วีดีโอ

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan bagus tidaknya sebuah kondensator 1.Nilai ESR 2.Nilai kebocoran arus 3.Q-Factor 4.Nilai kapasitansi Untuk multimeter analog biasanya hanya bisa mengukur kebocoran arus Dan untuk multimeter digital biasanya hanya bisa mengukur nilai kapasitansi Kalau di multimeter yang biasa saya gunakan (ZT-102A) itu bisa untuk mengukur nilai kapasitansi. Dan cara melakukan pengukurannya ada tertera petunjuk di buku manual bawaannya

@@GARASILXT Sebenarnya bisa, namun setelah dimodif dinamonya nanti tidak bisa digunakan secara terus-menerus (continuous) karena dinamonya akan lebih cepat panas Untuk meningkatkan tenaga dinamo kita perlu meningkatkan kuat medan (flux density). Dan lebih bagus lagi kalau kita tingkatkan kekuatan magnetnya. Contohnya pakai magnet neodymium Dinamo 130 (tamiya) umumnya didesain untuk tegangan operasi 6V kebawah. Kalau misalnya mau digulung ulang untuk tegangan 12V idealnya jumlah lilitannya harus 2 kali lipat lebih banyak daripada lilitan standarnya agar besaran flux densitynya itu tetap sama seperti sebelumnya Namun disini anda ingin meningkatkan kekuatan dinamo bukan? Artinya kita harus meningkatkan flux densitynya. Dan cara paling efektif untuk menaikkan flux density adalah dengan mengurangi jumlah lilitan. Untuk hal ini anda bisa coba²/eksperimen sendiri ya😅🙏 Untuk kawat enamel tembaga ukuran 0,3mm kuat hantar arusnya 0,35A max. Untuk kawat enamel tembaga ukuran 0,5mm kuat hantar arusnya 1A max. Dan jangan lupa dengan meningkatnya flux density, core loss juga ikut meningkat. Artinya dinamo akan lebih cepat panas Dan jangan meningkatkan flux density terlalu tinggi karena akan menyebabkan core saturation yang menyebabkan dinamo menjadi hilang tenaga

@@110v4 luas banget wawasannya bang, makasih udah berkenan menjawab, nanti mau saya coba praktekan..mau beli jadi pun bingung ada atau enggak dinamo 130 dengan torsi besar buat rock crawler

@@GARASILXT Semoga berhasil bang Mengenai dinamo 130, saya juga belum pernah menemukan versi high torque nya Oh ya sekedar cerita saja. Dulu saya juga pernah menggulung ulang dinamo 130 untuk kipas mini. Waktu itu saya pakai kawat 0,25mm. Saya asal gulung saja pada rotornya sampai hampir penuh kemudian saya rapikan dan pasang baling-baling. Dan hasilnya memuaskan. Kipasnya bisa berputar kencang, saya senang. Lalu tak lama kemudian dinamonya berhenti dan ketika saya bongkar ternyata kawatnya berantakan didalam dinamo. Dan ya, saya lupa kasih lem/sirlak pada kawat dinamonya😅

@@110v4 oh harus pake lem lagi ya biar kuat, pake lem Korea bisa gak y

@@GARASILXT Idealnya sih pakai sirlak/varnish untuk kawat enamel karena dia bisa masuk ke sela² kawat dan juga relatif tahan panas Lem korea sepengalaman saya dia gak tahan panas. Kalau kena panas menguap. Tapi mungkin gapapa lah coba aja dulu

Amiin. Makasih do'anya mas🙏

@@bahimramdhani641 Amiin. Makasih do'anya mas🙏 Oh jumlah lilitan trafo ya. Tadi di akhir video sudah saya bahas sedikit. Untuk jumlah lilitannya bisa disesuaikan sendiri (karena beda ukuran trafo akan berbeda jumlah lilitan) Saya bahas untuk 2 ukuran trafo saja ya EE25 Primer : 5+5L. 2×0,5mm⌀ CuL wire Sekunder : 280L. 0,2mm⌀ CuL wire EE28 Primer : 3+3L. 2×0,5mm⌀ CuL wire Sekunder : 176L. 0,25mm⌀ CuL wire CuL wire = kawat enamel tembaga

@@110v4 trimakasih mas atas penjelasanya semoga berkah

@@bahimramdhani641 Oh ya mas. Kalau misalkan ada niat mau rakit inverter ini mohon baca deskripsi dulu. Disitu saya ada keterangan tambahan🙏

@@shamismail8006 Amiin. Makasih do'anya mas🙏

@@RodokBocor Amiin. Makasih do'anya mas🙏

Nah soal ini tiap induktor berbeda-beda Untuk menghitungnya pertama kita harus tahu nilai AL daripada induktor yang akan kita hitung. Nilai AL bisa dicari di datasheet atau tanyakan pada penjual induktor Kemudian rumus menghitung nilai induktansi = AL × n × n AL=nilai induktansi per 1 lilit, n=jumlah gulungan Jadi misalkan ada induktor dengan nilai AL 0,1μH dan jumlah lilitannya 100 lilit, maka nilai induktansinya adalah AL × n × n = 0,1×100×100 = 1000μH (1mH)

@@slamrailbike 100nF

@@deskarya Saya kurang tahu ya gimana cara menghitung kebutuhannya. Biasanya sih pakai cara coba². Kondensator berbagai ukuran dicoba satu-persatu sampai mendapat hasil terbaik Namun untuk kebanyakan dinamo ukuran kecil, kondensator MLCC (keramik) ukuran antara 100nF sampai 1μF sudah cukup. Saya biasanya pakai 100nF

@@110v4 Baik, makasih kak... Nanti saya coba

Sebagai penghalus aliran arus listrik ke LED. Tanpa elko output, LED akan menerima arus listrik yang terputus-putus dan lonjakan tegangan yang sangat tinggi

@@sandikw1480 boleh, silahkan pakai dioda diantara kedua kaki dinamo. Asal pemasangannya benar ya (gak kebalik posisi anoda-katodanya) Kalau ditanya bagus mana... Saya rasa sama² bagus. Namun kalau pakai dioda ada 1 kekurangan, yaitu arah putar dinamo itu cuma satu arah saja, ga bisa dibalik. Jadi semisal dinamonya berputar ke arah kanan, arah putarnya ga bisa dibalik ke arah kiri (kalau mau membalik arah putar dinamo, diodanya juga harus ikut dibalik anoda-katodanya)

@@bangleoelektro Silahkan gan... Itu tehnya lekas diminum mumpung masih hangat... camilannya juga silahkan :) Itu Catherine juga silahkan ga usah sungkan-sungkan ;)

Untuk mengosongkan muatan elko output pada saat lampu dimatikan. Tanpa resistor output, lampu akan padam secara perlahan

Tentu. Sihir itu asyik :)

Mengenai hal ini sih tergantung kebiasaan masing² Sebelumnya kapasitor itu sebutannya kondensator (bahasa Inggrisnya condenser). Dan sampai sekarang setiap hari kita juga masih menyebut kata elco (bukan elca). Elco=electrolytic condenser=kondensator elektrolit

@@110v4 kondensator yg memiliki polaritas (+-).kapasitor tidak memiliki polaritas.

@@septianasetyapratiwi2234 Sebenarnya beda fungsi sih sama kondensator yang di pompa air. Kalau di pompa air itu untuk menciptakan phase shift Tapi ya begitulah kondensator ini penting banget untuk tidak disepelekan. Kalo disepelekan ya... 🔥🔥🔥

Terimakasih telah berkunjung 🤝

@bangleoelektro Soal itu saya belum bisa jawab pasti. Mungkin karena nama saya 110V :v

​@@110v4 :v

@@bangleoelektro Baiklah kali ini saya serius. Saya kasih tau sedikit dari alasan kenapa saya lebih suka tegangan 110V dibandingkan dengan 220V 1. Karena dirumah saya ada suplai tegangan 2×110V. Jadi sistemnya sama seperti yang digunakan di Jepang, Taiwan, dan Amerika Utara :) 2. Ketika saya nggulung trafo. Baik itu untuk PSU switching maupun trafo besi tradisional, jumlah total gulungan yang diperlukan itu jauh lebih sedikit Misal untuk trafo dengan teg. input 240V perlu 1200L, untuk 220V perlu 1100L, untuk 110V cuma perlu 550L 3. Kalau ada sesuatu yang longgar/konslet, busur listrik (electric arc) nya itu lebih kecil dan pendek di tegangan 110V Saya pernah lakukan ujicoba saya buat sambungan dawai yang longgar pada tegangan 220V agar terjadi busur listrik. Busur listriknya itu gak bisa padam sampai dawainya terbakar sepanjang ¼". Jadi ketika jarak antara dawai fasa dan netral itu mencapai ¼" busur listriknya baru bisa berhenti Disini saya jadi teringat salah satu video bigclivedotcom dimana dia juga pernah ngalami kejadian yang kurang lebih sama. Di video itu seperti biasa dia sedang ngetes sebuah peralatan yang "dodgy" dan disitu terjadi busur listrik dan busur listriknya itu berterusan sampai bigclivedotcom itu teriak² "let's unplug that, let's unplug that" xD

@@bangleoelektro Waduh bang-bang xD Induktor yang dimaksud itu induktor warna kuning ya? Yang terhubung dengan rel output DC? Induktor itu bahannya pakai serbuk besi. Ga cocok kalau digunakan di frekuensi tinggi. Kalau dibawah 100KHz masih ok lah Dan segala macam smps itu cukup sensitif soal menyoal nilai induktansi induktor/trafonya. Ga boleh asal²an Yah namun saya apresiasi keberanian anda. Setidaknya ada suatu hal baru yang bisa dipelajari dari sebuah modul yang terbakar :)

@@110v4 Kyknya yg itu deh, baru keingat warnanya kuning. Pokoknya bentuknya bulat ada lubang di tengah kyk donat itu.

@@tukangsniper bisa pakai kondensator keramik ukuran 100nF - 1μF 50V

@@110v4 ini buat cukur jenggot bang

@@tukangsniper Kondensator MLCC 100nF (104) sudah cukup

@@hanifah2104 Kalo untuk preamp mic saya suka pakai preamp 1 transistor. Dipakai untuk mic dynamic maupun mic kondenser hasilnya bagus sekali

@LumineferusAether Iya bang. Nanti saya coba. Kalo ga mengurangi sensitivitas micnya akan saya terapkan Untuk sementara saya kasih subtitle aja dulu. Bisa dicoba aktifkan subtitlenya

@@bangleoelektro Dinamo brushed kayak dinamo tamiya, dinamo bor, dinamo blender, dll. itu memang biasa nimbulin radiasi ke gelombang radio/TV analog Nah soal radiasi elektromagnetik nya itu gatau ya bisa diredam pakai cara itu nggak, Belum pernah coba😅 Soalnya rangkaian snubber network ini lebih mengarah kepada menekan/meredam lonjakan tegangan balik kearah power suplainya. Jadi fungsinya lebih mengarah sebagai pelindung rangkaian elektronik dan power suplainya. Yah mungkin kapan² akan saya ujicobakan ke radio AM/SW. Soalnya kalau radio FM lebih tahan terhadap radiasi

@@bangleoelektro Btw, laju amat bang. Ini baru aja diupload😆

@@110v4 Bukan cuma mengganggu TV dan radio, tapi radiasinya sampai bisa mengganggu laptop dan PC juga. Pernah soalnya pas saya main dinamo brush kyk tamiya itu, saat berputar si laptop malah ada respon kyk saat perangkat USB dipasang dan dicabut gitu kan ada suaranya..

@@110v4 keluar notif bang langsung nonton :v

Nah, kurang lebih kayak gitulah😅 Anda pagi juga nih bangunnya. Apa jangan² masih mau mapan tidur nih😁

​@@110v4Bagun pagi mau jualan bang 😁

@@Berkahserviselektronik Ok bang silahkan disimak dan terimakasih telah berkunjung

@@bangleoelektro Openingnya sangat² dahsyat😅 Yah penasaran aja sih sama roshidere :v Iya sih. Kalo disini baik tabungnya atau komponen lampunya itu masih ada yang jual, jadi kalo rusak mesinnya saja atau tabungnya saja itu masih sangat² ok untuk diperbaiki Dan tentang 2 lampu yang lain itu ternyata kesemuanya juga rusak mesinnya Yang spiral 55W PCB nya dah ga layak pakai jadi langsung saya ganti mesin Kemudian yang 45W rusak kondensator C5 nya aja. komponen yang lain normal semua Skema kedua lampu yang lain itu hampir sama dengan skema yang 105W. Perbedaan utama sih di besaran nilai komponennya aja

@@110v4 Mantap 👍👍

Nah itu yang susah. No.Seri IC nya sudah dihapus dari pabrikan dan kayaknya itu IC buatan khusus. Ga ada dipasaran Saran saya sih coba dulu ganti dengan IC cabutan dari voltmeter lain yang jumlah pin IC nya sama

Itu bisa diganti dioda biasa seperti 1N4007, 1N5819, SS34, dll.

Cara yang sedikit lebih aman? Bisa pakai inverter Cara yang lebih aman lagi? Bisa pakai Inverter+Penyearah+Elko+SCR (ini prosesnya otomatis) . Alternatif lain bisa pakai flyback converter

Iya, saya pakai royer converter. Sebenarnya saya ingin pakai ZVS karena desain koil transmitternya itu bisa fleksibel (karena ga perlu gulungan feedback) jadi semisal mau buat koil model spiral ataupun "pancake coil" pun bisa Namun kekurangan ZVS itu perlu arus start yang besar. Jadi wajib pakai power supply yang powerfull/baterai high drain. Kalau arus startnya kurang besar rangkaian bakal gagal osilasi dan mosfet bakal hangus terbakar Kalau ada cara untuk "soft start" rangkaian ZVS saya cenderung lebih memilih rangkaian ZVS ketimbang royer converter

@@110v4 gampang aja bang, tinggal kasih rangkaian current limiting aja di tegangan input rangkaian zvs nya.

Saya pernah coba ga bisa bang mosfet terbakar. Kayaknya itu memang sudah kekurangan bawaan rangkaian ZVS. Rangkaian ga bisa berosilasi kalau arus startnya kurang Sebenarnya bisa aja sih diatasi dengan cara menambah elko berkapasitas besar + delay timer sebelum masuk rangkaian ZVS. Kalau ini benar-benar satu-satunya solusi berarti rangkaian ZVS itu memang ga bisa soft start

Awalnya sih ga kepikiran untuk buat video, tapi setelah ada kemajuan saya berubah pikiran xD Emang abang bayangin rangkaiannya kayak apa? Pakai IC? Atau pakai arduino dengan fitur auto tune (auto resonance) ? Lekas dipraktekkan bang :) Rangkaiannya sederhana kok. Soal komponennya juga bisa disesuaikan. Bahkan orang-orang dari zaman 1970an juga bisa membuatnya :) Mungkin tantangan mereka soal dioda fast recoverynya aja yang agak susah dicari Yang paling penting rangkaian koil dan kondensator penerima itu frekuensi resonansinya sama dengan frekuensi di koil pemancar Dan satu lagi, koil (utamanya bagian pemancar) itu harus memakai ukuran yang cukup besar (saya pakai 5 helai kawat 0,5mm) Ingat, pada saat resonansi besar arus yang berputar/bolak-balik antara koil dan kondensator itu jauh lebih besar dari arus inputnya Arus input rangkaian mungkin hanya 100mA namun arus yang berputar/bolak-balik antara koil-kondensator itu bisa mencapai ribuan mA

@@110v4 Saya bayangin rangkaian nya kyk transistor nya banyak, lalu ada komponen aneh-aneh kyk crystal dn segala macam 😅😅.. Sip bang. Cuma sekarang sy kekurangan transistor power. TR yg kecil-kecil banyak, yg saya pakai untuk experimen ampli beberapa minggu lalu, namun takutnya gak kuat.

Hmm... Kalau untuk sekedar bisa berosilasi sih sebenarnya bisa pakai transistor kecil-kecil seperti 2SA733 dan semacamnya. Nanti bisa dinaikkan nilai induktansi induktornya ke 1mH atau lebih tinggi Tapi koilnya jangan diberi beban. Kalau diberi beban dijamin anda akan ketambahan koleksi barang antik :)

​@@110v4Alias jebol TR nya 😂

@@bangleoelektro Oh ya bang tanya² dikit boleh kan:v . Disana tegangan listrik dari stopkontak itu masih sering diatas 235V atau udah diturunin sekarang? Kalo disini sih tergantung daerah. Seringnya sih kalau ga 220-230V ya 230-240V

Dan juga banyak lagi sumber² lain yang bagus yang kurang dikenali orang tentunya :)

Silahkan pak

Kami menunggu video terbaru lagi...😊

Terimakasih telah berkunjung bang 🙏

Dor!

@@iblesbosuok Saya sudah menengok skema yang bapak kirimkan Alur rangkaiannya menarik. Pakai 2 warna pula. Warna merah untuk jalur sinyal dan saklar (atau mungkin maksudnya untuk jalur arus kecil?) Dan warna biru untuk jalur daya Berdasarkan pemahaman saya Pada saat trafo on, gate Q2 mendapat tegangan positif melalui resistor 10KΩ sehingga Q2 aktif. Sedangkan gate Q1 dan Q3 mendapat tegangan negatif melalui dioda 1N4148 sehingga Q1 dan Q3 nonaktif Pada saat trafo off, gate Q1 dan Q3 mendapat tegangan positif melalui resistor 10KΩ sehingga Q1 dan Q3 aktif. Sedangkan gate Q2 pun sebenarnya juga mendapat tegangan positif melalui resistor 10KΩ namun gate Q2 dikonsletkan/dishunt ke source oleh Q1 sehingga Q2 menjadi nonaktif Yang saya kurang paham itu tentang simbol² A,B,E,F

@@110v4 tinta hitam utk PSU, tinta merah utk cos-ups. A, B, E, F cuma nama jalur. Aku biasa memberi nama jalur waktu merealisasi skema.

Silahkan disimak :) Hmm jangan² abang mau buat versi arduinonya nih😁

​@@110v4Kalo ada keperluan saya coba 😂..

Ya benar. Perubahan suhu memang sangat berpengaruh pada rangkaian ini Kalau anda perhatikan di video awal disitu terlihat r shunt saya beri pendingin dan transistor mosfetnya saya pisah dari board utama. Tujuannya untuk meminimalisir penyebaran panas ke transistor C945 Dengan cara seperti itu saya bisa mendapatkan hasil yang lumayan baik (akurasi ±2%) Kalau ada op-amp atau IC adjustable zener tentu itu pilihan yang lebih baik CC source pakai transistor+zener memang sepengalaman saya memang ga terlalu bagus hasilnya. Transistor BJT hfe nya selalu berubah mengikuti perubahan suhu. Zener juga ga begitu bagus untuk tegangan referensi. besar tegangan breakdown nya selalu berubah mengikuti perubahan besar arus yang mengalir pada zener tersebut Mungkin kalau ada bahannya nanti saya bahas adjustable current limiter pakai TLV431 dan IRLB4132. Soalnya ini lumayan menarik. Bisa beroperasi di tegangan rendah dan ga temprature dependent. Tantangannya sih TLV431 nya itu susah didapatkan di Indonesia

Ah benar juga ni. Buat tes kemampuan solar powerbank pasaran dengan panel suryanya yang kecil banget itu😆

Terimakasih telah berkunjung bang🤝

Terimakasih telah berkunjung Tadi buka puasa dirumah atau di surau bang?

Iya simbol tr nya salah😅 Sudah saya koreksi di akhir video

Ya betul Anda transistor C 945 jenisnya NPN simbolnya tanda panahnya keluar, dan apakah basis dan kolektornya digabung?

@@pakdhesakimun1084 iya, tr yang di skema sebelah kanan basis dan kolektor nya digabung. Fungsi tr tersebut adalah sebagai Vref (tegangan referensi) Saya sudah coba membuat vref menggunakan dioda tapi hasilnya ga stabil. Baru bisa stabil ketika saya coba pakai tr yang basis dan kolektornya digabung

Saya masih tergolong amatiran😅 Saya baru umur 20 Anda umur berapa?

@@110v4 aku 18 kak. Gaya jelasin kamu agak agak mirip sama salah satu TH-camr elektronik Btw aku juga pernah servis charger persis kayak gitu.

Iya maaf Untuk r sense saya rasa disini umum disebut r shunt. Baru tahu saya kalau ada yang menyebutnya resistor regulator Untuk IC sebagian orang memang menyebutnya chip dan sebaliknya chip juga sering disebut IC

@@110v4 trimakasih akhii