untuk belajar “menghitung hari.” Entah berapa lama lagi sisa-sisa hidup kita seharusnya diisi dengan perbuatan bijak agar hidup kita bermakna di hadapan Tuhan dan bagi orang lain.
Jadi, mari kita menghadapi kematian dengan cara menjalani hidup secara bijak, belajar secara bijak, berperilaku secara bijak, dan kelak menghakhiri hidup secara bijak pula.
Bukan untuk bersedih mengenang mereka yang sudah meninggal, akan tetapi justru mengingatkan kita yang masih hidup, bahwa kita juga akan meninggal (Memento Mori). Oleh karena itu, mari kita bermohon kepada Tuhan agar mengajari kita untuk menghitung hari-hari kita supaya memperoleh hati yang bijaksana.
Kedatangan Kristus inilah digambarkan penulis kitab Daniel. Daniel dalam penglihatannya dia melihat “Yang Lanjut Usia” pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api, sungai api mengalir di hadapan-Nya, beribu-ribu melayani-Nya dan berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu Dia duduk sebagai Majelis Pengadilan dengan membuka kitab-kitab (Wahyu 7:9). Dialah Yang Maha Kuasa. Dia mengadili dan menghukum orang jahat, sombong dan kekuasaan duniawi, dibinasakan dan dihancurkan ke dalam api menyala-nyala tersebut (Dan.7:11-12).
Kemudian seorang anak manusia turun dari langit dalam awan-awan datang ke hadapan Yang Lanjut Usia tersebut. Kepada-Nya diberi kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, sehingga segala bangsa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya itu adalah kerajaan kekal (Dan.7:14). Itulah gambaran kedatangan Kristus kedua kalinya ke dunia.
Kedatangan Kristus kedua kalinya akan mengadili dan menghukum kekuasaan iblis dan orang-orang jahat, semuanya diremukkan dan dibinasakan. Sementara itu, kepada orang-orang percaya diberi keadilan dan diselamatkan.
Salam Sejahtera, Salam Sahabat, Salam Sehat.
#khotbahminggu
#daniel7
#roberthendrasimanjuntak
#robertsimanjuntak
24 November 2024
Daniel 7:9-14
“Kekuasaan dan Kerajaan Allah tidak akan lenyap”
Jemaat yang dikasihi….
Ilustrasi: Memento Mori. Ada dua fakta unik terjadi dalam diri manusia. Pertama, satu-satunya yang pasti dalam hidup manusia adalah mati. Kita semua akan mati, itu sebuah kepastian. Kalau segala sesuatu lainnya belum pasti, tetapi hal yang pasti adalah kematian. (itu fakta pertama). Kedua, kejadian apa yang paling kita takutkan menimpa kita??? Jawabnya adalah: Kematian.
Di sinilah keunikan fakta tersebut, yaitu: Kita tahu bahwa kita pasti mati; tetapi anehnya walau kita tahu tapi kita pura-pura tidak tahu. Maka dari itu ada sebuah ungkapan Latin: Memento Mori artinya: Ingatlah, hari kematianmu. Ingatlah, saudara akan mati. Kita diingatkan kembali hari kematian kita.
Apa perlunya kita diingatkan bahwa kita akan mati? Bukankah kita sudah tahu? Iya benar, kita sudah tahu. Tetapi dalam kenyataannya, kita sering tidak mau tahu. Buktinya kita enggan berpikir atau berbicara tentang kematian. Acap kali kita sengaja mengelak dari pembahasan tentang kematian diri kita sendiri. Kita juga tidak mau dekat-dekat urusan tentang orang mati.
Contoh: Apakah ada di antara kita merasa nyaman duduk berjam-jam di tengah kuburan? Apalagi sampai bermalam di kuburan? Nggak mau lah!!!!
Demikian juga, mana ada orang sengaja memasang iklan: Dicari rumah yang terletak di sebelah atau di depan kuburan. Apakah ada orang sengaja mencari tanah untuk membangun rumah di depan kuburan??? Kalau tidak terpaksa, itu tidak akan ada.
Kita juga tidak senang berlama-lama berada di ruang jenazah. Kita juga tidak mau berlama-lama memandangi wajah jenazah yang kaku dan pucat. Biasanya kita memandangnya hanya sekilas dan langsung memalingkan muka.
Atau adakah kita merasa senang apabila tetangga kita menitipkan peti jenazah di rumah kita? Walau pun peti itu masih kosong, apakah kita bersedia menerima dititip di rumah kita??? Ataukah ada di antara kita hobi memajang peti mati di rumah kita sebagai perabot di ruang tamu??? Atau bahkan kita senang memajang di kamar kita???? Nggak ada lah!!!
Pokoknya kita mau menjauhkan diri sejauh mungkin dari segala sesutau yang menyangkut kematian. Kita tahu bahwa kita pasti mati, tetapi kita pura-pura tidak tahu atau tidak mau tahu.
Kalau demikian sikap kita terhadap kematian bukan berarti kematian itu menjadi tidak ada, dan bahkan bukan berarti kematian itu menjauh dari kita, melainkan cuma disembunyikan untuk sementara waktu. Seharusnya kita membicarakan kematian kita, itu adalah kenyataan yang harus dihadapi bukan ditutup-ditutupi. Itulah pentingnya kita diingatkan Memento Mori, ingatlah hari kematianmu.
Jemaat yang dikasihi Kristus…
Membicarakan kematian bukan berarti mempercepat kematian, akan tetapi penting untuk dirumuskan. Pemazmur merumuskan Memento Mori dengan kata-kata: “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mazmur 90:12). Dia justru mengemas Memento Mori dengan sebuah permohonan kepada Tuhan untuk belajar “menghitung hari.” Entah berapa lama lagi sisa-sisa hidup kita seharusnya diisi dengan perbuatan bijak agar hidup kita bermakna di hadapan Tuhan dan bagi orang lain.
Jadi, mari kita menghadapi kematian dengan cara menjalani hidup secara bijak, belajar secara bijak, berperilaku secara bijak, dan kelak menghakhiri hidup secara bijak pula.
Bukan untuk bersedih mengenang mereka yang sudah meninggal, akan tetapi justru mengingatkan kita yang masih hidup, bahwa kita juga akan meninggal (Memento Mori). Oleh karena itu, mari kita bermohon kepada Tuhan agar mengajari kita untuk menghitung hari-hari kita supaya memperoleh hati yang bijaksana.
Kedatangan Kristus inilah digambarkan penulis kitab Daniel. Daniel dalam penglihatannya dia melihat “Yang Lanjut Usia” pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api, sungai api mengalir di hadapan-Nya, beribu-ribu melayani-Nya dan berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu Dia duduk sebagai Majelis Pengadilan dengan membuka kitab-kitab (Wahyu 7:9). Dialah Yang Maha Kuasa. Dia mengadili dan menghukum orang jahat, sombong dan kekuasaan duniawi, dibinasakan dan dihancurkan ke dalam api menyala-nyala tersebut (Dan.7:11-12).
Kemudian seorang anak manusia turun dari langit dalam awan-awan datang ke hadapan Yang Lanjut Usia tersebut. Kepada-Nya diberi kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, sehingga segala bangsa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya itu adalah kerajaan kekal (Dan.7:14). Itulah gambaran kedatangan Kristus kedua kalinya ke dunia.
Kedatangan Kristus kedua kalinya akan mengadili dan menghukum kekuasaan iblis dan orang-orang jahat, semuanya diremukkan dan dibinasakan. Sementara itu, kepada orang-orang percaya diberi keadilan dan diselamatkan.
Salam Sejahtera, Salam Sahabat, Salam Sehat.
#khotbahminggu
#daniel7
#roberthendrasimanjuntak
#robertsimanjuntak
มุมมอง: 1 963
วีดีโอ
Jamita Minggu 24 November 2024 : Daniel 7:9-14 (Ujungtaon Parhuriaon)
มุมมอง 6Kหลายเดือนก่อน
Jamita Minggu XXVI Trinitas (Ujungtaon Parhuriaon) 24 November 2024 Daniel 7:9-14 “Ro di salelenglelengna do pamarentaon dohot harajaon ni Debata” Huria ni Tuhanta…. Ilustrasi: Daur Ulang. Adong ma sada Klinik na menampung pasien 10 halak bajarbajar. Nasida mengidap sahit na posa: adong sahit leukemia, adong sahit endokarditis, dohot ragam sahit na maol ubatan. Ternyata Klinik i ndang na laho m...
Khotbah Minggu 17 November 2024 : Matius 24:9-14
มุมมอง 2.1Kหลายเดือนก่อน
Khotbah Minggu 17 November 2024 : Matius 24:9-14
Jamita Minggu 17 November 2024 : Mateus 24:9-14
มุมมอง 9Kหลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 17 November 2024 : Mateus 24:9-14
Jamita Minggu 10 November 2024 : 1Rajaraja 17:7-16
มุมมอง 3.9Kหลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 10 November 2024 : 1Rajaraja 17:7-16
Khotbah Minggu 10 November 2024 : 1 Raja-raja 17:7-16
มุมมอง 4.3Kหลายเดือนก่อน
Khotbah Minggu 10 November 2024 : 1 Raja-raja 17:7-16
Jamita Partangiangan : Lukas 21:1-4 (Epistel Minggu 10 November 2024)
มุมมอง 3.7Kหลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan : Lukas 21:1-4 (Epistel Minggu 10 November 2024)
Jamita Minggu 3 November 2024 : Markus 12:28-34
มุมมอง 4.9Kหลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 3 November 2024 : Markus 12:28-34
Jamita Partangiangan : 5 Musa 6 : 1-9 (Epistel Minggu 3 November 2024)
มุมมอง 5Kหลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan : 5 Musa 6 : 1-9 (Epistel Minggu 3 November 2024)
Jamita Minggu 27 Oktober 2024 : Job 42:1-6 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 5K2 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 27 Oktober 2024 : Job 42:1-6 #roberthendrasimanjuntak
Jamita Partangiangan : Markus 10:46-52 (Epistel Minggu 27 Oktober 2024)
มุมมอง 5K2 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan : Markus 10:46-52 (Epistel Minggu 27 Oktober 2024)
Jamita Minggu 20 Oktober 2024 : Rom 12:1-8
มุมมอง 4.6K2 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 20 Oktober 2024 : Rom 12:1-8
Jamita Partangiangan : Josua 24:14-24 (Epistel Minggu 20 Oktober 2024)
มุมมอง 4.6K2 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan : Josua 24:14-24 (Epistel Minggu 20 Oktober 2024)
Jamita Minggu 13 Oktober 2024 : Habakuk 2:1-4 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 3.6K2 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 13 Oktober 2024 : Habakuk 2:1-4 #roberthendrasimanjuntak
Khotbah Minggu 13 Oktober 2024 : Habakuk 2:1-4
มุมมอง 4K2 หลายเดือนก่อน
Khotbah Minggu 13 Oktober 2024 : Habakuk 2:1-4
Jamita Partangiangan : Rom 1:16-17 (Epistel Minggu 13 Oktober 2024)
มุมมอง 7K2 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan : Rom 1:16-17 (Epistel Minggu 13 Oktober 2024)
Khotbah Minggu 6 Oktober 2024 : 2Timotius 4:1-5 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 4.9K2 หลายเดือนก่อน
Khotbah Minggu 6 Oktober 2024 : 2Timotius 4:1-5 #roberthendrasimanjuntak
Khotbah Partangiangan : Keluaran 4:10-17 (Epistel Minggu 6 Oktober 2024)
มุมมอง 1.4K2 หลายเดือนก่อน
Khotbah Partangiangan : Keluaran 4:10-17 (Epistel Minggu 6 Oktober 2024)
Jamita Partangiangan: 2Musa 4:10-17 (Epistel Minggu 6 Oktober 2024)
มุมมอง 4.8K2 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan: 2Musa 4:10-17 (Epistel Minggu 6 Oktober 2024)
Jamita Minggu 29 September 2024 : Psalmen 124:1-8 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 6K3 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 29 September 2024 : Psalmen 124:1-8 #roberthendrasimanjuntak
Khotbah Minggu 29 September 2024 : Mazmur 124:1-8
มุมมอง 2.7K3 หลายเดือนก่อน
Khotbah Minggu 29 September 2024 : Mazmur 124:1-8
Jamita Partangiangan: Markus 9:38-50 (Epistel Minggu 29 September 2024)
มุมมอง 4.1K3 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan: Markus 9:38-50 (Epistel Minggu 29 September 2024)
Jamita Minggu 22 September 2024 : Psalmen 104:1-3; 13-24 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 4.9K3 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 22 September 2024 : Psalmen 104:1-3; 13-24 #roberthendrasimanjuntak
Jamita Partangiangan : Lukas 9:22-27 (Epistel Minggu 15 September 2024)
มุมมอง 2.4K3 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan : Lukas 9:22-27 (Epistel Minggu 15 September 2024)
Jamita Minggu 8 September 2024 : Markus 7:24-37 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 6K3 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 8 September 2024 : Markus 7:24-37 #roberthendrasimanjuntak
Jamita Partangiangan : Psalmen 125:1-5 (Epistel Minggu 8 September 2024) #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 5K3 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan : Psalmen 125:1-5 (Epistel Minggu 8 September 2024) #roberthendrasimanjuntak
Jamita Minggu 1 September 2024 : 5Musa 4:1-2, 6-9 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 4.3K3 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 1 September 2024 : 5Musa 4:1-2, 6-9 #roberthendrasimanjuntak
Khotbah Partangiangan : Markus 15:1-9 (Epistel Minggu 1 September 2024)
มุมมอง 3K3 หลายเดือนก่อน
Khotbah Partangiangan : Markus 15:1-9 (Epistel Minggu 1 September 2024)
Jamita Minggu 25 Agustus 2024 : Epesus 6:10-20 #roberthendrasimanjuntak
มุมมอง 4.7K4 หลายเดือนก่อน
Jamita Minggu 25 Agustus 2024 : Epesus 6:10-20 #roberthendrasimanjuntak
Jamita Partangiangan Psalmen 34:16-23 (Epistel Minggu 25 Agustus 2024)
มุมมอง 6K4 หลายเดือนก่อน
Jamita Partangiangan Psalmen 34:16-23 (Epistel Minggu 25 Agustus 2024)