Tabuh Kreasi Pepanggulan
“Labuhan Agni”
Rasa emosi kian membuat diri Manusia merasa bahwa tak ada yang bisa melebihi dirinya. Panas, mudah terbakar, dan oksigen merupakan 3 unsur api yang digambarkan sebagai emosi dalam diri manusia. Semangat yang bergejolak, perasaan dendam dan asmara yang meluap-luap diiringi dengan penyucian, peleburan dan pencerahan sebagai simbol api sekaligus penggabungan dari ke-3 unsur api yang ada dalam diri Manusia. Api dapat menghancurkan, membinasakan, dan dapat pula membantu maupun membahagiakan kita dalam menjalani hidup, semua tergantung kemampuan kita mengolah dan menggunakannya karena apapun yang dilakukan tidak dapat lepas dari hukum sebab akibat.
Tabuh Kreasi Pepanggulan Labuhan Agni, Labuhan sebagai tempat/berlabuh, Agni dalam bahasa sansekerta yang berarti api, merupakan implementasi pemikiran yang didasari dari sebuah tempat suci (pura) yang berada di Desa Ungasan, pura tersebut bernama Labuh Api. Labuhan Agni merupakan rangsangan inspirasi dalam membentuk sebuah karya Tabuh Kreasi Pepanggulan, yang di ungkapkan melalui media ungkap Gamelan Gong Kebyar dengan masih berpijak pada patron-patron tradisi dan teknik-teknik pola permainan seperti ubit-ubitan, norot, neliti, dan megending yang di ornamentasi sesuai dengan perkembangan masa kini, sehingga terciptanya karya ini mampu memunculkan nuansa baru dalam perkembangan Seni Karawitan khususnya di Bali.
Penata Karawitan : I Kadek Bayu wedanta
Pendukung Karya : Seniman Muda Desa Ungasan & Komunitas Seni Simple Art